Nasional

Robek Naskah Pidato Trump, Ketua DPR AS: Itu Hal Paling Sopan Dilakukan

Oleh : Rikard Djegadut - Rabu, 05/02/2020 14:01 WIB

Ketua DPR AS Merobek Naskah Pidato Trump (Foto: CNN)

Jakarta, INDONEWS.ID - Ketua DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) Amerika Serikat, Nancy Pelosi, secara kontroversial merobek-robek salinan naskah pidato kenegaraan Donald Trump.

Kejadian itu terjadi saat Presiden AS baru saja selesai berpidato di Gedung Kongres, Washington DC, pada Selasa malam waktu setempat, Rabu pagi WIB. Tindakan Pelosi itu sontak mengundang kecaman, baik dari Gedung Putih maupun warganet.

Trump saat itu menyampaikan Pidato Tahunan Kenegaraan Presiden AS yang dikenal dengan sebutan State of the Union. Namun, dengan cueknya, Pelosi malah merobek-robek naskah pidato Trump saat Wakil Presiden Mike Pence – yang berdiri di sampingnya – beserta para anggota Kongres dan pejabat AS berdiri sambil tepuk tangan (standing ovation) begitu Presiden mengakhiri pidatonya.

Pelosi pun langsung ditanya para wartawan, mengapa dia merobek kertas salinan pidato Presiden AS. "Sebab itu adalah yang sopan untuk dilakukan...hal yang sopan untuk dilakukan mengingat alternatifnya," ujar Pelosi seperti dikutip laman Time.
Namun, Pelosi tidak menjelaskan apa yang dia maksud dengan kata `alternatif." Politisi Partai Demokrat itu pun menyebut pidato Trump itu adalah "manifesto kesalahan."

Kantor Kepresidenan AS, Gedung Putih, mengecam aksi Pelosi itu dengan menyatakan itu sama saja tidak menghormati rakyat Amerika yang disanjung oleh Trump selama Pidato Kenegaraannya itu.

Trump maupun Pelosi memang tengah bermusuhan dan ketegangan ini mereka tunjukkan secara terang-terangan. Menurut stasiun berita CNN, sebelum berpidato Trump tampak seolah-olah tidak melihat saat Pelosi menjulurkan tangannya untuk bersalaman.

Seorang sumber yang dekat dengan Pelosi mengungkapkan bahwa tampaknya Ketua DPR itu spontan merobek-robek salinan naskah pidato Trump, dan tidak direncanakan sebelumnya. Ini menggambarkan ungkapan kemarahan dia atas pidato Trump.

Insiden ini terjadi lebih dari sebulan setelah DPR yang didominasi Partai Demokrat dan dipimpin Pelosi sepakat untuk memakzulkan Trump. Namun, Trump bisa lolos dari pemakzulan bila inisiatif DPR ini tidak mendapat dukungan dari Senat, yang tengah menggelar sidang.*(Rikardo).

Artikel Terkait