Kolokium bertemakan “Covid-19 dan Humanisme Katolik” ini akan menampilkan sejumlah narasumber yang ahli di bidangnya. (Foto: Ist)
Jakarta, INDONEWS.ID -- Covid-19 telah mengubah sikap manusia terhadap dirinya dan sesama. Gereja Katolik menekankan pentingnya kebersamaan dalam memerangi Covid-19 dan pentingnya mengambil bagian secara aktif dalam upaya membantu meringankan penderitaan sesama.
Berangkat dari pemikiran tersebut dan dalam rangka memperdalam pemahaman ke-Katolikan mengenai reksa pastoral mewartakan kabar sukacita dalam masa Covid-19, Bidang Penelitian dan Pengembangan Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesta Paduan Suara Gerejani Katolik Nasional (LP3KN) akan menyelenggarakan kolokium pada tanggal 25 Juli 2020.
Kolokium bertemakan “Covid-19 dan Humanisme Katolik” ini akan menampilkan sejumlah narasumber yang ahli di bidangnya. Refleksi dan sharing pemikiran setiap narasumber diharapkan akan memberikan gambaran yang kurang lebih utuh mengenai praktik humanisme pada umumnya maupun humanisme Katolik.
Kolokium yang akan dilaksanakan secara daring melalui aplikasi Zoom dan disiarkan oleh Youtube PESPARANI Katolik, akan dibuka oleh Prof. Drs. Adrianus Eliasta Meliala, M.Si., M.Sc., Ph.D selaku Ketua Umum LP3KN.
LP3KN merupakan lembaga yang didirikan berdasarkan Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2016 tentang Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesta Paduan Suara Gerejani Katolik dan telah memiliki Pengurus di 34 Provinsi se-Indonesia.
Adrianus berharap, kolokium ini dapat menyadarkan orang Katolik akan panggilan dan keterlibatan sosialnya di dunia. Sementara itu, Dr. Silverius CJM Lake selaku Ketua Panitia berharap acara semacam ini dapat membantu peserta merefleksikan karya-karyanya selama masa pandemi Covid-19 dalam terang iman kekatolikan dan sebagai warga negara Indonesia.
Kolokium ini akan menghadirkan narasumber yang sangat kompeten di bidangnya. Tampil sebagai pembicara pertama, Dr. Otto Gusti Ndegong Madung, SVD, akan membantu peserta memahami apa itu humanisme pada umumnya dan apa itu humanisme Katolik.
Pemaparan ahli filsafat politik lulusan Hochschule für Philosophie Munchen, Jerman akan difokuskan pada upaya membedakan humanisme sebagai konsep filosofis dan humanisme Katolik. Diharapkan Ketua Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero, Maumere itu menunjukkan dimensi tindakan humanisme yang khas Katolik sekaligus mendorong peserta untuk memperkuat praktik-praktik humanisme dalam hidup sehari-hari dalam terang ajaran Katolik.
Pembicara kedua, ketiga dan keempat bersifat lebih praktis.
Para pembicara akan berbagi pengalamannya dalam menolong sesama selama masa pandemi Covid-19 dan menemukannya maknanya dalam terang humanisme Katolik.
Sebagai rektor Universitas Tarumanegara yang beragama Katolik, Prof. Ir. Dr. Agustinus Purna Irawan, M.T akan membagikan pengalamannya dalam melakukan kebaikan selama masa pandemi Covid-19, baik di lingkungan kampus maupun di masyarakat dan memberikan maknanya berdasarkan iman Katolik yang dia anut.
Prof. Agustinus juga diharapkan menemukan relevansi tindakannya dalam terang ajaran Pancasila.
Tampil sebagai pembicara ketiga, Dr. Frederikus Fios, S.Fil., M.Th diharapkan berbagi pengalamannya tentang upaya membangun persaudaraan lintas agama dan lintas iman selama masa Covid-19.
Karena bidang kajian dari doktor filsafat lulusan Universitas Indonesia ini adalah etika lingkungan, persaudaraan lintas iman yang dia bagikan dalam kolokium ini diharapkan juga menyentuh beberapa isu lingkungan.
Humanisme Katolik mengamanatkan juga tindakan solidaritas dengan lingkungan (alam), bahwa merawat bumi sama dengan merawat ciptaan, bahwa merawat ciptaan sama dengan menjalankan tanggung jawab yang diberikan Tuhan untuk menjaga alam semesta.
Direktur Character Building Development Centre (CBDC) Binus University ini diharapkan membagikan pengalamannya sebagai upaya memperkuat identitas Katolik dan identitas Keindonesiaan dalam merawat bumi secara bersama-sama.
Hillary Brigitta Lasut, S.H., LLM akan tampil sebagai pembicara keempat. Anggota DPR RI termuda pada periode 2019-2024 ini akan berbagi pengalaman menolong sesama selama masa pandemi Covid-19 dan memberikan maknanya secara Katolik.
Sebagai anggota dewan, alumni Washington School of Law tahun 2019 ini pasti dikenal banyak orang. Tindakannya dalam membantu masyarakat mungkin lebih sering dipahami sebagai tindakan politik.
Apakah Brigitta sendiri juga memahaminya sebagai tindakan politik? Atau, apakah dia juga memaknakannya sebagai tindakan iman? Sebagai anggota dewan yang masih sangat muda, tindakan karitatifnya diharapkan juga ikut menginspirasi orang muda Katolik untuk ikut membantu sesamanya.
Sebagai pembicara terakhir, Mgr. Prof. Dr. Adrianus Sunarko, OFM membagi refleksi teologis mengenai tatanan kehidupan baru sebagai dampak dari pandemi Covid-19.
Uskup Pangkalpinang itu diharapkan memberikan pencerahan teologis seputar upaya membangun kehidupan baru di Indonesia. Sebagai ahli teologi, Uskup Sunarko diharapkan menunjukkan sejauh mana tawaran kehidupan baru pasca Covid-19 sejalan dengan humanisme Katolik.
Dan sebagai tokoh masyarakat Indonesia yang berelasi dengan berbagai lapisan dan golongan masyarakat, Uskup Sunarko juga diharapkan memberikan beberapa catatan kritis bagi cita-cita kehidupan baru pasca Covid-19 tersebut.
Kolokium ini sedianya akan dilaksanakan pada tanggal 25 Juli 2020, pada pukul 10.00-12.30 WIB melalui aplikasi Zoom yang bisa diakses peserta dengan mendaftar di https://bit.ly/LP3KN_Litbang.
Panitia memprediksi sekitar 500 orang yang akan hadir dalam kolokium yang disiarkan langsung oleh saluran Youtube PESPARANI Katolik.
Akan bertindak sebagai moderator adalah Yeremias Jena, S.S., M.Hum., M.Sc, dosen filsafat dari Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya dan selaku pembawa acara adalah Lisa A. Riyanto penyanyi papan atas Indonesia.
Info lebih lanjut berkaitan dengan acara ini dapat menghubungi Silverius CJM Lake : 0811-1342-714 atau Ansgarius Hari: 0818-136-911. **