Jakarta, INDONEWS.ID - Peta perpolitikan di dalam negeri semakin dinamis dan menarik.
Kemarin, Minggu (13/8/2023) dua partai politik memutuskan bekerja sama dengan Partai Gerindra. Kedua partai ini mengikuti langkah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang telah lebih dahulu menjalin kerja sama dengan partai besutan Prabowo Subianto tersebut.
Kedua parpol tersebut yakni Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN).
Sejauh ini ada tiga poros koalisi yang terbentuk setelah penggabungan kedua parpol tersebut. Pertama, PDI Perjuangan, bersama PPP, Perindo dan Partai Hanura yang mencalonkan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden.
Kedua, Gerindra, PKB, Golkar dan PAN dengan Prabowo sebagai capres. Dan ketiga, Partai NasDem, Demokrat dan PKS yang sejak awal mencalonkan Anies Baswedan sebagai capres.
Dengan bergabungnya kedua partai tersebut maka semua parpol telah memenuhi ambang batas pemilihan presiden (presidential threshold). Kini, yang tersisa adalah penentuan terhadap bakal calon wakil presiden dari ketiga poros yang terbentuk.
Bergabungnya Golkar dan PAN ke poros Gerindra membuat PPP memiliki peluang besar dalam memuluskan Sandiaga Uno sebagai calon wakil presiden, berpasangan dengan Ganjar Pranowo.
Juru bicara pribadi bidang "Sport Tourism" (wisata olahraga) Sandiaga S.Uno, Isyak Meirobie mengatakan, bergabungnya Golkar dan PAN ke Partai Gerindra tentu sangat dihormati sebagai kedaulatan masing-masing partai.
“Terkait dengan bergabungnya Golkar dan PAN ke Pak Prabowo tentu sangat dihormati sebagai kedaulatan partai masing masing dalam menentukan pilihan. Sebagai sosok yang terbiasa bekerja dengan all out, maka keputusan terkait cawapres Ganjar nantinya telah diserahkan kepada pimpinan partai politik dalam hal ini Ibu Hj. Megawati Soekarnoputri dan Ketum-Ketum Partai yang telah bekerja sama sebelumnya untuk mengusung mas Ganjar Pranowo,” ujarnya melalui pesan pribadi pada Senin (14/8).
Isyak yang juga Wakil Bupati Belitung itu mengatakan, kunci dalam sebuah proses dan pesta demokrasi adalah suara rakyat.
“Memang parpol adalah cerminan suara rakyat dalam pemilu, namun suara paling berdaulat dalam pilpres 2024 tidaklah linear atau akan sama persis dengan jumlah perolehan suara legislatif di 2019 yang lalu. Walau kita mengenal efek ekor jas karena pemilu legislatif serentak dengan pilpres,” ujarnya.
Ketua Umum DPP Asosiasi Wisata Olahraga dan Minat Khusus Indonesia (ISSITA) yang baru saja dilantik oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga S.Uno pada Senin (31/7) itu mengatakan, pilpres 2024 akan lebih mencerminkan suara masyarakat terhadap sosok dan profil pemimpin mereka di masa 2024-2029. Pasalnya, sosok dan track record yang dicatat rakyat akan menjadi penentu pilihan mereka.
Namun, katanya, Sandiaga Uno senantiasa terus bekerja mengakselerasi kebangkitan ekonomi masyarakat dari pulau ke pulau, desa ke desa, serta memastikan masyarakat tetap bersemangat dalam mengakses sembako murah, mencari pekerjaan mudah serta semakin barokah.
“Fokus ini tentu akan menjadi kekuatan alamiah karena mas Sandi bekerja dengan keras, cerdas, tuntas dan ikhlas,” ujarnya.
“Sekali lagi Mas Sandi akan senantiasa fokus bekerja mempercepat program pembangunan dan ekonomi rakyat,” pungkasnya. ***