INDONEWS.ID

  • Rabu, 06/09/2023 10:19 WIB
  • Presiden Joko Widodo: ASEAN Harus Bekerja Lebih Keras, Kompak, Berani, dan Gesit Untuk Menjadi Pusat Pertumbuhan

  • Oleh :
    • Rikard Djegadut
Presiden Joko Widodo: ASEAN Harus Bekerja Lebih Keras, Kompak, Berani, dan Gesit Untuk Menjadi Pusat Pertumbuhan

Jakarta, INDONEWS.ID - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo pada hari Selasa (5/09) memimpin Sidang Pleno Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-43 di Balai Sidang Jakarta Convention Center. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto turut mendampingi Presiden Joko Widodo pada kesempatan tersebut. Sidang Pleno dihadiri oleh para pemimpin negara anggota ASEAN kecuali Myanmar, dan secara khusus menyambut dua pemimpin baru negara anggota ASEAN yakni Perdana Menteri Kamboja Hun Manet dan Perdana Menteri Timor-Leste Xanana Gusmao.

Mengawali sesi Sidang Pleno, Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa tantangan geopolitik dan ekonomi dialami oleh seluruh dunia termasuk ASEAN, sehingga diperlukan kerja sama dan fondasi yang kuat untuk memperkokoh kesatuan dan sentralitas ASEAN dalam jangka panjang. “Arah ASEAN jelas, yakni menjadi epicentrum of growth. ASEAN punya modal besar untuk meraihnya. Namun, ASEAN juga harus mampu bekerja lebih keras, lebih kompak, lebih berani, dan lebih gesit,” ungkap Presiden Joko Widodo saat membuka Sidang Pleno KTT ke-43 ASEAN.

Baca juga : Presiden Jokowi Dorong Penguatan Integrasi Ekonomi, Percepatan Transisi Energi dan Transformasi Digital dalam KTT Khusus ASEAN-Australia

“ASEAN butuh strategi taktis jangka panjang yang relevan dan sesuai harapan rakyat, bukan hanya untuk 5 tahun ke depan, tapi 20 tahun sampai dengan 2045,” ujar Presiden Joko Widodo lebih jauh.

Kawasan ASEAN merupakan kawasan yang damai, stabil, dan sejahtera yang mulai muncul sebagai pemain penting dalam percaturan global. Posisi ASEAN saat ini juga menjadikannya menarik semakin banyak minat negara eksternal untuk bekerja sama. Namun demikian, penting bagi ASEAN untuk tetap menjaga kesatuan dan sentralitasnya, serta menjadikan kerja sama eksternal sebagai pelengkap dari kerja sama yang dimiliki oleh kawasan.

Baca juga : Jokowi Ungkap Misi Penting di Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN-Australia

“Walaupun harus berlayar di tengah badai, Pemimpin ASEAN perlu memastikan kapal ASEAN mampu terus melaju dan kita harus menjadi nahkoda di kapal sendiri untuk mewujudkan perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran bersama,” tegas Presiden Joko Widodo.

Berbagai inisiatif penguatan kesatuan dan sentralitas ASEAN dimanifestasikan melalui ASEAN Concord IV atau “Jakarta Declaration on ASEAN Matters: Epicentrum of Growth”.  Deklarasi ini merupakan panduan jangka menengah kawasan untuk menjadi dasar penyusunan Visi ASEAN 2045.  ASEAN Concord IV ini berisikan upaya-upaya ASEAN untuk menjadikannya sebagai ASEAN Matters dan Epicentrum of Growth serta implementasi dari ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP).

Baca juga : ASEAN Mulai Susun Rencana Strategis Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2026-2030 sebagai bagian dari Visi ASEAN 2045

Presiden Joko Widodo juga menyampaikan pandangannya bahwa ASEAN telah bekerja keras di tahun 2023 ini untuk meningkatkan kerja sama ekonomi kawasan yang dilakukan melalui pengembangan ekonomi hijau, ekonomi biru, ketahanan pangan, dan penggunaan mata uang lokal dalam transaksi.

Para pemimpin negara anggota ASEAN turut menyampaikan apresiasi dan dukungannya terhadap inisiatif-inisiatif ekonomi yang didorong Indonesia pada periode Keketuaannya, terutama mengenai peluncuran negosiasi ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA), pengembangan interkoneksi listrik kawasan, penyelesaian ASEAN Service Facilitation Framework (ASFF), dan penandatanganan protokol kedua untuk Amandemen ASEAN-Australia New Zealand Free Trade Agreement (AANZFTA). Para pemimpin negara ASEAN juga menekankan pentingnya upgrading ASEAN Trade in Goods Agreement (ATIGA) yang saat ini tengah berjalan dalam rangka meningkatkan perdagangan intra-kawasan.

Lebih lanjut Presiden Joko Widodo menekankan pentingnya penguatan kelembagaan dan inklusivitas ASEAN agar berdampak terhadap masyarakat. Dengan demikian, kerja sama dengan pendekatan ekonomi dan pembangunan bersama perlu didorong dalam berbagai fora kawasan lainnya. Di sisi lain, pendekatan ekonomi dan pembangunan melalui ASEAN Indo-Pacific Forum (AIPIF) diharapkan akan senantiasa berdampak bagi rakyat dan dunia.

“ASEAN sebagai bagian dari kawasan Indo-Pasifik terus konsisten untuk bekerja keras melalui pendekatan inklusif, yakni kerja sama Sekretariat ASEAN dengan Sekretariat Pacific Island Forum (PIF) dan Indian Ocean Rim Association (IORA),” ujar Presiden Joko Widodo. 

Melalui pertemuan ini para pemimpin negara anggota ASEAN juga mencatat Visi ASEAN 2045 yang telah disahkan dalam pertemuan sebelumnya yaitu ASEAN Coordinating Council. Visi ASEAN 2045 telah mencakup masukan dari Pilar Ekonomi yang disusun oleh High-Level Task Force on ASEAN Economic Integration (HLTF-EI) yang dikoordinasikan oleh Kemenko Perekonomian. Visi ASEAN 2045 beserta dokumen pendukungnya akan diadopsi oleh para Pemimpin ASEAN pada tahun 2025, untuk menggantikan Visi ASEAN 2025 yang diadopsi pada tahun 2015 lalu. 

Artikel Terkait
Presiden Jokowi Dorong Penguatan Integrasi Ekonomi, Percepatan Transisi Energi dan Transformasi Digital dalam KTT Khusus ASEAN-Australia
Jokowi Ungkap Misi Penting di Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN-Australia
ASEAN Mulai Susun Rencana Strategis Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2026-2030 sebagai bagian dari Visi ASEAN 2045
Artikel Terkini
Hari ini Pengurus FOKBI Gelar Silaturahmi Jelang Musda di Jakarta
Pemred indonews.id Hadiri Halal Bi Halal di Kediaman Laksamana Purn Ade Supandi
Menikah di Balai Sarwono, Bregas Ingin Merasakan Atmosfer Adat Jawa yang Kental
Pelepasan 247 Calon Siswa Bintara Bakomsos dan Tamtama Polri Terpadu Tahun Angkatan 2024
Wujudkan Kemandirian Daerah, Kepala BSKDN Dorong Proyek Perubahan Jadi Inovasi
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas