Jakarta, INDONEWS.ID - Pemerhati Kebijakan Publik yang juga Aktivis Pergerakan 77-78, Ir. Syafril Sjofyan dalam zonasatunews.com menulis artikel dengan judul “Rizal Ramli dan Tera Korupsi Rp349 di Kemenkeu”.
Dalam artikel tersebut penulis antara lain menulis jika waktu itu Wapres JK menuruti keinginan SBY dan menyetujui RR (Rizal Ramli) menjadi Menkeu, maka tidak akan ada cerita kasus Century 6,7 triliun yang “melibatkan” SMI. Begitu juga “jika” Jokowi tidak menjadikan SMI jadi Menkeu dua periode, maka tidak akan ada cerita pencucian uang 349 triliun di Kemenkeu serta tidak akan ada teraproyek IKN dengan UU yang “dipaksakan”, menjadi mangkrak karena lingkungannya tidak mendukung.
Kembali Sekjen FKP2B ini menulis, ekonom senior DR Rizal Ramli merupakan sosok yang kritiknya selalu sangat tajam, bersih, berani dan jujur.
“Hanya tindakan pengecut dari para BuzzerRp dan InfluenceRp sewaan yang membully RR dengan kata-kata tak pantas dan merendahkan melalui sosmed yang bisa dilakukan oleh mereka yang tidak menyukai kejujuran RR dan keberpihakannya terhadap rakyat,” tulisnya.
Selanjutnya penulis bercerita tentang aksi JK yang menolak RR ketika hendak dicalonkan oleh Presiden SBY menjadi Menko Perekonomian.
“Tadinya saya ragu-ragu kebenaran cerita Jusuf Kalla. Ketika SBY dan JK sebagai pasangannya memenangkan Pilpres. SBY ingin mengangkat Rizal Ramli menjadi Menko Perekonomian. JK menolak karena dia punya calon ARB yang ikut membiayai kampanye. Lalu ketika SBY mencalonkan RR untuk Menteri Keuangan. JK juga menolak,” tulisnya.
Sang penulis juga kemudian mempertanyakan mengapa para pejabat tinggi di Kementerian Keuangan “menyukai” SMI sebagai Menteri Keuangan “abadi” dan tidak menyukai Rizal Ramli.
Padahal, katanya, Sri Mulyani ternyata sangat lemah dalam pengawasan terhadap bawahan. Berikunya, SMI juga sangat “care” terhadap para pengusaha besar dan orang kaya. SMI misalnya berkali-kali melakukan pengampunan pajak.
SMI selalu dipuji lembaga “penghutang” sebagai Menkeu terbaik, karena memberi bunga utang yang tinggi. Malah Menkeu negara-negara maju yang sukses membawa kesejahteraan bagi rakyatnya, seperti Bang RR – sapaan Rizal Ramli - tidak pernah mendapatkan pujian.
Kini, katanya, nasi telah menjadi bubur. Indonesia terjebak utang jangka panjang. Banyak infrastruktur yang tergadaikan dan kekayaan negara dijual murah, sementara korupsi jalan terus dan semakin besar.
Mengutip pernyataan Said Didu, Indonesia tidak saja disandera oleh kasus 349 triliun tapi ribuan triliun. “Satu lagi TeraProyek yang akan jadi ‘bancakan’ adalah IKN. Ibu Kota Baru-nya Jokowi,” tulisnya. ***