SUS ENVIRONMENT Resmi Bekerja sama dengan Pemerintah Kota Makassar, Indonesia, dalam Proyek Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik

JAKARTA, Indonesia, 3 Oktober 2024 /PRNewswire/ -- Pada 24 September lalu, Shanghai SUS Environment Co., Ltd. dan pemerintah kota Makassar, Indonesia, resmi menandatangani Perjanjian Kerja sama Proyek Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik/PSEL (Waste-to-Energy) Makassar. Acara ini disaksikan Dr. Ridha Yasser, Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Marves, serta pejabat Dinas Lingkungan Hidup, KPPIP, Dinas Keuangan, Dinas Pengadaan Barang dan Jasa, serta Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Pemko Makassar.

Di acara tersebut, Dr. Ridha Yasser, Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Marves, berkata, "Pelaksanaan proyek ini menjadi perkembangan penting dalam transisi Indonesia menuju masa depan energi bersih. Teknologi pengolahan sampah yang canggih tak hanya mendukung penanganan permasalahan sampah di perkotaan, namun juga berkontribusi terhadap struktur energi Indonesia."

Jiao Xuejun, Chief Technology Officer, SUS ENVIRONMENT, berkata, "Proyek PSEL Makassar bukan hanya menjadi unsur penting dalam strategi global SUS Environment, melainkan juga pencapaian penting dalam transisi Indonesia menuju energi hijau, serta inovasi sistem pengelolaan sampah."

Menurutnya, SUS akan memanfaatkan keunggulan teknologi dan manajemen guna membuat pencapaian dalam bidang lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi. SUS juga akan bekerja sama dengan beragam sektor di Indonesia untuk mempromosikan pelestarian alam, serta berkontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat lokal dan kelestarian lingkungan hidup.

Proyek PSEL ini terletak di Makassar, ibu kota provinsi Sulawesi Selatan, memiliki skala konstruksi 1.300 t/d, dilengkapi jalur insinerasi 2 x 650 t/d, serta turbin & generator 1 x 35MW.

Konstruksi proyek segera dimulai pada 2024 dengan investasi total sekitar US$ 200 juta, dan proyek ini akan beroperasi pada akhir 2026. Proyek ini akan mengatasi berbagai kendala pengelolaan sampah, serta mengurangi emisi gas rumah kaca secara drastis.

Selama fase konstruksi, proyek ini juga akan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat lokal, serta mendorong perkembangan industri-industri terkait di Indonesia sekaligus memperkuat komitmen Indonesia dalam mencapai target netralitas karbon dan pembangunan berkelanjutan.