INDONEWS.ID

  • Senin, 31/07/2017 22:41 WIB
  • Ungkap Kasus Novel, Pengamat: Biarkan Polisi Bekerja Profesional

  • Oleh :
    • Abdi Lisa
Ungkap Kasus Novel, Pengamat: Biarkan Polisi Bekerja Profesional
Jakarta, INDONEWS.ID - Kerja Polri dalam mengungkap pelaku penyerangan terhadap penyidik senior Komisi Pemberatasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan harus didukung berbagai pihak. Dukungan tersebut bisa dilakukan masyarakat atau pihak lain dalam bentuk memberikan informasi yang dapat digunakan sebagai petunjuk bagi Polri. Karena itu, jika ada pihak yang mempunyai informasi tetapi hanya mengutarakan kepada media massa justru akan menyulitkan kerja Polri. “Publik juga tidak perlu berimajinasi dengan teori-teori konspirasi, atau membuat dugaan-dugaan yang arahnya justru kontraproduktif. Biarkan Polri bekerja secara profesional dan menyelesaikan kasus ini dengan metode yang dapat dipertanggungjawabkan,” ujar pengamat intelijen Stanislaus Riyanta melalui siaran pers, di Jakarta, Senin (31/7/2017). Alumnus Pascasarjana Kajian Stratejik Intelijen Universitas Indonesia ini mengatakan, kasus penyerangan Novel ini tidak bisa dibandingkan dengan kasus-kasus lain, seperti kasus teror. Dalam kasus terkait teror, Polri bisa cepat mengungkap pelaku. Kecepatan ini didukung oleh motif pelaku teror yang ingin terkenal (kebutuhan eksistensi) sekaligus menyampaikan pesan kepada orang banyak. “Kebutuhan eksistensi inilah yang menyebabkan pelaku dan motif aksi lebih cepat diungkap,” kata Stanislaus. Sedangkan dalam kasus Novel, pesan yang disampaikan atau tujuan aksi yang dilakukan diduga hanya untuk Novel. Sang pelaku kemungkinan tidak mempunyai motif eksistensi, seperti dalam kasus teror. Sehingga pelaku merencanakan aksi dengan rapi dan teliti supaya tidak diketahu jatidiri dan motifnya. “Hal inilah yang membuat penanganan memerlukan waktu,” pungkas Stanislaus. Sebelumnya, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian dalam konferensi pers, merilis sketsa dua wajah pria yang diduga menyerang penyidik senior KPK, Novel Baswedan. Kapolri mengatakan sketsa dibuat berdasarkan gambaran saksi yang melihat orang mencurigakan di dekat Mesjid Al Ikhsan sekitar lima menit sebelum terjadinya penyerangan. “Kami duga dia pengendara sepeda motor,” ujar Kapolri dalam keterangan pers di Istana Kepresidenan, Senin (31/7/2017). Kapolri menyebutkan ciri-ciri fisik pelaku yaitu tinggi badan antara 167 cm hingga 170 cm, kulit agak hitam, rambut keriting dan badan ramping. Kapolri  juga mengatakan saat penyiraman air keras ke Novel, tak ada saksi yang meliat langsung. Dua perempuan yang berjalan dekat Novel usai sholat subuh tak melihat wajah penyerang. Mengenai sidik jari dalam cangkir yang sebelumnya berisi air keras yang disiram ke Novel, Kapolri mengatakan tak berhasil menemukannya. “Sidik jari tak ada atau tak ditemukan dalam botol atau gelas itu,” kata Kapolri. “Saat akan di-swipe dengan serbuk, di situ masih basah sehingga sidik jari hilang dan serbuk tak bisa membaca sidik jari,” tambah Tito. Kapolri mengatakan penyidik telah memeriksa 59 saksi dan mengamankan 50 rekaman CCTV serta memeriksa 100 toko kimia. Bahkan tiga orang sempat diamankan namun belakangan diketahui mereka tak ada di lokasi saat penyerangan terjadi. (Very)  
Artikel Terkait
Tumbuh Untuk Menginspirasi: PNM Berikan Pelatihan Literasi Keuangan Digital Serta Kegiatan Tanggung Jawab Sosial
Perkuat Semangat Persaudaraan Antara Siswa, SMP Notre Dame Gelar Paskah Bersama dan Peringatan Hardiknas 2024
PNM Mekaar Beri Reward Ketua Kelompok Unggulan Studi Banding Olahan Jamu Tradisional
Artikel Terkini
Tumbuh Untuk Menginspirasi: PNM Berikan Pelatihan Literasi Keuangan Digital Serta Kegiatan Tanggung Jawab Sosial
Strategi Sukses dalam Mengimplementasikan HRIS di Perusahaan
Engelbertus Turot Asisten II Setda Kabupaten Maybrat Bantu Percepat Proses Akreditasi Puskesmas di Maybrat
Kabupaten Maybrat Rayakan HUT Ikatan Bidan Indonesia ke 73
Tingkatkan Layanan Bidang Kesehatan, Pj Gubernur Agus Fatoni Teken MoU Jejaring Pengampuan Layanan Prioritas Rumah Sakit
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas