Sosok

Jejak Alumni SMAN III Teladan Jakarta di Bidang Seni

Oleh : Rikard Djegadut - Jum'at, 16/04/2021 12:01 WIB

Para alumni SMAN III Jakarta yang bergelut di bidang seni (Foto: Collage)

Sosok, INDONEWS.ID - Sekolah Menengah Atas Negeri III Teladan Jakarta atau yang akrab dikenal dengan sebutan SMAN III Teladan akan menyambut Dies Natalis ke-68 yang jatuh pada 24 Oktober mendatang.

Sebagaimana diketahui, dalam usianya yang sudah lebih dari setengah abad itu, sekolah yang beralamat di Jalan Setiabudi Jakarta Selatan ini telah banyak melahirkan tokoh-tokoh papan atas. Baik di dunia, musik, film maupun pejabat.

Dalam seri kali ini, Media INDONEWS.ID kembali mengangkat profil para tokoh, alumni SMAN III Teladan Jakarta yang bergelut dan berkontribusi serta berkarir di bidang seni musik Tanah Air.

Beberapa tokoh itu antara lain musisi senior dan kondang Ikang Fawzi, musikus dan konduktor lagu ternama Addie MS, penulis lagu Adjie Sutama dan aktris Andania Suri.

Deretan nama tokoh selebrita tidak sempat disebutkan dalam tulisan ini seperti Sophia Latjuba, Baim Wong dan masih banyak lainnya.

Siapakah Mereka

Ikang Fawzi

Ikang Fawzi memiliki nama lengkap Ahmad Zulfikar Fawzi. Anak diplomat yang memilih menjadi penyanyi rock dan bintang film ini lahir di Jakarta, 23 Oktober 1959.

Belakangan, pria berdarah Sunda dari ibunya dan Bugis-Mandar dari ayahnya lebih sibuk sebagai pengusaha properti dibanding di dunia seni yang membesarkan namanya.

Namanya menjulang sebagai aktor berkat perannya dalam film Pengantin Remaja 2. Ikang merupakan anak dari Fawzi Abdulrani dan Setia Nurul Muliawati.

Sebelum akhirnya menetap di Indonesia, di masa kecilnya, Ikang kerap berpindah-pindah tempat tinggal lantaran pekerjaan sang ayah yang berprofesi sebagai diplomat.

Ikang menghabiskan masa Taman Kanak-kanaknya di Belgia, lalu SD (sekolah Dasar) hingga SMP di Jepang. Saat Ikang berusia 10 tahun, ayahnya memasukkannya ke sekolah musik privat YAMAHA di Jepang, untuk mempelajari electone dan drum. Saat itu, ayahnya sendiri juga merupakan pencipta lagu dan penyanyi music Hawaian.

Ikang kembali ke Indonesia meneruskan pendidikan menengah atasnya di Indonesia, tepatnya di SMAN III Teladan Jakarta Seatan.

Setamat SMA, bersama sahabatnya Addie MS (sesama alumni SMAN3 Teladan), Ikang merilis beberapa album, antara lain Selamat Malam, Randy & Cindy, Preman, The Very Best of Ikang Fawzi dan Album Dua Sisi.

Album "Selamat Malam" berisi 10 lagu, yang 8 di antaranya diaransemen oleh Addie M. S, sang music director. Sedangkan album "Dua Sisi" yang dirilis pada bulan April 2005 adalah albumnya setelah hampir 20 tahun tidak merilis album sama sekali.

Sementara di dunia akting, Ikang mengawali saat bermain dalam film ‘Pegantin Remaja’. Dari film pertamanya ini, tawaran demi tawaran menghampiri Ikang.

Hingga saat itu, keberuntungan menghampirinya. Ia dipasangkan dengan artis cantik yang kemudian menjadi istrinya hingga saat ini, Marissa Haque. Keduanya bermain dalam film "Tingal Landas Buat Kekasi" (1984) dan "Yang Kukuh Runtuh" (1985).

Perjalanan cinta membawa keduanya ke jenjang pernikahan, tepatnya tanggal 12 April 1987 keduanya resmi menikah dan dikaruniai dua orang anak perempuan, yaitu Isabella Muliawati Fawzi dan Marsha Chikita Fawzi.

Pemimpin Redaksi Indonews.id Asri Hadi bersama Ikang Fawzi

Pada tahun 1990-an, Ikang Fawzi mulai meninggalkan dunia musik dan menjadi seorang pengusaha Properti sebagai Direktur PT Jaringan Selera Asia (JSA) dan Wakil Kamar Dagang Industri (Kadin) bidang Pemukiman, dan pernah bergabung dengan Partai Amanat Nasional pada tahun 1997.

Sinetron yang pernah dibintangi oleh Ikang: Da’I, Jalan Lain Ke Sana. Film yang pernah dibintangi Ikang antara lain Pengantin Remaja II (1982), Suzanna Buktikan Cintamu, Tinggal Landas Buat Kekasih (1984) dan masih banyak lagi.

