Jakarta, INDONEWS.ID - Masyarakat di Kecamatan Galela Kabupaten Halmahera Utara (Halut) menyerahkan empat pucuk senjata kepada Kodim 1508/Tobelo.
Keempat senjata api tersebut jenis senjata Mesin Berat (SMB) kaliber 12,7 mm, selain itu warga juga menyerahkan satu buah granat standar dan 15 Munisi Kaliber 12,7 mm.
"Melalui sosialisai dan pendekatan yang kami lakukan kepada masyarakat tentang bahaya serta konsekuensi hukum memiliki dan menyimpan senjata api dan bahan peledak ilegal, masyarakat dengan kesadaran dan sukarela menyerahkannya kepada kami", ujar Dandim 1508/Tobelo Letkol Arh Herwin Budi Saputra.
Herwin menjelaskan kesadaran masyarakat setempat untuk menyerahkan senjata api tersebut berkat kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) dan operasi teritorial yang dilaksanakan selama pelaksaan TMMD di Provinsi Maluku Utara yang dibuka pada tanggal 12 Juli 2017 dan melibatkan tiga satuan setingkat kompi (SSK).
Prajurit TNI yang terlibat operasi teritorial secara terbatas melakukan sosialisasi dan pendekatan kepada masyarakat agar dapat menangkal kelompok-kelompok tertentu yang ingin merusak keamanan atau menjadikan Halut sebagai tempat Iddad/pelatihan teroris serta membentengi diri dari ancaman pihak lain mengingat bahwa di Galela dan Tobelo pernah terlibat Konflik Sosial bernuansa SARA.
Ditambahkan Dandim Tobela, melalui sosialisasi dan pendekatan yang dilaksanakan oleh para prajurit, akhirnya masyarakat yang masih memiliki dan menyimpan senjata sisa konflik 1999 secara sukarela menyerahkannya.
Senjata dan Muhandak tersebut merupakan peninggalan perang dunia kedua, namun saat konflik tahun 1999 di Galela dan Tobelo senjata tersebut juga digunakan oleh kelompok tertentu dan sampai saat ini senjata tersebut masih berfungi baik.
" Operasi teritorial (Opster) yang baru dibuka beberapa hari yg lalu telah memberikan pengaruh positif sehingga masyarakat dapat menyerahkan senjata secara sukarela. Bila senjata-senjata dan munisi tersebut tidak diserahkan kepada pihak keamanan tidak menutup kemungkin dapat dimanfaatkan oleh kelompok radikal," pungkas Dandim 1508/Tobelo. (Lka)