Nasional

Reshuffle Kabinet Jokowi, Pengamat Nilai Menteri Basuki dan Retno Marsudi Bertahan

Oleh : Mancik - Minggu, 05/07/2020 16:01 WIB

Susunan Kabinet Kabinet Indonesia Maju.(Foto:IStimewa)

Jakarta, INDONEWS.ID - Pengamat politik memberikan berbagai macam analisa melihat rencana Jokowi melakukan reshffle kabinet. Analisa pengamat berkaitan dengan menteri yang bertahan dan menteri yang masuk dalam daftar ganti oleh presiden.

Nama - nama menteri seperti Menhan Prabowo Subianto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono dinilai akan tetap dipertahankan oleh presiden.

"Kalau yang bertahan, paling Prabowo, Erick Thohir, Basuki dan Retno," kata Pendiri Lembaga Survei Kedai Kopi Hendri Satrio seperti dikutip dari Kompas.com, Jakarta, Minggu,(5/07/2020)

Hendri memberikan penjelasan mendukung penilaiannya atas sejumlah nama menteri yang bakal dipertahankan oleh presiden. Menhan Prabowo, menurutnya, banyak melakukan terobosan sejak ditunjuk sebagai menteri pertahanan yang baru.

Terobosan tersebut menjadi alasan bagi Jokowi untuk mempertahan Prabowo sebagai Menhan. Dengan demikian, Prabowo masih bisa bertahan hingga akhir masa jabatan Jokowi.

"Prabowo sebenarnya sahabat Jokowi. Selama jadi Menhan, beliau lakukan terobosan dan pembenahan yang bagus," jelas Hendri.

Sementara Menteri Basuki, menurutnya, anggota kabinet yang menjadi andalan bagi Jokowi dalam mengeksekusi proyek-proyek strategis nasional. Karena alasan ini, Basuki sangat sulit diganti oleh Jokowi.

"Basuki memang andalan Jokowi untuk mewujudkan monumen-monumen infrastruktur Jokowi sehingga dia tidak mungkin diganggu," ungkapnya.

Untuk diketahui, rencana perombakan susunan kabinet disampaikan sendiri oleh Presiden Jokowi. Hal ini sampaikan pada saat rapat kabinet paripurna pada Kamis,(18/06) yang lalu.

Pada kesempatan tersebut, Jokowi secara terbuka menyampaikan rasa kecewaan atas kinerja para menteri, yang menurutnya belum memuaskan. Kemarahan presiden ini ramai ditanggapi oleh masyarakat setelah ditayangankan melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden seminggu kemudian.

"Bisa saja, membubarkan lembaga. Bisa saja reshuffle. Sudah kepikiran ke mana-mana saya. Entah buat Perppu yang lebih penting lagi. Kalau memang diperlukan," kata Jokowi.

Kemarahan presiden tidak terlepas dari bencana non alam Covid-19 yang dialami Indonesia saat ini. Pemerintah telah mengalokasikan dana penanganan Covid-19, namun, serapannya masih kecil bahkan ada anggaran yang belum sama sekali digunakan.

Karena itu, presiden meminta kepada menteri dan pimpinan lembaga, merasakan betul penderitaan yang dialami oleh masyarakat. Baik pandemi Covid-19 maupun dampak ikutan akibat wabah corona tersebut.

"Kita harus ngerti ini. Jangan biasa-biasa saja, jangan linear, jangan menganggap ini normal.Bahaya sekali kita. Saya lihat masih banyak kita yang menganggap ini normal," tutupnya.*

 

Artikel Terkait