Nasional

Menengok Jalan Sunyi Pelayanan Publik Bahari Indonesia dalam Serambi Sore

Oleh : Rikard Djegadut - Kamis, 22/10/2020 09:59 WIB

Webinar Serambi Sore yang digagas Indonesia Optmist (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Perjalanan menyusuri bahari Indonesia adalah satu hal yang penting untuk mengetahui secara luas bagaimana kondisi social, budaya, ekonomi masyarakat pesisir. Sebagai pemilik garis pantai terpanjang kedua di dunia yang mencapai 95.181 KM, Indonesia menjadi produk bahari yang tak terbantahkan.

Dalam rangka mengulik seputar pelayanan public bahari yang menjadi salah satu jalan dan cara pemerintah untuk mengembangkan visi kebaharian Indonesia, Museum Kebaharian Jakarta menggandeng Indonesia Optimis berkolaborasi menyelenggarakan diskusi online berseri yang dikemas dengan tajuk acara "Serambi Sore".

Berbagai fakta dan informasi yang diungkap dalam webinar yang sudah kedua kali digelar ini adalah mendalami seberapa jauh misi yang dilakukan oleh Teras BRI Kapal dan Pustaka Perahu Nusantara. Dengan panelis yang handal di kedua bidang tersebut, yakni Gito Wardoyo dan Ridwan Alimudin, harapannya peserta webinar Serambi Sore ini dapat mengambil informasi dan hikmah di baliknya.

VP Distribution Network Division, Gito Wardoyo mengatakan Teras BRI Kapal merupakan salah satu upaya Bank BRI dalam mendukung program pemerintah terkait financial inclusion dan literasi keuangan.

Kehadiran Teras BRI, tambahnya, diharapkan dapat mempermudah masyarakat dalam mengakses layanan perbankan, memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam melakukan transaksi perbankan serta mengaktualisasikan fungsi BUMN sebagai agent of development yang terus memberikan kontribusi pada pengembangan potensi bisnis di wilayah kepulauan pesisir.

"Bahtera Seva Layanan BRI ini melintas di Kepulauan Seribu, Kepulauan NTT Labuan Bajo, Kepulauan Anambas, Kep. Riau, Kepulauan Halmahera Selatan. Layanan ini memfasilitasi masyarakat dengan adanya ruang navigasi, banking hall, ruang ATM, gyro-BRISAT," ungkap Gito.

Lebih lanjut Gito berharap, kehadiran Teras Kapal ini mampu memberi banyak dampak positif di tengah kebutuhan masyarakat bahari di antaranya memudahkan masyarakat dalam mengakses layanan perbankan, simpan pinjam, transfer bank, dan penyaluran bantuan sosial.

Sementara itu, Ketua Perahu Pustaka, Ridwan Allimudin mengisahkan Pustaka Perahu Nusantara berawal pada tahun 2015 setelah dirinya sebagai nahkoda Pustaka Perahu Nusantara sukses mencetak sejarah. Ridwan melakukan perjalanan dengan menyambangi beberapa pulau kecil dalam pelayaran ke Balabalakang di tengah selat Makassar.

Dengan kondisi social yang masih belum banyak terjamah pelayanan public seperti ruang literasi, akhirnya muncul ide untuk membangun ide perpustakaan terapung. Peluang yang masih sangat tak tersentuh oleh pemerintah menjadi cikal bakal adanya Perahu Pustaka berdiri.

"Banyak pulau yang memiliki pelayanan public yang apa adanya seperti perihal pembangkit listrik, sumber air bersih, penampungan air hujan, kantor kecamatan, sekolah, puskesmas, warung makan dan fasilitas internet. Hal ini menjadi pemicu adanya Gerakan pemuda-pemuda untuk menggagas idenya dalam menjamah pelayanan public agar lebih layak bagi masyarakat," beber Ridwan.

Lebih lanjut, Amalia Pulungan dari Indonesia Optimis mengungkapkan, Serambi Sore sendiri merupakan inisiatif Indonesia Optimis, dengan menggandeng UP Museum Bahari.

"Amalia Pulungan dari Indonesia Optimis menambahkan tahun ini 92 tahun Sumpah Pemuda, biarlah kita sebagai bangsa mengingat terus semangatnya terutama dengan terus tanpa lelah sadar kita negeri bahari, dan karenanya sadar membangun perspektif dari pijakan tersebut," kata Amalia.

Selepas acara, ibu Ari dan museum Bahari mengajak kawan-kawan peserta menyumbangkan buku untuk perahu pustaka dengan mengirimnya ke Museum Bahari.*

Artikel Terkait