Nasional

Jejak Dua Alumni SMAN III Teladan Jakarta Jadi Srikandi di Bidang Lingkungan Hidup

Oleh : Rikard Djegadut - Kamis, 08/04/2021 13:01 WIB

Dua Alumni SMAN III Teladan Jakarta jadi Srikandi di Bidang Lingkungan Hidup, Ir Laksmi Wijayanti, MCP dan Dra. Masnellyarti Hilman

Sosok, INDONEWS.ID - Dalam rangka menyambut Dies Natalis Sekolah Menengah Atas Negeri III Teladan Jakarta ke-68 pada 24 Oktober mendatang, Indonews.id kembali menghadirkan kepada pembaca dua tokoh yang pernah menimba ilmu dari rahim institusi yang kerap dikenal SMAN3 Teladan Jakarta ini.

Dua alumni ini merupakan srikandi yang berjuang, berkiprah dan berkontribusi bagi bangsa dan negara dalam bidang lingkungan hidup. Mereka telah menghabiskan waktu hidup mereka dalam menjaga alam bumi Nusantara sehingga tetap menyuplai oksigen bagi keberlangsungan hidup manusia.

Para srikandi lingkungan hidup itu adalah
Ir Laksmi Wijayanti, MCP yang saat ini menjabat sebagai Pejabat Pimpinan Tinggi Madya (Eselon I) atau Inspektur Jenderal KLHK dan mantan Beberapa Deputi di KLHK, Dra. Masnellyarti Hilman, alumna SMAN III Teladan Jakarta angkatan 1972.

Sosok Masnellyarti Hilman

Dra. Masnellyarti Hilman, M.Sc. lahir di Padangpanjang, Sumatra Barat pada 26 Juni 1953 dilam. Ia merupakan seorang profesional dan ahli yang telah menghabiskan puluhan tahun hidupnya di bidang lingkungan hidup Indonesia.

Masnellyarti Hilman pernah menjabat sebagai Deputi VII Bidang Peningkatan Konservasi Sumber Daya Alam dan Pengendalian Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia(KLHK).

Nelly telah mengabdi di KLH sejak 1980. Beberapa posisi dan jabatan strategis di kementerian itu sering diembannya. Ia pernah menjabat sebagai Deputi IV Bidang Pengelolaan Limbah B3, Pengelolaan B3 dan Pengelolaan Sampah KLH.

Selepas merampungkan pendidikan menengah atasnya dari SMAN III Teladan Jakarta, Masnellyarti Hilman melanjutkan pendidikan tingginya di Universitas Padjajaran Bandung dan lulus pada 1980 dengan SI sebagai doktoranda (Dra).

Setelah menyandang gelar Sarjana Biologi, Nelly Hilman langsung mendedikan ilmu yang didapatnya di Kementerian Lingkungan Hidup sebagai staff. Sejak 1983 hingga 1989 status Nelly Hilman menanjak menjadi Senior Staff.

Ia lalu melanjutkan pendidikan masternya dan lulus dengan gelar Master of Science – M.Sc bidang Mineral Resources Ecology dari
Colorado School of Mines – USA pada 1990.

Meski sudah pensiun, Nelly Hilman tetap meneruskan dedikasinya di bidang lingkungan hidup dengan menjadi Head of Environmental Commission for International Chamber of Commerce for Indonesia serta menjabat.

Selama berkarir di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sejak tahun 2000 hingga pensiun pada 2013, Nelly Hilman telah beberapa menjabat Deputi pada bidang yang berbeda. Terakhir, ia menjabat sebagai Deputi Bidang Peningkatan Konservasi Sumber Daya Alam dan Pengendalian Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Selanjutnya, selama 2012 hingga 2014, Ia menjabat sebagai Commisioner of PT Timah Tbk dan antara 2013 hingga 2018 menjabat sebagai Commisioner PT Prasadha Pamunah Limbah Industri. Selain itu, ia juga tercatat pengajar di Universitas Bakrie selama 2012 hingga 2015.

Selama 2018-2019, istri dari Hilman Rais Soekartadiredja ini Hilman menjadi Consultant PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Selain itu, Ia juga tercatat menjadi juri untuk the Green Compay and SRI Kehati Award selama 2015 hingga 2019.

Sejak 2013, ibu dari Mahdian Wiratama dan Maharti Rihana ini menjadi Senior Advisor for Blacksmith Institute/PureEarth.

Yang menarik dari Nelly Hilam ini adalah, hampir semua saudara merupakan alumni SMAN 3 Teladan Jakarta dan semuanya pernah mendudukan jabatan strategis pula di negeri ini. Sebut saja di antaranya Alm. Masriadi Martunus, Bupati Tanah Datar, Sumatera Barat periode 2000-2005. Selanjutnya adalah Maswita Martunus, pernah menjabat eselon 1 di Kantor Menko Kesra.

