Nasional

Gelar Sosialisasi Bahaya Narkoba, Anjan Pramuka: Hidup Harus 100 Persen Bersih tanpa Narkoba

Oleh : Rikard Djegadut - Selasa, 22/09/2020 17:45 WIB

Deputi Pencegahan Badan Narkotika Nasional, Irjend Pol. Drs Anjan Pramuka Putra, SH., M.Hum bersama Pemimpin Redaksi INDONEWS.ID selaku Wakil Sekretaris Organisasi Badan Kerjasama Sosial Usaha Pembinaan Warga Tama (BERSAMA), Drs. Asri Hadi, MA (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Deputi Pencegahan Badan Narkotika Nasional, Irjend Pol. Drs Anjan Pramuka Putra, SH., M.Hum menghadiri acara Webinar Sosialisasi Pencegahan Bahaya melalui Kampanye #hidup100persen Narkoba yang diadakan oleh PT Citilink Indonesia yang dihadiri oleh seluruh Pegawai Citilink yang terdiri dari Pilot dan Pramugari, Selasa (22/09/2020)

Dalam pemaparannya, Anjan memulai dengan membahas masalah narkoba yang bukan saja terjadi di Indonesia, melainkan sudah mendunia. Orang nomor satu di Deputi Bidang Pencegahan itu mengajukan pertanyaan mengapa Indonesia darurat narkoba?

"Hal ini karena kondisi geografi Indonesia terdiri dari ribuan pulau, dimana narkoba mudah masuk, dan menyasar tidak hanya dewasa atau remaja, namun juga anak-anak," ungkap Anjan dalam pemaparannya.

"Akibat yang lebih parah adalah Indonesia akan mengalami Lost Generation jika kita tidak peduli untuk mencegah bahaya narkoba sejak dini karna Narkoba adalah mesin pembunuh massal (silent Killer) yang merusak manusia," tambah Anjan.

Anjan menambahkan, hal penting lain yang perlu diinformasikan adalah Inpres Nomor 2 Tahun 2020 tentang peranan seluruh kementerian dan lembaga, juga peran swasta dalam melaksanakan Pencegahan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di lingkungannya.

"Webinar yang yang dilakukan oleh Citilink Indonesia ini merupakan contoh dari pelaksanaan Inpres 02 ini," kata Anjan mengapresiasi.

Selain itu, Anjan juga menyampaikan beberapa fakta miris lainnya yang menyebutkan narkoba digadang-gadang menjadi bisnis untuk menghasilkan uang yang sangat besar.

Fakta ini, tambah Anjan, tentunya sangat menggiurkan dan semakin banyak orang terlibat sementara niat para pengyalahguna untuk pulih masih rendah.

"Selain itu modus operandi peredaran narkoba yang berubah-ubah dan sistem hukum di Indonesia masih belum mampu memberikan efek jera kepada penjahat Narkoba semakin mempersulit penegakan hukum di Indonesia," beber Anjan.

Peredaran NPS (New Psychoactive Substances) atau narkoba jenis baru juga menjadi penekanan Anjan dalam webinar ini. Jenderal bintang dua ini menyampaikan bahwa efek NPS ini 13 kali lebih berbahaya dari narkoba biasanya dan diprediksi akan terus berkembang oleh sindikat narkoba untuk menghindari hukum dan undang-undang yang ada di Indonesia.

Di akhir webinar, Anjan menyampaikan tagline baru BNN yang diluncurkan pada Hari Anti Narkotika Internasional yaitu #hidup100persen dengan 4 dimensi yakni Sadar, Sehat, Produktif & Bahagia.

Peran Citilink sangat diharapkan untuk menyebarluaskan tagline terbaru ini agar masyarakat terutama Pegawai Citilink Indonesia dapat menerapkan keempat dimensi tagline ini dalam kehidupan sehari-hari.

Acara dibuka dengan sambutan dari Vice Presiden Flight Operations Citilink Indonesia Capten Febby Aquarianto yang berharap dengan webinar ini para pegawai Citilink dapat teredukasi dan menjadi agent P4GN dalam mewujudkan #hidup100persen bersih dari narkoba.

Terpisah, Pemimpin Redaksi INDONEWS.ID selaku Wakil Sekretaris Organisasi Badan Kerjasama Sosial Usaha Pembinaan Warga Tama (BERSAMA), Drs. Asri Hadi, MA mengucapkan selamat kepada Irjen Pol Anjan karena telah mengajak berbagai pihak termasuk swasta dalam upaya mensosialisasikan bahaya narkoba.

Maka dari itu, sebagai pimpinan media Indonews.id, Asri Hadi mengaku siap mendukung langkah BNN dalam mensosialisasikan bayaha penyalahunaan narkotika di masyarakat.

"Media Indonews.id siap mendukung kegiatan Deputi Pencegahan BNN dan siap membantu mempublikasikan kegiatan BNN terkait bahaya penyalahgunaan narkotika di masyarakat," kata Asri dalam keterangannya kepada Indonews.id, Selasa (22/9/20) sore.*(Rikard Djegadut).

Artikel Terkait