Opini

Album "Gila" Trubador Indonesia Gombloh dalam Format Piringan Hitam

Oleh : Rikard Djegadut - Sabtu, 14/11/2020 19:01 WIB

Penyanyi folk asal Surabaya, Soedjarwoto Soemarsono, lebih dikenal dengan nama Gombloh (Foto:Ist)

LifeStyle, INDONEWS.ID - Penyanyi folk asal Surabaya, Soedjarwoto Soemarsono, lebih dikenal dengan nama Gombloh, adalah salah satu legenda musik Indonesia. Gombloh meninggal karena sakit paru-paru dalam usia 40 tahun pada 1988.

Lagunya, "Kugadaikan Cintaku" sangat populer pada dekade 1980-an. Wajahnya, dengan topi baseball dan kacamata hitam, adalah salah satu ikon paling mudah dikenali dari era itu.

Lagu terbesar Gombloh, "Kebyar-Kebyar" dari album tahun 1979 berjudul sama, begitu populernya bahkan sudah menjadi lagu kebangsaan tidak resmi negeri ini.

Meski begitu, dekade pertama karir Gombloh dipenuhi perjuangan untuk keluar dari kesuraman walau telah merilis album-album hebat pada 1970-an.

Album berbahasa Jawa pada tahun 1981, "Sekar Mayang"—dirilis oleh Golden Hand, sub label dari Indra Records, yang juga menjadi perusahaan rekaman bagi band legenda Surabaya AKA—bisa dikategorikan sebagai salah satu album progressive folk terbaik, yang menggabungkan lirik politik dengan kompleksitas harmoni dan melodi seperti yang dimainkan oleh ELP atau Genesis era awal.

Sekar Mayang dan beberapa album klasik lainnya dari periode 1970-an tidak mampu mengubah peruntungan, sampai kehadiran album "Gila" pada 1983.

Album "Gila" dirilis oleh label pop arus utama Nirwana Records. Tampil lebih sederhana dengan aura album Bob Dylan "Blood on the Tracks", karya-karya Gombloh pun lebih mudah diterima oleh penggemar yang menyukai gaya bercerita yang memikat dan lagu-lagu bercorak country, folk pop.

Album ini direkam dari beberapa penampilan panggung Gombloh, dan semakin membesarkan namanya di kancah musik nasional.

Album ini kemudian menjadi semacam jembatan yang menghubungkan karir art-rock Gombloh di dekade 1970-an dengan album-album pop laku yang mendominasi pertengahan 1980-an.

Kini album "Gila" akan dirilis dalam format piringan hitam setelah hampir 40 tahun melalui kerjasama antara Elevation Records, Mastersound, dan label asli Gombloh, Nirwana Records. Ini adalah rilis piringan hitam pertama dari seri rilis ulang musik-musik Gombloh ke depan.

Master rekaman untuk piringan hitam ini dikerjakan di Studio Abbey Road, London, dicetak dalam jumlah terbatas, dan akan resmi beredar pada 15 November 2020.(Harlan Boer)

Artikel Terkait