indonews

indonews.id

Akhir Perjalanan Budi Arie Setiadi di Kabinet: dari Aktivis Kampus, Relawan Jokowi hingga Menteri

Senin, 8 September 2025, halaman Istana Negara menjadi saksi pergeseran kursi kekuasaan. Presiden Prabowo Subianto melantik Ferry Joko Juliantono sebagai Menteri Koperasi, menggantikan Budi Arie Setiadi. Pelantikan itu menandai akhir perjalanan singkat Budi Arie di Kabinet Merah Putih, setelah kurang lebih sebelas bulan menjabat.

Reporter: Rikard Djegadut
Redaktur: Rikard Djegadut

 

Jakarta, INDONEWS.ID – Senin, 8 September 2025, halaman Istana Negara menjadi saksi pergeseran kursi kekuasaan. Presiden Prabowo Subianto melantik Ferry Joko Juliantono sebagai Menteri Koperasi, menggantikan Budi Arie Setiadi. Pelantikan itu menandai akhir perjalanan singkat Budi Arie di Kabinet Merah Putih, setelah kurang lebih sebelas bulan menjabat.

Budi Arie bukanlah nama asing di panggung politik nasional. Lahir pada 20 April 1969, ia dikenal sebagai pendiri sekaligus Ketua Umum Projo, organisasi relawan yang menjadi salah satu kekuatan darat terbesar pendukung Joko Widodo. Namun jauh sebelum itu, kiprah politiknya ditempa di dunia kampus.

Di Universitas Indonesia, Budi Arie tercatat aktif sebagai Ketua BPM FISIP UI 1994 dan Presidium Senat Mahasiswa UI 1994/1995. Ia mendirikan Forum Studi Mahasiswa (FSM) UI, Kelompok Pembela Mahasiswa (KPM) UI, hingga terlibat dalam pers mahasiswa sebagai Redaktur Pelaksana Suara Mahasiswa UI. Jejaknya terus berlanjut di jejaring alumni, dengan menjabat Ketua ILUNI FISIP UI Jakarta (1998–2001), serta mendirikan Gerakan Sarjana Jakarta (GSJ) dan Masyarakat Profesional Indonesia (MPI).

Selepas kampus, karier politik Budi berlanjut lewat PDI Perjuangan, pernah menjabat Kepala Balitbang PDI-P DKI Jakarta (2005–2010) dan Wakil Ketua DPD PDI-P DKI Jakarta. Puncaknya, pada Agustus 2013 ia mendirikan Projo, yang kemudian menjadi mesin relawan penting dalam dua kemenangan Jokowi di Pilpres 2014 dan 2019.

Dari Wamendes hingga Menteri

Karier pemerintahan Budi Arie mulai menguat ketika Jokowi menunjuknya sebagai Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. Lalu pada Juli 2023, ia didapuk sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) menggantikan Johnny G. Plate yang tersandung kasus korupsi BTS.

Namun, jabatan itu tak lepas dari bayang-bayang kontroversi. Namanya ikut disebut dalam dakwaan kasus dugaan praktik “penjagaan” situs judi online (judol) di Kemenkominfo. Jaksa menyebut Budi diduga menerima jatah dari pungutan pengelolaan situs, meski tuduhan itu belum pernah terkonfirmasi secara hukum. Budi Arie hanya berkomentar singkat, “Gusti Allah mboten sare. Tuhan tidak pernah tidur,” saat ditanya soal tudingan tersebut.

Setelah masa tugas di Kominfo, Budi Arie kembali mendapat kepercayaan sebagai Menteri Koperasi di Kabinet Merah Putih bentukan Presiden Prabowo Subianto. Tapi, jabatan itu hanya bertahan sebelas bulan, sebelum reshuffle jilid II menempatkan Ferry Joko Juliantono sebagai penggantinya.

Warisan Seorang Relawan

Budi Arie barangkali akan lebih dikenang bukan karena jabatan menteri yang relatif singkat, melainkan sebagai figur relawan yang menjembatani rakyat dengan Jokowi. Projo yang ia dirikan tetap menjadi salah satu organisasi relawan paling berpengaruh di Indonesia.

Kini, selepas kursinya di kabinet, perjalanan Budi Arie memasuki babak baru. Sejarah politik mencatat dirinya sebagai aktivis kampus, organisator ulung, relawan militan, sekaligus pejabat yang tak lepas dari sorotan publik.

Apakah ia akan kembali ke gelanggang politik atau memilih jalan lain? Satu hal yang pasti, Budi Arie Setiadi sudah menorehkan jejak panjang dalam dinamika politik Indonesia pascareformasi.

© 2025 indonews.id.
All Right Reserved
Atas