INDONEWS.ID

  • Minggu, 28/05/2023 16:45 WIB
  • Pidato Bung Karno di PBB sebagai Memory of the World, pengakuan dunia atas nilai-nilai universal Pancasila

  • Oleh :
    • luska
Pidato Bung Karno di PBB sebagai Memory of the World, pengakuan dunia atas nilai-nilai universal Pancasila

Jakarta, INDONEWS ID - Kabar baik untuk Indonesia datang dari Markas Besar UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) di Paris. Sidang Dewan Eksekutif UNESCO ke-216 pada 10-24 Mei 2023 telah menetapkan pidato Bung Karno di PBB berjudul “To Build the World a New” , 30 September 1960, sebagai  Warisan Dokumenter Dunia (Memory of the World). Disamping pidato Bung Karno di PBB tsb.,  UNESCO juga menetapkan arsip Pertemuan Pertama Gerakan Non Blok sebagai Memory of the World, yang diusulkan oleh 5 negara yaitu Aljazair, Mesir, India, Indonesia, dan Serbia. Dengan ditetapkannya pidato Bung Karno sebagai Memory of the World publik internasional akan menjadi lebih mudah mengakses teks pidato itu sebagai referensi untuk pengembangan studi terkait bidang tugas UNESCO.

Dewan Pakar BPIP (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila) Bidang Strategi Hubungan Luar Negeri, Dr. Darmansjah Djumala, MA, menunjukkan rasa bangga dan terharunya atas pengakuan badan PBB tsb. Dikatakannya  bahwa pidato Bung Karno di PBB itu merupakan moment yang sangat bersejarah, tidak saja bagi Indonesia tetapi juga bagi dunia.

Baca juga : Luar Biasa! Pidato Bung Karno Ditetapkan UNESCO sebagai Memori Dunia

Diungkapkan oleh Dr. Djumala, yang saat ini juga menjabat sebagai Direktur Eksekutif PSP (Pusat Studi Pancasila), Universitas Pancasila, bahwa di dalam pidatonya di PBB itu Bung Karno untuk pertama kali memperkenalkan Pancasila sebagai dasar dan ideologi Negara Indonesia. Pidato itu membawa signifikansi sejarah (historical significance) tersendiri karena disampaikan ketika dunia terbelah oleh rivalitas ideologis antara dua super power saat itu, Amerika Serikat dan Uni Soviet. Ketika dunia berkonflik dan terlibat perang berlatar ideologis, Bung Karno menawarkan “jalan ketiga” untuk memelihara perdamaian dunia, yaitu Pancasila. Dikatakan oleh Bung Karno, ideologi yang dibawa oleh kedua super power justru menjerumuskan dunia dalam kecamuk perang. Pancasila justru membawa pesan perdamaian, karena Pancasila adalah ideologi perdamaian yang terefleksi dalam sila-silanya.

Dalam pandangan Dubes Djumala, yang pernah bertugas sebagai Duta Besar RI untuk Austria dan PBB di Wina, keputusan  UNESCO atas pidato Bung Karno di PBB sebagai Memory of the World merupakan pengakuan dunia bahwa Pancasila mengandung nilai-nilai unversal. Sebab, beberapa sila di dalam Pancasila ada juga bersesuaian dengan nilai, ajaran  dan ideologi yang dianut oleh negara lain.  Pada titik inilah, kata Dubes Djumala, Pancasila mampu menjadi “jembatan nilai” bagi pihak-pihak yang berseteru. Justru di tengah dunia yang mengalami konflik berlatar etnik, suku dan agama, Pancasila yang berintikan nilai musyawarah, gotong royong, moderasi dan toleransi dapat menawarkan mediasi. “Dengan nilai universalnya, Pancasila bisa digunakan Indonesia dalam kiprah diplomasinya, terutama dalam mediasi negara-negara yang berkonflik karena alasan ras, suku, etnik dan agama”, tutup Dubes Djumala.

Baca juga : 75 Tahun Setelah Pidato Bung Karno, Indonesia Masih Pertahankan Hukuman Mati


 

Artikel Terkait
Luar Biasa! Pidato Bung Karno Ditetapkan UNESCO sebagai Memori Dunia
75 Tahun Setelah Pidato Bung Karno, Indonesia Masih Pertahankan Hukuman Mati
Artikel Terkini
Gelar HUT ke-19, PaSKI Punya Tanggung Jawab Lahirkan Pelawak-pelawak Baru
Ardy Mbalembout Masuk Top 5 Cagub Potensial NTT 2024-2029
Kemendagri Dorong Konsistensi Penerapan Standar Pelayanan Minimal di Lingkungan Pemerintah Daerah
Kisah AO PNM Mekaar, Keluar Zona Nyaman untuk Beri Kenyamanan Keluarga
Paskah 2024, ASN DKI Jakarta Berwisata Bersama 500 Anak Panti Asuhan
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas