Jakarta, INDONEWS.ID - Putri pertama Jenderal Besar AH Nasution, Hendrianti Sahara Nasution (65) menyatakan, pihaknya tidak setuju jika Film Pemberontakan Gerakan 30 September/Partai Komunis Indonesia (G30S/PKI) dibuat ulang.
Selain itu, menurutnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) harus menjelaskan alasan mengapa film G30s/PKI perlu dibuat film versi baru.
Ketidak setujuan tersebut lantaran film yang telah beredar saat ini menurutnya telah sesuai dengan kejadian aslinya.
"Saya tidak setuju (film G30S/PKI dibuat ulang). Film yang sekarang sudah sama dengan kejadian dulu, meski ada perbedaan sedikit itu karena bumbu-bumbu dari sutradara," Hendrianti kepada awak media di Museum Museum Jenderal AH Nasution, Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (30/9/2017).
Dikatakan Hendrianti, sampai saat ini pihaknya juga belum pernah dihubungi oleh pihak sutradara maupun tim yang berinisiasi membuat ulang film G30S/PKI.
"Saya juga ikut melihat proses syuting G30S/PKI (versi lama) dan hanya sedikit sekali yang berbeda dengan kenyataan, selebihnya sama," tukas Hendrianti.
Dikatakan Hendrianti, saat Pemberontakan G30 S/PKI, dirinya tengah berusia 13 tahun. Dia menghindar dari serangan PKI dan terjatuh berkali-kali, mengakibatkan luka dalam di kaki kanannya hingga kini menghambatnya berjalan.(Lka)