Daerah

Pilkada Tangsel, Dinasti Politik Sudah Tamat, Peluang Bagi Munculnya Kuda Hitam

Oleh : very - Jum'at, 28/02/2020 12:40 WIB

Politik dinasti. (Foto: Ilustrasi)

Tangsel, INDONEWS.ID – Kontestasi Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Tangerang Selatan (Tangsel) dalam pemilihan serentak 2020 ini cukup menarik minat masyarakat, khususnya kalangan pengamat. Pasalnya Tangsel merupakan tetangga dekat sekaligus kota penyokong bagi eksistensi Ibu Kota Negara DKI Jakarta.

Dalam pilkada yang akan digelar pada 23 September 2020 ini, sudah ada beberapa figur yang dianggap cukup kuat dan diprediksi bakal lolos masuk ke bursa calon Wali Kota Tangerang Selatan periode 2021-2026 nanti.

Pengamat politik dari Pusat Kajian Komunikasi Politik Indonesia (PKKPI) Gede Munanto melalui siaran pers menyebutkan bahwa, sejauh ini telah muncul beberapa nama yang diprediksi bakal menjadi calon Wali Kota Tangsel. “Dalam Pilkada Tangsel 2020, PKKPI telah mencatat munculnya sejumlah nama lama yang kaitannya masih dinasti, bahkan ada dinasti baru, yaitu anak dari Wapres (Ma’ruf Amin, red). Tapi yang menarik adalah muncul juga nama-nama kuat dari pendatang baru yang akan jadi kuda hitam,” ujarnya di Tangsel, Jumat (28/2).

Dia mengatakan, nama-nama kuat itu bisa muncul dari kalangan incumbent, birokrat, politisi, maupun kalangan pengusaha sukses. Namun, menurutnya, munculnya nama pengusaha baru dalam peta perpolitikan di Tangsel cukup menarik. Pasalnya, masyarakat sudah bosan dengan para tokoh lama atau yang berlatar belakang politisi, maupun birokrat. Karena itu, masyarakat mencoba untuk menaruh pilihannya pada tokoh pengusaha baru.

Karena itu, dedengkot PKKPI, yang didirikan para aktivis komunikasi, mantan jurnalis dan juga dosen-dosen Politik Komunikasi sejak 2013 itu mengatakan, meskipun penyelenggaraan Pilkada Tangsel masih beberapa bulan lagi, namun pesta demokrasi di kota, yang masuk wilayah di provinsi Banten tersebut dipastikan akan seru.

“Bahkan pilkada di Tangsel berpeluang besar memunculkan seorang kuda hitam sebagai tokoh baru yang diharapkan. Tokoh baru itu adalah yang akan membawa Tangsel ke perubahan yang cepat dan bahkan mendunia,” tegas Munanto, yang merupakan dosen Komunikasi di Universitas Pancasila Jakarta tersebut.

Dikatakannnya, di antara semua Pilkada Serentak 2020 yang notabene dilaksanakan secara bersamaan di 9 Provinsi dan 270 Kabupaten dan Kota itu, Pilwalkot Tangsel, dapat dipastikan akan menghadirkan Pilkada yang menarik bahkan tajam. Pasalnya, pilkada tersebut dilakukan di wilayah yang notabene merupakan daerah yang sangat dekat dengan Ibukota Jakarta.

Saat ini, dalam pengamatan Munanto, ada sejumlah calon, baik politikus, petahana (walau cuma Wakil Wali Kota), Sekda, Lurah, pengusaha dan bahkan putri Wakil Presiden, yang mempunyai karakter masing-masing, yang akan menambah keseruan kontestasi.

“Banyak tokoh di Tangsel, tetapi saya melihat ada nama pengusaha yang professional, yang akan membawa perubahan hakiki di Tangsel. Pengusaha muda ini diyakini mampu membela kepentingan rakyat dan menciptakan lapangan kerja dan anti korupsi,” paparnya.

Seperti diketahui, pantauan sementara PKKPI, ada sejumlah nama yang sudah meramaikan pilkada di Tangsel. Misalnya ada nama Wakil Walikota Benyamin Davnie yang sudah eksis dengan sejumlah Billboard-nya yang massif. Juga ada nama yang dianggap cukup kuat yakni Siti Azizah (putri Wapres RI Maruf Amin), Muhammad (Sekda Tangsel), Rizal Bawazier (pengusaha muda), Tomy Patria dan lainnya.

Munanto memprediksikan, Pilkada di Tangsel hanya akan memunculkan tiga pasang calon wali kota dari partai politik. Sedangakan calon dari perseorangan, katanya, tidak akan muncul, karena syaratnya cukup berat.

“Kami memprediksi Pilkada Tangsel hanya akan memunculkan 3 pasangan dari partai politik. Yaitu dari Partai Golkar ada Wakil Wali Kota dan trah keluarga Atut yaitu Pilar. Dengan bekal 10 kursi DPRD yang mereka miliki, Partai Golkar sebenarnya sudah bisa mengusung calonnya sendiri. Namun partai-partai lainnya masih harus bangun strategi juga karena perolehan kursi-kursi mereka di Tangsel tersebut. Partai-partai tersebut harus berkoalisi dengan partai lainnya untuk memenuhi syarat bisa mengajukan calon wali kota untuk memenuhi 20 persen kursi seperti diwajibkan oleh KPU,” ujar Kandidat Doktor Universitas Padjajaran (UNPAD) Bandung ini.

Munanto mengatakan, dua pasang calon wali kota itu bisa muncul dari partai-partai lain, seperti PDIP, PKS, Gerindra, Demokrat dan sejumah partai lain.

Karena itu, katanya, bisa muncul kuda hitam dalam pilkada di Tangsel. Pasalnya, masyarakat Tangsel sudah bosan dengan pemimpin yang ada saat ini, maupun pemimpin yang berasal dari dinasti politik.

“Bisa muncul kuda hitam dalam politik di Tangsel kali ini. Yang jadi kuda hitam itu bisa jadi dari pengusaha atau anak muda yang sukses, birokrat dan petahana mungkin ada tapi tipis. Masyarakat Tangsel sudah paham sosok dan harapannya bagi kotanya,” bebernya.

Munanto mengatakan, politik dinasti di Tangsel sudah tamat waktunya. Tapi, selama mampu dan layak, sejumlah kalangan tidak keberatan. Namun jika dipaksakan, banyak yang menolaknya dan dianggap tidak pantas maju ke kursi kepala daerah, partai politik, dan panggung nasional.

“Jika dipaksakan, banyak sekali contoh kegagalan dibandingkan keberhasilan misalnya seperti terjadi di Banten dengan banyaknya trah kerajaan Atut yang terjerat kasus korupsi dan diusut KPK,” pungkasnya. (Very)

 

Artikel Terkait