INDONEWS.ID

  • Senin, 22/07/2019 11:12 WIB
  • Harta yang Paling Berharga Adalah Keluarga

  • Oleh :
    • tirto prima putra
Harta yang Paling Berharga Adalah Keluarga

Makassar, indonews.id – Peserta Forum Anak Nasional (FAN) 2019 memperingati satu dekade FAN. Peserta FAN dari seluruh Indonesia bertemu di Makassar, Sulawesi Selatan guna menyambut Hari Anak Nasional 2019 pada Selasa, 23 Juli 2019.

Forum Anak Nasional yang hadir berasal dari 514 kabupaten/kota seluruh Indonesia. Tema pertemuan satu dekade tersebut yakni “Kita Beda Kita Bersaudara, Bersama Kita Maju”. Menyadari pentingnya peran keluarga, seluruh peserta FAN menyanyikan lagu dari film “Keluarga Cemara” yang populer sekitar 20 tahun lalu.

Baca juga : Regional 4 Jadi Ayah Asuh Anak Stunting Pemayung

“Harta yang paling berharga adalah keluarga. Istana yang paling indah adalah keluarga. Puisi yang paling bermakna adalah keluarga. Mutiara tiada tara adalah keluarga. Selamat pagi, Emak. Selamat pagi, Abah. Mentari hari ini berseri indah. Terima kasih, Emak. Terima kasih, Abah. Untuk tampil perkasa bagi kami putra putri yang siap berbakti.”

Pada pertemuan tersebut, pembahasan terkait peran penting keluarga mengemuka. Keluarga sangat penting perannya dalam mencegah masalah yang masih kerap menimpa anak Indonesia. Hingga saat ini, anak Indonesia masih kerap mengalami berbagai masalah seperti kekerasan fisik dan seksual, diskriminasi, eksploitasi anak, trafficking, serta perkawinan anak.

Baca juga : Peringatan Hardiknas Harus Jadi Momentum dalam Melindungi Generasi Muda dari Intoleransi

Perwakilan Forum Anak Daerah Istimewa Yogyakarta, Ara mengatakan kelompoknya mengangkat isu perkawinan anak karena Indonesia merupakan negara yang menempati peringkat ke-7 tertinggi di dunia, berikut pernyataannya;

“Untuk menekan angka perkawinan anak, kami ingin mendorong peran anak sebagai 2P (Pelopor dan Pelapor) melalui pendekatan dengan teman sebaya dan kerja sama dengan pemangku kepentingan lainnya. Kami berharap agar batas minimal usia perkawinan dinaikkan, baik untuk perempuan dan laki-laki,”.

Baca juga : Tradisi Kearifan Lokal dalam Perayaan Idulfitri Mampu Mendorong Moderasi Beragama

Ara melanjutkan argumen, bahwa peran keluarga sangat penting untuk menekan angka perkawinan anak karena lingkungan terdekat anak adalah keluarga. Beberapa penyebab perkawinan anak, di antaranya adalah rendahnya pendidikan orang tua dan ketidakharmonisan dalam keluarga.

“Anak tidak mungkin mencari dunia yang lebih mengasikan di luar jika di lingkungan keluarganya, ia telah merasakan kebahagiaan,” kata Ara.

Perwakilan Forum Anak Nusa Tenggara Barat, Akbar mengatakan kelompoknya mengangkat isu pekerja migran dalam diskusi bersama teman-temannya. Masih banyak anak yang menjadi pekerja migran di Indonesia. Dengan demikian anak-anak tidak mendapatkan hak-haknya.

Ketika menjadi pekerja migran, mereka disiksa, dipekerjakan tanpa upah yang layak, dan identitas dipalsukan, terutama dari faktor usia.

Akbar menambahkan orang tua juga harus dapat mempertahankan keharmonisan keluarga. Masih ada anak-anak yang mudah dieksploitasi karena ketidakharmonisan keluarga. Komunikasi antara orang tua dan anak juga menjadi hal penting untuk memastikan agar anak tidak terjerumus ke dalam pergaulan yang salah.

Kegiatan ditutup dengan pementasan puisi dan drama musikal yang diakhiri dengan seruan mereka, “Yuk kita bersama menjadi pelopor dan pelapor, wujudkan Indonesia yang layak anak,”.

Artikel Terkait
Regional 4 Jadi Ayah Asuh Anak Stunting Pemayung
Peringatan Hardiknas Harus Jadi Momentum dalam Melindungi Generasi Muda dari Intoleransi
Tradisi Kearifan Lokal dalam Perayaan Idulfitri Mampu Mendorong Moderasi Beragama
Artikel Terkini
Perkuat Semangat Persaudaraan Antara Siswa, SMP Notre Dame Gelar Paskah Bersama dan Peringatan Hardiknas 2024
PNM Mekaar Beri Reward Ketua Kelompok Unggulan Studi Banding Olahan Jamu Tradisional
PNM Berikan Ruang Bakat dan Silaturahmi Karyawan Lewat Event SEHATI
Waspadai Pihak-Pihak yang Benturkan Konsep Negara Pancasila dengan Agama
Pelintas RI - Timor Leste Kini Bisa Akses Internet `Ngebut` di PLBN Motaain
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas