Nasional

Keputusan Diralat, Kapuspen TNI: Hanya Pangdam Cendrawasih yang Diganti

Oleh : Rikard Djegadut - Sabtu, 07/09/2019 11:28 WIB

Mayjen Herman Asaribab Pernah Menjadi Pangdam Tanjungpura (foto: ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Mempertibangkan masalah Papua sebagai persoalan yang komplek maka penyelesaiannya pun harus menggunakan banyak pendekatan, salah satunya dalah pendekatan secara kultural.

Hal itulah yang mendasari diterbitkannya SK Panglima TNI mengenai Pemberhentian dan Pengangkatan dalam Jabatan di Lingkungan TNI. Dalam SK itu, disebutkan, dua putra asli Papua, pada Senin (2/9) ditunjuk menjadi Panglima Komando daerah militer di Papua.

Penunjukan ini membantah kabar bahwa salah seorang di antaranya dicopot, karena aksi demonstrasi berujung kerusuhan di Jayapura, minggu lalu. Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto hari Senin (2/9) mengganti Pangdam XVII/Cenderawasih dan Pangdam XVIII/Kasuari.

Sebelumnya lewat Surat Keputusan Panglima No.KEP/872/VIII/2019 tanggal 14 Agustus, Mayjen TNI Joppye Onesimus Wayangkau ditunjuk menjadi Pangdam XVII/Cenderawasih, menggantikan Mayjen TNI Yosua Pandit Sembiring.

Joppye dipindah dari Kodam XVIII/Kasuari ke Kodam XVII/Cenderawasih. Mayjen TNI Santos Gunawan Matondang ditunjuk menggantikan Joppye sebagai Pangdam XVIII/Kasuari.

Namun surat keputusan itu dibatalkan sehingga Joppye, yang merupakan putra asli Serui, tetap menjabat sebagai Pangdam XVIII/Kasuari. Sementara Santos Matondang ditarik menjadi Aspam Kasad.

Jabatan Pangdam XVII/Cenderawasih dipercayakan kepada Mayjen TNI Herman Asaribab, yang sebelumnya merupakan Pangdam XII/Tanjung Pura. Asaribab juga putra asli Jayapura.

Melansir VOA melalui telepon hari Senin (2/9) pagi, Kapuspen TNI Mayjen TNI Sisriadi membantah kabar yang beredar bahwa Pangdam XVII/Cenderawasih Joppye telah dicopot karena kerusuhan di Jayapura.

“Tidak dicopot. Ini semata-mata untuk mengefektifkan pendekatan kultural untuk menyelesaikan masalah Papua, bukan karena ada kerusuhan dll. SKEP yang tanggal 14 Agustus, Pak Joppye diarahkan menjadi Pangdam Cenderawasih. Tetapi SKEP itu diralat kemarin (1/9). Pak Joppye tetap jadi Pangdam Kasuari, dan Pangdam Cenderawasih kini diganti Herman Asaribab. Pak Joppye dari Serui, Pak Herman dari Jayapura. Jadi pas kalau begitu. Kedua-duanya putra asli Papua" jelasnya.

Mengutip Presiden, ia menjelaskan bahwa masalah Papua adalah masalah yang komplek maka dari itu penyelesaian harus menggunakan banyak cara salah satunya adalah dengan melakukan pendekatan secara kultural.

"Sesuai arahan Presiden beberapa waktu lalu, masalah Papua adalah masalah yang kompleks dan karenanya harus ada pendekatan kultural. Oleh karena itu TNI merencanakan penggantian Pangdam dari putra daerah. Pak Joppy juga putra daerah, tapi karena sudah cukup lama, ia di-tour-of-duty dari Manokwari" terang Kapuspen TNI Mayjen TNI Sisriadi.

Pangdam ini diharapkan bisa menjadi komunikator di dearah untuk mencapai berbicara dengan masyarakat.

"Tetapi karena pertimbangan bahwa keduanya – di Manokwari dan di Cenderawasih – sebaiknya sama-sama putra asli Papua, maka dilakukan perubahan… Kita sudah melihat masalah Papua sangat kompleks dan tidak bisa diselesaikan dengan pendekatan keamanan saja. Jika Pangdam, yang menjadi komunikator di daerah, berasal dari putra daerah maka lebih mudah untuk melakukan pendekatan" pungkas Sisriadi. *(Rikardo)

 

Artikel Terkait