Nasional

Jokowi Terlihat Lebih Nyaman di Golkar Ketimbang PDI Perjuangan

Oleh : very - Jum'at, 30/10/2020 13:12 WIB

Analis kebijakan publik dari Political and Public Policy Studies Jerry Massie. (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID -- Analis kebijakan publik dari Political and Public Policy Studies Jerry Massie mengatakan pada periode kedua pemerintahannya, Presiden Joko Widodo lebih nyaman di Partai Golkar, ketimbang PDI Perjuangan. Pasalnya, Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto mempunyai sejumlah jabatan penting dalam pemerintahan Jokowi.

"Sampai kini, Golkar mengendalikan sejumlah proyek besar, misalkan Kartu Prakerja sampai Airlangga (Hartarto) diangkat jadi Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional. Untuk pagu anggaran untuk penyelenggaraan pelatihan Kartu Prakerja ditetapkan sebesar Rp5,6 triliun. Bagi pendaftar Kartu Prakerja yang dinyatakan lolos seleksi, pemerintah memberikan dana sebesar Rp3.550.000 yang dialokasikan untuk membayar biaya pelatihan (kursus online) dan insentif bagi pesertanya," kata Jerry seperti dikutip Suara.com, Jumat (30/10).

Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, kata Jerry, merupakan jabatan prestisius. Selain menjadi ketua komite, Ketua Umum Partai Golkar itu juga menjabat Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.

"Seyogianya, Airlangga tak perlu pegang double portion jabatan dobel, dia fokus saja ke Kemenko Ekonomi yang membawahi beberapa menteri. Urus saja ekonomi bagaimana mengatur ekonomi makro, mikro, moneter sampai fiskal. Dan economic of growth (pertumbuhan ekonomi) Indonesia tetap stabil. Belum lagi, pilot project UU Omnibus Law yang digawangi 12 orang salah satunya Airlangga Hartarto yang tinggal selangkah keabsahannya ditandatangani Presiden Jokowi," ujar Jerry.

Menurut Jerry, bukan Airlangga saja. Banyak urusan di kementerian juga dikendalikan oleh Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman.

"Paling tidak jika terwujud badan otorita ibu kota baru dipegang Luhut Binsar Pandjaitan. Alasannya sederhana, Luhut dalam setiap kesempatan berbicara ibu kota baru. Padahal kepala Bappenas yang perlu banyak bicara," kata Jerry.

Dari semua itu, menurut analisa Jerry, secara tidak sadar Jokowi lebih dekat dengan Golkar keimbang PDI Perjuangan.

Jerry mengatakan Airlangga bak pepatah: air tenang menghanyutkan. "Manuver dan lobinya sungguh ampuh hingga membuat Jokowi tak berkutik. Ataukah Jokowi merasa kurang kerap simpati disebut Mega petugas partai. Jarang disebut petugas rakyat atau negara. Belum lagi Jokowi tak diposisikan duduk di pengurus PDIP. Bisa jadi beliau wakil ketua, ketua penasehat dan sebagainya," ujarnya.

"Saya lihat ada indikasi Jokowi merapat ke Golkar, seperti berada dalam comfortable zone (zona nyaman). Siapa tahu dirinya dan Airlangga punya deal-deal politik untuk mengamankan keluarga Jokowi seperti Gibran Rakabuming dan anak mantunya Bobby Nasution," pungkasnya. (Very)

Artikel Terkait