Nasional

Studi Psikologi Corona Global: Indonesia Peringkat Hope Tertinggi

Oleh : Rikard Djegadut - Selasa, 28/04/2020 10:01 WIB

Christianto Wibisono atau Oey Kian Kok adalah seorang analis bisnis terkemuka di Indonesia. Ia adalah pendiri Pusat Data Bisnis Indonesia 1980.

Oleh: Christianto Wibisono*)

Opini,INDONEWS.ID - Indonesia menempati peringkat Hope tertinggi dan Efficacy kedua.

100 Professor psikologi dunia diprakarsai oleh Prof Dr. Pontus Leander dan Prof Dr. Dr. Jocelyn Belanger menyelenggarakan survey opinion leaders and influencers global. 

Prof Hamdi Muluk psikolog Universitas Indonesia menjadi  representative yang mengontak narasumber Indonesia.

Survey online yang dilakukan sampai 25 Maret 2020 itu baru saja diselesaikan dengan  59.504 responden, diantaranya 2.305 dari Indonesia. 

Malam ini saya baru menerima hasil survey dari Prof Hamdi Muluk yang paralel dengan putusan Ratas bahwa Indonesia optimis akan keluar dari kemelut Covid-19 ini pada bulan Juli 2020. 

Ini suatu ko-insidensi timing penyelesaian survey opini dengan realitas situasi di lapangan yang menunjukan perbaikan situasi dan grafik melandai dari virleni Covid. 

Semoga kita bisa membuktikan optimisme dari survey dalam realitas sosial nyata.

Hasil survey menunjukkan  kita cukup optimis realis meski agak paranoid juga, terdampak pandemi..

Berikut adalah perbandingan dengan negara-negara major di seluruh benua. 

Kabar baiknya dari hasil survey ini adalah sebagai berikut:

1. Indonesia menempati peringkat yang lebih rendah dalam hal kepercayaan terhadap teori konspirasi mengenai covid-19, jauh lebih rendah dari China bahkan lebih rendah dari The United States;

2. Loneliness di Indonesia lebih rendah daripada United States, Hungary, dan Australia. Bahkan lebih rendah daripada global;

3. Hope dan Efficacy masyarakat Indonesia menempati peringkat 1 dan 2 dibandingkan negara-negara major lain di seluruh benua;

4. Indonesia termasuk dalam peringkat tinggi dalam respon apakah mereka memperoleh pesan dan imbauan yang jelas dan tidak ambigu terkait coronavirus. Relatif kita merasa informasi tentang corona ditangkap dengan jelas.

5. Dibandingkan United States, kita lebih banyak yang tinggi di emosi positif terkait COVID-19 dan lebih rendah di emosi negatif. Sekali lagi kita lebih optimisan dan berpikir positif dibanding US.

Sementara kabar buruknya sebagai berikut:

1. Mean scores paranoia Indonesia tertinggi kedua setelah Turkey. Orang kita cenderung mudah curigaan, terutama dengan pendatang.

2. Dibanding negara-negara major di berbagai benua, Indonesia negara peringkat 1 masih melakukan perilaku kontak secara tatap muka (bukan online). Nah ini penjelasanya mengapa PSBB masih belum efektif. Offline masih lebih penting dibanding Online.


*)Christianto Wibisono atau Oey Kian Kok adalah seorang analis bisnis terkemuka di Indonesia. Ia adalah pendiri Pusat Data Bisnis Indonesia 1980.

Artikel Terkait