INDONEWS.ID

  • Selasa, 31/10/2023 21:29 WIB
  • Dubes Djumala: Pencurian alumni bea-siswa Bahasa Indonesia oleh Malaysia harus ditegur keras

  • Oleh :
    • luska
Dubes Djumala: Pencurian alumni bea-siswa Bahasa Indonesia oleh Malaysia harus ditegur keras

Jakarta, INDONEWS.ID -“Pencurian alumni bea-siswa Bahasa Indonesia oleh Malaysia sungguh tindakan diplomasi culas dan tidak bersahabat. Praktik diplomasi culas seperti ini tidak boleh dibiarkan. Para diplomat dan Dubes Indonesia di negara akreditasi harus berani tunjukkan sikap tegas terukur kepada Kedubes Malaysia jika mereka kedapatan memanfaatkan alumni Dharmasiswa dan BIPA untuk kepentingan diplomasi budaya mereka”, demikian tegas Dubes Djumala saat menjadi pembicara tunggal di sub-tema “Internasionalisasi dan Diplomasi  Bahasa Indonesia” di Kongres Bahasa Indonesia  XII, 26-28 Oktober.

KBI yang diselenggarakan limatahunan itu membahas beragam tema terkait bahasa dan sastra Indonesia dengan menghadirkan pakar di bidangnya. Dubes Djumala memberikan paparan khusus terkait diplomasi Bahasa Indonesia yang dilakukan oleh Kemendikbud di puluhan negara sahabat. 

Baca juga : Dewan Pakar BPIP, Dubes Djumala: Toleransi berwajah sosial-kemanusiaan kunci kerukunan beragama

Dalam paparannya lebih jauh Dubes Djumala, yang saat ini bertugas sebagai Dewan Pakar BPIP Bidang Strategi Hubungan Luar Negeri, menyampaikan bahwa dalam teori Hubungan Internasional dan diplomasi, bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu bangsa (unifying factor) merupakan elemen  soft power diplomacy Indonesia. Di tengah dunia yang sedang dilanda perpecahan internal di sejumlah negara akibat sentimen suku, etnik, ras, dan agama, nilai pemersatu yang diemban oleh bahasa Indonesia dalam menyatukan sebuah bangsa yang besar menjadi relevan.

Ada dua program Kemendikbud dalam diplomasi bahasa, yaitu  Dharmasiswa dan BIPA (Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing). Bekerja sama dengan KBRI dan KJRI, program Dharmasiswa dan BIPA telah menghasilkan ratusan alumni yang tersebar di puluhan negara.  

Baca juga : PSP Universitas Pancasila Apresiasi Inisiatif Kota Semarang Jadi Pionir Penggunaan Buku Ajar Pancasila

Dari pengalamannya sebagai diplomat dan dutabesar di beberapa negara, Dubes Djumala mengungkapkan kenyataan pahit:   para alumni Dharmasiswa dan BIPA ini justru “dicuri” oleh negeri jiran, Malaysia. 

“Mereka memanfaatkan para alumni beasiswa Indonesia untuk kepentingan diplomasi budayanya.  Bahkan dalam beberapa kasus, ada yang diundang ke Malaysia untuk ikut lomba pidato dalam bahasa Melayu (padahal para alumni itu hanya bisa bahasa Indonesia, yang tentu beda dengan bahasa Melayu)” ungkap Dubes Djumala.  

Baca juga : Dewan Pakar BPIP, Dubes Djumala: Bantuan Kemanusiaan untuk Myanmar wujud Diplomasi Pancasila

Untuk mengatasi masalah ini, Dubes Djumala, yang pernah bertugas sebagai Dubes di Austria dan PBB serta di Polandia, menyarankan Kemendikbud dan Kemlu untuk mengambil langkah-langkah preventif. Pertama, Indonesia harus “memelihara apa yang sudah ditanam” agar pengetahuan dan ketrampilan para alumni berbahasa Indonesia tidak hilang. Jika mereka tidak “dipelihara” oleh Indonesia setelah “ditanam”, maka buahnya “dipetik” Malaysia. Kedua, diplomat dan Dubes Indonesia harus berani tunjukkan sikap tegas terukur kepada Kedubes Malaysia jika mereka kedapatan memanfaatkan alumni Dharmasiswa dan BIPA. Ketiga, para alumni Dharmasiswa dan BIPA  harus dihimpun dalam sebuah asosiasi persahabatan yang difasilitasi oleh KBRI/KJRI. Melalui asosiasi persahabatan interaksi antara para alumni dan Indonesia tetap terjaga.

Mereka bisa diajak untuk berkolaborasi dalam kegiatan diplomasi budaya yang diselenggarakan oleh KBRI/KJRI.

”Dengan terbinanya hubungan baik dengan para alumni Dharmasiswa dan BIPA, diplomasi bahasa Indonesia dapat mencapai misi utama diplomasi budaya: memperat persahabatan dengan negara akreditasi” simpul Dubes Djumala.

Artikel Terkait
Dewan Pakar BPIP, Dubes Djumala: Toleransi berwajah sosial-kemanusiaan kunci kerukunan beragama
PSP Universitas Pancasila Apresiasi Inisiatif Kota Semarang Jadi Pionir Penggunaan Buku Ajar Pancasila
Dewan Pakar BPIP, Dubes Djumala: Bantuan Kemanusiaan untuk Myanmar wujud Diplomasi Pancasila
Artikel Terkini
Masa Depan Pendidikan Era Digital, Tingkatkan Literasi dan Manfaatkan Teknologi
Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Salah Satu Tertinggi di Kawasan Asia Tenggara
Sekjen FAMARA: Tangkap Provokator Penyerangan Mahasiswa yang Sedang Berdoa di Serpong
Mahasiswa Katolik Tangsel Dianiaya, Astra Tandang Harap Semua Pihak Tidak Terprovokasi
Pj Bupati Maybrat Hadiri Musrenbangnas 2024
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas