Nasional

Membaca Dasyatnya Intervensi Politik DPP PDIP di Balik Sikap Legowo Achmad Purnomo

Oleh : Rikard Djegadut - Minggu, 26/04/2020 10:01 WIB

Achmad Purnomo Bakal Calon (Balon) Wali Kota Solo dari DPC PDI Perjuangan Solo

Jakarta, INDONEWS.ID - Keputusan pengunduran diri dari bakal calon (balon) Wali Kota Solo di Pilkada Solo 2020, Achmad Purnomo mengejutkan publik. Keputusan Rival Gibran Rakabuming Raka, putra pertama Presiden Jokowi di internal PDIP itu disampaikannya pada Juma`at 24 April 2020.

Keputusan tersebut tentu saja mengejutkan publik karena Purnomo sejak awal bersaing ketat dengan putra Presiden Joko Widodo itu. Mereka sama-sama melalui `drama` yang panjang untuk meraih rekomendasi dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Purnomo mengatakan alasan pengunduran dirinya karena gelaran Pilkada serentak dilaksanakan pada 9 Desember 2020 justru di saat-sata wabah corona masih merebak. Sehingga, dia tak sampai hati jika harus mengurus politik di tengah pandemi Corona.

"Kayaknya kondisi berkepanjangan, bahkan presiden mengatakan sampai setahun. Saya tak sampai hati karena pandemi belum berakhir," kata Purnomo

Di Balik Sikap Legowo Achmad Purnomo

Sikap logowo Purnomo ini menunjukkan betapa intervensi politik di DPP PDIP sungguh kuat melampuai segala proses yang ada.  Dan Purnomo sebagai orangtua, harus mengalah.

Langkah itu tentu saja bukan tanpa perhitungan yang matang. Purnomo sudah tahu bahwa keputusan calon walikota solo PDIP sudah ditentukan tanggal 3 April 2020.

Sementara, sekarang sudah tanggal 25. Beliau bisa merasakan dan memahami batin Ketua Umum PDIP yang tidak tega membatasi hak para sepuh. Seolah-olah ingin memberitahu yang tua harus mundur, biarkan yang muda maju. Mbah kakung diharapkan melangkah mundur menjadi pandito.

Sebab mau bagaimana pun Purnomo sudah sepuh. Ya ditunggu waktunya pun Purnomo akan lebih sepuh. Ya, ingat Pak Harto pun sepuh. Apakah ini preseden buruk adanya intervensi politik dari DPP PDIP? Apapun itu namanya politik itu seperti bola.

Artikel Terkait