Bahlil Lahadalia, Kondektur Angkot yang Kini Jadi Menteri di KIM

Oleh : Rikard Djegadut - Sabtu, 26/10/2019 15:30 WIB

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia (Foto: ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Jokowi resmi melantik Bahlil Lahadalia, pria asal Fakfak Papua kelahiran Maluku untuk menduduki barisan menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Negara, Jakarta pada rabu (23/10/19).

Sehari sebelumnya, pada selasa (22/10) namanya santer disebut-sebut sejak kehadirannya di Istana Negara memenuhi panggilan Presiden Jokowi.

Keesokan harinya, pada Rabu (23/10), nama pengusaha muda nasional ini diumumkan Jokowi menjadi Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ke-19. Lalu siangnya dilantik untuk secara sah dan resmi berada dalam jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024.

Mulai Dilirik Jokowi

Mantan Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) periode 2015-2019 ini, kepada para jurnalis mengatakan bahwa dirinya banyak diskusi soal perekonomian dengan Presiden Jokowi mulai dari pemerataan ekonomi Aceh, Papua hingga soal meningkatkan kapasitas UMKM.

Masuknya Bahlil ke dalam calon menteri Kabinet Kerja Jilid II sesungguhnya sudah diisyaratkan Jokowi ketika menghadiri Munas HIPMI XVI (HIPMI) di Jakarta, pada pertengahan September 2019.

"Tadi Adinda Bahlil menyorong-nyorongkan dan merekomendasikan beberapa yang hadir di sini. Tapi saya tahu, adinda Bahlil ini pinter. Sebetulnya beliau menyorongkan diri sendiri," kata Jokowi.

Teka-teki soal calon menteri yang berasal dari kalangan berusia muda sering digadang-gadang Jokowi, sepertinya sudah terjawab. Ia secara resmi dilantik Jokowi untuk menduduki barisan menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Negara, Jakarta pada rabu (23/10/19)

Siapa Bahlil yang sesungguhnya?

Bahlil Lahadalia lahir di Banda, Maluku Tengah, 7 Agustus 1976. Namun Ia tumbuh dan besar di Fak-fak, Papua.

Dalam berbagai kesempatan ia merasakan kebanggaannya menjadi anak dari seorang ayah yang berprofesi sebagai kuli bangunan dan ibu sebagai tukang cuci. Dengan adanya keterbatasan tersebut, membuatnya tumbuh menjadi pribadi yang mandiri dan tangguh.

Namun itu tak pernah membuatnya minder, bahkan kerja kerasnya mengantarkannya kini menjadi jajaran pengusaha sukses di Tanah Air.

Serba keterbatasan dalam hidupnya tak membuat pria yang besar di Papua ini berkecil hati.

Bahkan dalam memperjuangkan hidupnya, ia berusaha mandiri mulai sebagai sopir angkot hingga membuka aktivitas usaha lainnya.

Kemandiriannya itu terbukti ketika saat duduk di bangku sekolah dasar. Bahlil kecil pun sudah dapat ikut membantu perekonomian keluarga dengan menjajakan kue di sekolah.

Memasuki bangku SMP, ia juga sempat menjadi kondektur, di saat SMEA, ia menjadi sopir angkot secara part time. Walaupun begitu, Bahlil tetap menunjukan prestasinya di sekolah, bahkan ia pernah menjadi ketua OSIS.

Bermodalkan semangat, Bahlil berhasil daftar kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay Jayapura, Papua. Semasa di bangku kuliah, ia dikenal sangat aktif menjadi pengurus senat mahasiswa hingga bergabung di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang membawanya menduduki posisi puncak sebagai Bendahara Umum PB HMI.

Pada tahun 2003, namanya terdaftar di HIPMI tingkat kabupaten, provinsi, hingga ke pengurus pusat. Setelah memiliki berbagai pengalaman dalam organisasi dan memiliki pekerjaan bergaji tinggi, Bahlil memutuskan keluar dari pekerjaannya dan mendirikan perusahaannya sendiri. Inilah awal mula kesuksesan pria asal Papua ini.

Dengan melihat begitu banyak sumber daya alam yang melimpah di tanah Papua, ia jadikan peluang untuk membuka usahanya. Kini ia memiliki 10 perusahaan di berbagai bidang di bawah bendera PT Rifa Capital sebagai holding company.

Pada tahun 2015, kariernya sebagai pengusaha semakin lengkap saat Munas HIMPI yang mengantarkannya menjadi Ketua Umum HIPMI untuk periode 2015-2019. 

Lalu, pada Rabu (23/10), nama pengusaha muda nasional ini diumumkan Jokowi menjadi Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ke-19. Lalu siangnya dilantik untuk secara sah dan resmi berada dalam jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024.*(Rikardo). 

 

Artikel Terkait