Jakarta, INDONEWS.ID – Berulangnya kampanye hitam yang memfitnah Anies-Sandi merupakan bentuk pelecehan terhadap hukum dan aparat penegak hukum. Demikian diungkapkan anggota DPD asal Jakarta, Fahira Idris.
Dalam keterangan persnya, Fahira mengatakan, dengan terulangnya aksi tersebut, menandakan para pelakunya tidak peduli tindakannya bisa membuat mereka berurusan dengan kepolisian.
“Kalau sudah berulang-ulang, artinya mereka menganggap diri mereka sudah di atas hukum dan yakin tidak akan tertangkap. Ini bentuk pelecehan,” kata Fahira di Jakarta, Rabu (5/4/2017).
Fahira menilai, dengan sering berulangnya kampanye hitam bisa jadi karena pelanggaran-pelanggaran sebelumnya tidak diusut tuntas. Sehingga, para pelaku semakin merajalela karena tidak ada efek jera.
Fahira menjelaskan, demokrasi tanpa penegakan hukum menurutnya tidak akan ada gunanya, karena akan melahirkan keresahan dan kekacuan di dalam masyarakat. “Mudah-mudahan saya keliru, tetapi amatan saya polisi kurang greget untuk mengungkap pidana pemilu ini, tidak seperti penanganan kasus lain, misalnya dugaan makar," terang Fahira.
Namun demikian, Fahira optimistis, polisi bisa mengungkap otak kampanye hitam tersebut sebelum hari pemungutan suara. "Karena semua bukti fisik sudah terpampang nyata,” ujarnya.(hdr)