Olah Raga

Klarifikasi Soal Target Medali di Asian Games, Tapi Kok Roy Suryo Malah Nyinyir?

Oleh : budisanten - Sabtu, 01/09/2018 01:24 WIB

Mantan Menpora era Presiden Jokowi ini dibully netizen karena nyinyir dengan perolehan terbaik Indonesia di Asian Games. (foto : ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Pernyataan mantan Menteri Pemuda dan Olahraga masa Presiden SBY, Roy Suryo yang sempat pesimis dengan target yang ditetapkan Presiden Jokowi akhirnya di luar ekpektasi.

 Roy dalam pernyataannya menuturkan alasan kenapa kurang yakin dengan target yang ada. Menurutnya selama ini persiapan Asian Games terkesan mendadak. Tidak hanya persiapan atlet melainkan persiapan Indonesia sebagai tuan rumah.

"Dengan pelaksanaan kurang dari 2 Minggu lagi dan cukup (banyaknya) kebijakan instant` yang dilakukan menjelang hari-H, misalnya trial and error buka-tutup Pintu Tol, Genap-Ganjil yang mengorbankan warga, penanganan Kali Sentiong, dan sebagainya menunjukkan kurang siapnya Indonesia menyambut event besar 4 tahunan ini," ujar Roy.

Melihat kenyataan tersebut, Roy bertanya-tanya terkait kemungkinan tercapainya target tersebut.

"Meski Secara pribadi saya ingin agar target Presiden tersebut tercapai, namun kondisi realita yang ada memaksa kita harus bertanya: Akankah minimal target 16 (enam belas) medali emas tersebut tercapai?" timpalnya.

Kini, setelah capaian tersebut tercapai, Roy Suryo pun akhirnya buka suara. Ia pun mengklarifikasi ucapannya sebelum Asian Games tersebut.

Menurut Roy, pesimismenya itu berdasarkan target yang ditetapkan Satlak Prima, yakni 31 emas. Bukan 16 emas seperti yang ditetapkan pemerintah.

Ia juga mengaku sengaja melontarkan pernyataan bernada pesimis itu untuk memacu atlet Indonesia berjuang lebih keras.

"Dan Alhamdulillah hari ini sudah hampir tercapai, kita patut bangga atas capaian tersebut," ujarnya Jumat (30/8/2018).

Selain menglarifikasi pernyataannya, Roy meminta banyak pihak terkait untuk tak jumawa dengan raihan Indonesia.

Roy mengingatkan, sebagai tuan rumah, Indonesia mempunyai keuntungan untuk mengusulkan sepuluh olahraga yang tak dipertandingkan di olimpiade (non-olympic), seperti pencak silat, paralayang dan jet ski.

Dari cabang pencak silat, Indonesia berhasil memborong 14 emas atau hampir separuh dari total emas Indonesia.

"Coba bayangkan kalau Asian Games ini tidak didukung cabor pencak silat dan ke-9 cabor non-olympic lainnya, apa jadinya?," kata Roy.

"Ini sekaligus juga warning bagi kita agar jangan cepat puas dan berbangga diri apalagi jadi jumawa atas hasil Asian Games sekarang," tambah Wakil Ketua Umum Partai Demokrat ini.

Klarifikasi, ngeles apa nyinyir nih? (ronald)

Artikel Terkait