Nasional

Dirut IFG Robertus Bilitea: Pandemi Covid-19 Momentun Tepat Berinvestasi

Oleh : Rikard Djegadut - Jum'at, 06/11/2020 18:45 WIB

Direktur Utama Indonesia Financial Group (IFG), Robertus Bilitea (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Pandemi covid-19 yang menyerang Indonesia awal Maret tahun ini berdampak pada hampir seluruh sektor kehidupan terutama sektor ekonomi. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia anjlok minus 3,49 persen pada kuartal III 2020 secara tahunan.

Secara ekonomi, pandemi covid-19 berpengaruh pada ranah global yang terhubung dengan rantai perdagangan dan investasi. Namun sejumlah celah dan peluang investasi pun tetap terbuka lebar di tengah gejolak ekonomi yang dihadapi bangsa ini.

Direktur Utama Indonesia Financial Group (IFG), Robertus Bilitea mengatakan dari aspek investasi dirinya memandang pandemi covid-19 ini justru menjadi momentum yang tepat bagi para investor untuk berinvestasi. Hal ini menurutnya, lantaran tidak ada krisis yang tidak berakhir.

"Saya mengalami tiga fase krisis dari yang semi hingga pandemi seperti ini. Saya juga terlibat dalam penanganan krisis, dan saya simpulkan tidak ada krisis yang tidak berakhir," kata Robert dalam webinar bertajuk "Cegah Rugi Selama Pandemi", Jum`at (6/11).

Robert menuturkan Indonesia pernah menghadapi fase krisis moneter pada 1997-98, yang juga dialami hampir seluruh Asia Timur menimbulkan kepanikan global. Namun seingatnya, lanjut Robert, pada 2002, Indonesia keluar dari krisis dan pertumbuhan ekonomi langsung menuju ke arah yang semakin baik.

Investor pada saat itu, kata mantan Direktur hukum di Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) itu, yang banyak mengeluarkan budget saat krisis mulai mendapatkan capital gain dari ongkos investasi yang dikeluarkan. Demikian juga akan berlaku, tambah Robert, pada krisis lainnya.

"Jadi krisis pandemi covid-19 yang mempengaruhi perekonomian seperti saat ini, saya kira juga merupakan waktu yang tepat untuk berinvestasi. Ini momentun yang tepat untuk berinvestasi," ungkap Robert.

Sejalan dengan sikap optimistis tersebut, IFG saat ini, lanjut Robert, telah menyediakan langkah strategis di antaranya menyediakan berbagai produk investasi untuk diluncurkan ke pasar dan mendorong para investor membeli dan memanfaatkan produk-produk tersebut untuk berinvestasi.

Mantan Direktur Hukum Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) mengatakan, IFG juga telah melakukan restrukturisasi melalui dua anak usahanya yakni PT Bahana TCW Investment Management dan PT Bahana Sekuritas.

IFG juga saat ini sudah mengkonsolidasi asuransi penjaminan bersama-sama dengan capital market dan asset management. IFG melakukan sinergi antara perusahaan asuransi penjamin, capital market dan asset menagement.

"Di sisi capital market, kami banding produk dengan teman-teman asuransi penjamin wahana sekuritis untuk masuk ke pasar yang sama-sama menjual katakanlah ada produk asuransi jiwa, Wahana sekuritis saat ini sedang serius menyiapkan platfom mereka unutk masuk ke retail," beber Robert.

Robertnya juga menambahkan, langkah penting yang dilakukan IFG saat ini adalah memastikan tata kelola investasi dan risk management serta risk culture agar berjalan dengan baik.

"Karena kami tidak ingin mengulangi kejadian-kejadian yang ada capital market maupun di asuransi yang ujung-ujungnya memberikan reputation risk yang cukup signifikant bagi perusahaan-perusahaan yang masih dalam keadaan bermasalah saat ini," tutup Robert.*(Rikard Djegadut).

 

Artikel Terkait