Jakarta, INDONEWS.ID- Presidium Alumni 212, Slamet Maarif menegaskan, aksi yang digelar hari ini (29/9/2017) merupakan upaya untuk mengingatkan pemerintah dan aparat berwenang.
Karena itu, Slamet meminta pemerintah dan aparat berwenang agar tegas menolak upaya rekonsiliasi, permintaan maaf maupun upaya membangkitkan PKI.
"Aparat harus tegas bubarkan PKI. Kejadian di LBH Jakarta membuktikan PKI ada dan dilindungi," katanya di depan Gedung Parlemen Senayan, Jumat (29/9/2017).
Menurut Slamet menjelaskan, saat ini ada upaya yang nyata dan terstruktur dari simpatisan dan anak-cucu PKI untuk membangkitkan organisasi tersebut. Mereka membuat pertemuan dan workshop untuk membangkitkan kembali semangat komunis di Indonesia. "Dan meluruskan sejarah. Tapi kenyataannya bukan meluruskan sejarah. Justru membalikkan sejarah," ujar Slamet.
Slamet menambahkan, selama ini pemutaran film telah dihapuskan. Pelajaran tentang PKI juga dihilangkan dari kurikulum sekolah. Hal itu menyebabkan generasi masa kini tak tahu sejarah PKI. Ini memberikan ruang yang luas untuk simpatisan dan anak-cucu PKI untuk menyuarakan kebangkitan PKI.
"Yang sekarang terjadi kenapa waktu ada ide pemutaran film banyak yang sewot dan antipati. Kalau enggak punya dukungan enggak ada masalah kan? Ini nampak nyata PKI ada,"ungkapnya.
Karena itu, kata Slamet, ide pemutaran film PKI di mana saja perlu didukung. Upaya ini untuk mengingatkan generasi muda akan bahaya kebangkitan PKI.(hdr)