Lalu tokoh lainnya yang merupakan sepupu dari Nelly Hilman ini ada Drs. Asri Hadi, MA, wartawan sekaligus dosen senior IPDN, penerima Tanda Kehormatan Satyalancana Dwidya Sistha. Berikutnya adalah Jetty Rosila Hadi, tokoh penggiat dan penggerak ekonomi halal Indonesia serta dr. Indrawati Hadi, dokter senior dan Ketua PWI DKI Jakarta.

Dedikasi seorang Masnellyarti Hilman pantas diacungi jempol ketika dirinya bersedia hadir untuk memberi keterangan sebagai saksi di persidangan kasus bio remediasi dengan terdakwa karyawan PT Chevron Pacific Indonesia, Bachtiar Abdul Fatah, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipkor) Jakarta, Kamis, 1 Agustus 2013. Meski pada saat itu, dirinya sudah resmi pensiun sejak bulan Juni.

Kasus itu bergulir saat Nelly Hilman menjabat sebagai Deputi IV Bidang Pengelolaan Limbah B3, Pengelolaan B3 dan Pengelolaan Sampah KLH. Dalam persidangan itu, Nelly banyak menjelaskan bagaimana KLH melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan bioremediasi oleh pelaku industri, termasuk Chevron.

Mulai dari izin yang diberikan, perpanjangan izin, hingga keharusan menyelesaikan program pembersihan tanah tercermar limbah sesuai mekanisme yang diatur dalam Undang-Undang (UU) Lingkungan Nomor 32 Tahun 2009.

Laksmi Wijayanti

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya melantik Ir. Laksmi Wijayanti, MCP sebagai Pejabat Pimpinan Tinggi Madya (Eselon I) yaitu Inspektur Jenderal KLHK di Jakarta, Jumat (18/12).

Laksmi menyelesaikan pendidikan S1-nya di ITB Bandung Jurusan Planologi. Selanjutanya, alumni SMA 3 Teladan Jakarta angkatan 1987 itu kemudian melanjutkan pendidikan Master-nya ke Massachusetts Institute of Technology (MIT), AS pada 1998 dengan konsentrasi perencanan kota dan wilayah.

Sebelum resmi dilantik menjadi Inspektur Jenderal KLHK, Laksmi menjadi Staf Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam merangkap Pelaksana Tugas (Plt) Inspektur Jenderal Kementerian LHK.

Selama karirnya di kementerian KLHK, ia turut andil dalam merumuskan kebijakan strategis kementerian, di antaranya penerapan Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Kementerian Lingkungan Hidup, Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 tentang Kajian Lingkungan Hidup Strategis.

Selain itu, is turut andil merumuskan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2017 tentang Instrumen Ekonomi Lingkungan, dan terakhir melakukan supervisi Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk Relokasi Ibu Kota Indonesia.

Ketika dimintai tanggapannya atas pelantikan ini ia menyampaikan ucapan terima kasih atas kepercayaan dan amanah yang diberikan kepadanya. Mengingat tanggung jawab sebagai Irjen yang sangat besar dengan visi misi yang besar, ia mengaku langkah-langkah korektif perlu dikedepankan seturut kebijakan korektif Presiden Jokowi.

Karena itu, lanjut Laksmi, semua langkah dan kebijakan birokrasi harus dilakukan secara cepat dan tepat serta terukur, efektif, dan semua harus dikoreksi demi tercapainya tujuan dengan tetap berpihak pada kepentingan masyarakat banyak.

Ketika aparat pengendalian internal diperbaiki, maka pengawas internal itu juga wajib berubah. Dengan demikian, misi besar pengawasan internal yakni mendukung birokrasi KLHK seefektif mungkin dapat tercapai.

“Kita pun harus melakukan pendekatan secara komprehensif baik untuk sumber daya manusia (SDM), manajemen resiko, serta bagaiman mencegah kerugian dari awal,” kata Laksmi kala itu.

Dia menambahkan bahwa dirinya sangat senang karena berada dalam situasi proses transformasi birokrasi pemerintahan kita yang makin modern. Dan di KLHK sendiri, di bawah Menteri LHK Siti Nurbaya, sudah banyak melakukan perubahan besar dan mendasar.

Banyak yang sudah berhasil dan dirasakan manfaatnya, dan masih sebagian yang dalam proses, sebab kerja birokrasi tidak semuanya dapat dirasakan langsung, butuh proses panjang.

“Ibu Menteri Siti Nurbaya telah bekerja secara sistematis dan terukur untuk mewujudkan itu,” tutupnya.*(Rikard Djegadut).

Artikel Terkait