Jakarta, INDONEWS.ID- Pembentukan crisis center adalah cara Pemerintah termasuk penegak hukum dalam melindungi masyarakat yang telah menjadi korban dalam kasus First Travel. Demikian diungkapkan Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Setyo Wasisto.
Setyo berharap, agar jamaah yang telah menjadi korban ini agar bersabar dan mendukung polri mengusut tuntas kasus penipuan dan penggelapan dana yang diduga dilakukan oleh First Travel.
"Kami harapkan mereka (korban) sabar dulu, ini sedang ditangani pihak Polri dan ini kan perlu waktu dan proses," ujarnya di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Minggu (20/8/2017).
Setyo mengaku pihaknya sangat memahami keinginan hampir seluruh jamaah juga menginginkan hal yang sama agar uangnya kembali dan paspor yang disita segara dikembalikan. Oleh karena itu, penyidik juga tidak pernah berhenti untuk terus menelusuri aset-aset milik First Travel yang diduga dibeli dari uang jamaah.
Setyo meminta agar masyarakat bersabar sedikit lagi. Bahkan juga mempersilahkan untuk memberikan informasi tambahan kepada polri jika ada yang mengetahui aset lain milik First Travel untuk mempercepat penyidikan.
Seperti diketahui Bareskrim Polri telah menetapkan tiga orang sebagai tersangka kasus dugaan penipuan dan penggelapan dana ibadah umroh. Tiga orang tersangka ini yakni direktur utama First Travel Andika Surachman, Direktur First Travel Anniesa Desvitasari Hasibuan dan komisaris keuangan First Travel Kiki. Adapun aset-aset yang telah diberikan garis polisi yakni rumah Andika dan Anniesa, kantor First Travel, tujuh mobil, rumah milik Kiki. Serta dokumen-dokumen, paspor dan puluhan buku tabungan milik tersangka.