Nasional

Peniliti LSI: Calon Tunggal, Matikan Demokrasi

Oleh : hendro - Rabu, 07/03/2018 13:21 WIB

Ilustrasi kantor LSI (istimewa)
Jakarta, INDONEWS.ID - Peneliti dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Rully Akbar menilai cukup disayangkan semakin kecilnya peluang calon presiden (capres) alternatif muncul di Pemilihan Presiden (pilpres) 2019, cukup disayangkan. 
 
Padahal, kata Rully, banyak nama-nama alternatif yang mungkin bisa memberikan pilihan bagi pemimpin lain yang berkualitas untuk Indonesia. Seperti nama mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo, Ekonom Rizal Ramli, Gubernur DKI Anies Baswedan, Gubernur NTB Tuan Guru Bajang (TGB). Dan beberapa nama alternatif dari parpol seperti Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Zulkifli Hasan dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin).
 
Menurut Rully, dengan koalisi besar PDIP yang mengusung Joko Widodo (Jokowi) sebagai capres bersama beberapa parpol di parlemen memunculkan dominasi politik atas capres tertentu. .
 
"Hal ini mematikan demokrasi dengan defisit kader terbaik partai untuk capres," ungkap Rully di Jakarta, Rabu (7/3/2018). 
 
Dengan tertutupnya peluang kader partai atau tokoh terbaik bangsa diusung sebagai capres ini, jelas Rully,  maka akan sangat sulit capres alternatif muncul sebagai pilihan memimpin bangsa ini.
 
Desain pilpres seperti ini, menurutnya sama saja mengarah kepada calon tunggal. "Dan ini adalah kegagalan partai politik yang makin banyak bermunculan tapi tidak menghasilkan kaliber pemimpin nasional," ungkapnya. (hdr)

Artikel Terkait