Oleh Zaenal Abidin
Jakarta, INDONEWS.ID - Berawal dari Cristiano Ronaldo, gara gara dia semua pada ikut nyusul. Ngapain capek capek berebut bola sampai cidera tetapi uang yang terkumpul di hari tua tidak akan membuatmu jadi Sultan.
Jadi alasan utama para pemain top dunia ke Arab Saudi melulu demi duit bukan prestasi. Bayangkan untuk belanja pemain saja Saudi nyiapkan fulus sampai 1500 triliun rupiah.
Tetapi Saudi Arabia tidak tolol tolol banget soal fulus dan investasi. Urusan pencitraan dan investasi akal bulus Arab sudah mendarah daging ,tidak semua orang di gaji mahal. Tanyakan saja pada TKW kalau tidak percaya.
Walaupun duit mereka banyak dari hasil minyak yang sedang meroket gara gara perang Ukraina dan Rusia. Dan dua kota suci umat islam, Mekah dan Madina yang per tahun dikunjungi puluhan juta umat dari seluruh dunia.
Belum lagi pendistribusian kekayaannya hanya muter di keluarga kerajaan, tidak menyebar seperti Indonesia apalagi Amerika, makin kaya saja keluarga kerajaan
Sebelum Saudi, liga bola di China juga pernah jadi magnet pemain top dunia, entah apa yang terjadi liga di China yang diisi pemain pemain top dunia pun ambruk, dan para pemain nya pulang kampung lagi ke Amerika Latin dan Eropa.
Liga sepak bola Saudi Arabia apa akan bernasib seperti saudara nya di China, waallahu allam alias masa bodo kata Neymar, EGP emang gue pikirin. Selesai 2 tahun main di Arab gue pulang ke Brazil sudah jadi seorang Sultan.