INDONEWS.ID

  • Rabu, 11/10/2023 14:50 WIB
  • HSBC Summit 2023: Menko Airlangga Tekankan Fasilitasi UMKM dan Penyediaan Lapangan Kerja untuk Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi

  • Oleh :
    • luska
HSBC Summit 2023: Menko Airlangga Tekankan Fasilitasi UMKM dan Penyediaan Lapangan Kerja untuk Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi

Jakarta, INDONEWS.ID - Indonesia berhasil mempertahankan performa positif pertumbuhan ekonomi dengan berada di atas 5% selama tujuh kuartal terakhir secara berturut-turut, bahkan inflasi di September 2023 juga tercatat rendah di 2,28% (yoy). Hal ini menunjukkan fundamental ekonomi 
Indonesia yang solid, terutama dalam konteks perlambatan pertumbuhan ekonomi global
yang diproyeksikan IMF untuk tahun 2023 menjadi 2,9% dari proyeksi sebelumnya sebesar 
3,0%.

Pemerintah juga telah menjadikan visi Indonesia Emas 2045 sebagai pilar utama dalam upaya 
mencapai keberlanjutan ekonomi yang kuat.

Baca juga : Bertemu Menteri Perdagangan Inggris, Menko Airlangga Perkuat Kerjasama Ekonomi dan Perdagangan

Pencapaian PDB ditargetkan hingga USD9.8 
triliun pada tahun 2045, sehingga Indonesia akan menjadi salah satu dari lima negara dengan 
PDB teratas di dunia. Selain itu, PDB per kapita diharapkan akan mencapai USD30,300 yang 
sekaligus menandakan komitmen untuk mencapai tingkat kesejahteraan yang tinggi bagi 
setiap warga negara. 

“Kita prediksi Indonesia pertumbuhan ekonomi yang bisa di-maintained di 5-5,5% maka kita punya pertumbuhan income per kapita tahun 2024 bisa mencapai USD5,500, hari ini USD4,700, kemudian kita akan mencapai USD10,000,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat memberikan opening speech mewakili Presiden Joko Widodo dalam rangkaian acara HSBC Summit 2023 di Jakarta, Rabu (11/10).

Baca juga : Menko Airlangga Dorong Penguatan Pasar Tenaga Kerja Bagi Kaum Muda pada WEF Special Meeting

Dalam kesempatan tersebut, Menko Airlangga menyampaikan pandangan tentang kondisi 
ekonomi Indonesia dan upaya menuju visi Indonesia Emas 2045 dalam menjadikan Indonesia sebagai Negara Kepulauan yang Berdaulat, Maju, dan Berkelanjutan. Diperlukan pendekatan transformatif dengan target pertumbuhan ekonomi sebesar 6-7% serta didukung stabilitas makroekonomi dan keuangan.

Selain itu, Indonesia juga membutuhkan transformasi ekonomi yang komprehensif termasuk
peningkatan sumber daya manusia dan produktivitas hingga perbaikan tata kelola institusi. 
Diperlukan juga optimalisasi potensi momentum bonus demografi yang akan mencapai puncaknya pada tahun 2030 untuk menghasilkan output ekonomi yang lebih tinggi.

Baca juga : Terinspirasi Langkah Indonesia, Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Pemerintah juga terus mendorong agar pelaku usaha dapat beradaptasi dan berinovasi agar 
tetap relevan dalam menghadapi era digital dan Revolusi Industri 4.0 saat ini.

Menko Airlangga menjelaskan bahwa transformasi ekonomi juga harus mencakup hilirisasi, yang menjadi kunci untuk meningkatkan nilai tambah dalam ekspor. Lebih jauh, selain memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, Indonesia juga telah menjadi negara produsen nikel nomor satu dunia dengan mencatatkan ekspor komoditas nikel mencapai USD33.81 miliar pada tahun 2022.

Guna meningkatkan daya saing di panggung global, Indonesia juga terlibat aktif dalam berbagai forum internasional termasuk dengan mendorong competitiveness di ASEAN. Lebih lanjut, Indonesia juga tengah dalam proses untuk bergabung dengan Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) guna mempercepat transformasi menjadi negara maju.

“Saya berharap bahwa HSBC bisa terus memfasilitasi para pengusaha termasuk Small and 
Medium Enterprises karena itu menjadi yang terpenting untuk employment. Kedua, membawa 
lebih banyak lagi investor ke Indonesia karena investor atau investasi adalah meng-create jobs, dan jobs itu adalah salah satu yang paling penting yang diperlukan agar ekonomi dapat tumbuh dan secara politik akan stabil,” tutur Menko Airlangga.

Menanggapi pertanyaan dalam sesi doorstop terkait menguatnya mata uang Dollar Amerika Serikat saat ini, Menko Airlangga mengajak masyarakat untuk terus menjaga fundamental perekonomian Indonesia.

“Isunya US Dollar kuat terhadap berbagai currency termasuk Jepang. Jadi kita tenang-tenang saja, yang penting kita jaga fundamental kita dengan baik," ujar Menko Airlangga.

Menko Airlangga juga mengungkapkan ke awak media bahwa untuk mencapai pertumbuhan 
yang diharapkan, Indonesia sendiri membutuhkan kenaikan kontribusi industri dari 18% ke 25% sehingga Revolusi Industri ke-4 menjadi penting.

Indonesia juga terus mendorong supply chain dan implementasi Devisa Hasil Ekspor agar buffer perekonomian Indonesia menjadi 
lebih kuat. 

“Kalau Indonesia dan ASEAN kan salah satu regional yang dalam 20 tahun terakhir stabil. 
Dan Indonesia optimis karena stability harus bergeser epicentrum-nya ke Indo-pasifik atau ke 
ASEAN,” pungkas Menko Airlangga.

Turut hadir dalam acara tersebut diantaranya yakni Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmojo, Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto, Staf Ahli Bidang Jasa Keuangan dan Pasar Modal Kementerian Keuangan Arief Wibisono, Sekretaris Menteri PPN Taufik Hanafi, CEO PT Bank HSBC Indonesia Francois de Maricourt, serta sejumlah perwakilan dari BKPM, World Bank, KADIN, dan PLN.

Artikel Terkait
Bertemu Menteri Perdagangan Inggris, Menko Airlangga Perkuat Kerjasama Ekonomi dan Perdagangan
Menko Airlangga Dorong Penguatan Pasar Tenaga Kerja Bagi Kaum Muda pada WEF Special Meeting
Terinspirasi Langkah Indonesia, Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR
Artikel Terkini
Pj Bupati Maybrat Kunjungi Batalyon SATGAS YONIF 133/Yudha Sakti di Susumuk
Peringatan Hari Pendidikan Nasional 2024 di SMP Negeri 1 Ayawasi
Plh Dirjen Polpum Pimpin Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional di Lingkup Kemendagri dan BNPP
PTPN IV Regional 4 Salurkan 94 Bantuan Stunting di Muara Bulian
Feby Longgo, Ketua Kelompok Mekaar Merasa Beruntung Usaha Semakin Maju Dan Bisa Membantu Sesama
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas