Nasional

Menko Maritim : Kita Tidak Akan Menjual Indonesia Semudah Itu

Oleh : Ronald - Rabu, 19/12/2018 13:40 WIB

Ketua Panitia Nasional Pelaksanaan Pertemuan Tahunan IMF-WBG, Menko Maritim Luhut B Pandjaitan menegaskan, dampak positif lainnya yang tidak kalah penting adalah meningkatnya kepercayaan masyarakat internasional terhadap kemajuan ekonomi Indonesia.

Jakarta, INDONEWS.ID - Setelah dua bulan berlalu sejak pelaksanaan pertemuan tahunan International Monetary Fund-World Bank Group (IMF-WBG) yang digelar di Bali, Oktober lalu, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas merilis jumlah total dampak ekonomi yang langsung dirasakan oleh masyarakat Bali.

Dari hasil rilis yang didapat oleh Bappenas ini, pemasukan  sekitar Rp 5,492 Triliun yang jika dijabarkan dimana Rp 3,05 triliun dari angka itu merupakan investasi infrastruktur yang dibangun dalam kurun 2017-2018. Sedangkan  sebanyak Rp 582 miliar diperoleh dari pengeluaran peserta selama sepekan waktu penyelenggaraan.

Ketua Panitia Nasional Pelaksanaan Pertemuan Tahunan IMF-WBG, Menko Maritim Luhut B Pandjaitan menegaskan, dampak positif lainnya yang tidak kalah penting adalah meningkatnya kepercayaan masyarakat internasional terhadap kemajuan ekonomi Indonesia.

“Dampak positifnya sangat banyak, karena kita di dunia internasional akan sangat mudah ‘menjual’ peluang di Indonesia. Tapi ingat, seperti yang seringkali saya katakan kita tidak akan ‘menjual’ Indonesia dengan semudah itu, sebab kita punya dignity dan akan kita akan lakukan itu dengan sangat cermat,” ujar Menko Luhut di Pertemuan Tahunan IMF-WBG yang disampaikan dalam Forum Merdeka Barat (FMB) 9 di Kantor Bappenas, Jakarta, Selasa (18-12-2018).

Menko Luhut melihat berbagai tawaran kerja sama dengan negara lain yang kini berdatangan merupakan dampak tidak langsung dari pelaksanaan beberapa mega even internasional yang digarap oleh Indonesia. Even-even tersebut antara lain pertemuan IMF-World Bank Meeting, Asian Games 2018, dan Our Ocean Conference yang sukses.

Lebih jauh, Luhut mengatakan bahwa hal tersebut akan menjadi prospek yang positif bagi perekonomian Indonesia secara keseluruhan, akan tetapi diakuinya memang akan membutuhkan waktu untuk dapat terwujud.

Meski demikian, Menko Luhut menargetkan bahwa di tahun 2020- 2021, Indonesia akan menikmati dampak positif tersebut. Apalagi, sambung Luhut, Indonesia saat ini sedang berencana mengembangkan green diesel yang notabene apabila berhasil dikembangkan, tentu akan mendatangkan keuntungan ekonomi yang sangat signifikan bagi Indonesia.

“Tentu tidak segera di tahun 2019, karena ini menyangkut industri dan lainnya, mungkin bisa tercipta di tahun 2020-2021 pasti akan berdampak bagus. Kalau kita bisa tingkatkan green diesel kita tentu akan membantu kita kurangi impor crude oil,” tandasnya. (ronald)
 

Artikel Terkait