Nasional

Sejumlah Tokoh Resah Karena Jokowi Mulai Antikritik

Oleh : very - Minggu, 14/02/2021 16:25 WIB

Rizal Ramli bersama SBY. (Foto: JPNN)

Jakarta, INDONEWS.ID -- Presiden Joko Widodo dinilai mulai antikritik. Padahal kritik menjadi oli bagi demokrasi. Hal ini jelas mulai mengkuatirkan sejumlah tokoh terutama kaum demokrat.

Laporan dari The Economist Intelligence Unit (EIU) menyebutkan bahwa indeks demokrasi Indonesia berada pada peringkat ke-64 dunia dengan skor 6.3 atau menjadi yang terendah dalam 14 tahun terakhir.

Analis sosial politik dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun menanggapi beberapa tokoh yang merespon pernyataan Jokowi terkait kritik.

Misalnya, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) yang bertanya tentang cara kritik yang tidak dipolisikan, kemudian Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menyatakan pujian ibarat gula kalau kebanyakan bikin sakit.

Sementara ekonom senior, Kwik Kian Gie terang-terangan mengatakan takut mengkritik dan mantan menteri Jokowi, Susi Pudjiastuti dan Rizal Ramli (RR) harus mendapatkan perundungan dari buzzer usai mengkritik.

"Apa yang dialami tokoh dan para ilmuwan yang dibully bahkan tidak sedikit aktivis yang kritis terhadap pemerintah kemudian dipenjara adalah fakta yang membuat indeks demokrasi Indonesia turun drastis," ujar Ubedilah seperti dikutip RMOL, Minggu (14/2).

Jokowi, kata Ubedilah, adalah aktor utama yang memberi kontribusi sangat besar terhadap indeks demokrasi Indonesia terpuruk sepanjang 14 tahun terakhir. Jokowi dinilai tidak mampu membawa Indonesia menjadi negara demokrasi yang berkualitas.

Hal tersebut, kata Ubedilah, yang menyebabkan tokoh-tokoh penting Indonesia yang memiliki kepedulian kuat pada demokrasi sangat resah dengan kondisi saat ini.

"Hal itu terlihat dari sejumlah pernyataan penting dari ekonom terkemuka seperti Rizal Ramli, Kwik Kian Gie, bahkan dari mantan Menteri seperti Susi Pujiastuti, mantan Wapres JK dan mantan Presiden SBY," ujar Ubedilah.

Dengan demikian kata Ubedilah, atas kondisi demokrasi Indonesia saat ini, akan mempersulit pemulihan ekonomi karena citra demokrasi buruk di mata Internasional. Apalagi, citra penanganan Covid-19 yang juga buruk.

"Mereka resah tidak hanya karena Jokowi makin antikritik. Tetapi lebih dari itu karena Jokowi telah menjerumuskan demokrasi Indonesia berada pada titik terendah selama 14 tahun terakhir," pungkasnya. (Very)

Artikel Terkait