Addie MS

Addie Muljadi Sumaatmadja atau lebih dikenal dengan Addie MS adalah salah satu dari pendiri Twilite Orchestra dan sampai sekarang masih memegang tampuk konduktor. Addie juga dikenal sebagai pianis, pencipta lagu, komposer, arranger, dan sekaligus produser musik.

Addie MS lahir di Jakarta, 7 Oktober 1959 dari ayah bernama Bandi Sumaatmadja yang merupakan mantan pejuang dan menjadi pengusaha. Sedangkan Ibu Addie MS bernama Sri Wahyuni.

Bakat senihnya diketahui didapat dari sang kakek, Muhammad Susilo, seorang violis yang lebih dikenal sebagai planalog yang merancang kota satelit Kebayoran Baru.

Kesukaannya pada dunia musik dimulai saat masih SD, ketika sang Ibu membeli piano bekas yang dipakai beramai-ramai keluarganya.

Addie MS tercatat pernah menempuh pendidikan di SMAN 3 teladan Jakarta, lalu lanjut ke Universitas Krisnadwipayana Jakarta (Berhenti). Ia kemudian mengikuti pendidikan singkat recording engineering workshop di Ohio pada 1995 dan conducting workshop yang diselenggarakan oleh American Symphony orchestra league di Los Angeles tahun 1995. Kemudian mendapatkan bimbingan dari Jorge Mester, Kondaktur Pasadena Symphony Orchestra.

Karir profesional Addie dalam industri musik tanah air diawali pada tahun 1979 sebagai arranger maupun produser untuk album-album rekaman penyanyi-penyanyi pop. Penyanyi yang pernah ditanganinya antara lain Vina Panduwinata, Harvey Malaiholo, Utha Likumahua, Chrisye, hingga penyanyi mancanegara Suzanne Ciani dari Amerika Serikat.

Berbagai penghargaan pun diraihnya, seperti 3 Golden Trophy BASF Awards sebagai penata musik terbaik, 2 Golden Records untuk album Vina Panduwinata, dan 2 Silver Records untuk album Chrisye.

Pemimpin Redaksi Indonews.id Asri Hadi bersama Addie MS

Addie juga membuat 3 orkestrasi dalam album Dream Suite karya Suzanne Ciani, yang dinominasikan dalam Grammy Awards ke-38 sebagai The Best New Age Album.

Addie pernah menjadi penata musik dan konduktor pada `Festival Internacional de la Cancion`, Chile, pada tahun 1983 serta music director untuk BASF Awards selama 7 tahun berturut-turut. Addie juga dipercaya memimpin Manila Philharmonic dalam acara Miss Asean pada tahun 2005.

Addie bersama Oddie Agam dan pengusaha Indra Usmansjah Bakrie, pada tahun 1991 mendirikan Twilite Orchestra. Sebuah pops orchestra, yakni orkestra simfoni yang tidak hanya memainkan musik klasik saja, namun juga musik film, drama musikal, musik pop, dan tradisional yang diaransemen secara simfonik.

Sejak tahun 1995, Twilite Orchestra telah terdaftar sebagai anggota American Symphony Orchestra League.

Addie bertekad untuk mengakrabkan dunia musik simfoni ke masyarakat Indonesia. Karena itulah dia meninggalkan jalur musik industri. Bersama Youk Tanzil, di tahun 1998 Addie membuat album rekaman Simfoni Negeriku. Rekaman tersebut adalah untuk pertama kalinya lagu-lagu nasional Indonesia diaransemen secara simfonik dan direkam dalam CD dan kaset.

Tahun 2001, Addie membuat `La forza del destino`, sebuah album rekaman simfonik pertama di Indonesia yang menampilkan karya-karya musik Klasik Barat.
Bersama Twilite Orchestra, Addie melaksanakan misi edukasi melalui konser di berbagai sekolah maupun universitas sejak tahun 1998.

Twilite Orchestra juga membuat konser tahunan untuk mahasiswa di Istora Senayan dengan nama `Musicademia` yang telah dimulai sejak tahun 2000 dengan menggandeng `Sampoerna untuk Indonesia`.

Masih dengan misi untuk `menyebarkan` musik simfoni, Addie mendirikan Twilite Youth Orchestra pada tahun 2004, yakni sebuah orkes remaja yang tampil di sekolah-sekolah maupun di konser umum.

Addie juga menjadi penata musik sejumlah film dan pertunjukan, antara lain Biola Tak Berdawai, Dealova, Cinta Pertama dan musik untuk drama Opera Anoman. Pada tahun 2003, Addie juga diberi kepercayaan oleh Panglima TNI untuk menciptakan lagu Mars dan Hymne TNI.

Addie yang menikah dengan penyanyi Memes pada tanggal 13 September 1987 dan telah dikaruniai 2 orang anak, Kevin Aprilio dan Tristan Juliano.

Adjie Soetama

Adjie Soetama adalah nama besar di industri musik Indonesia era 80an. Komposer dan penata musik ini dilahirkan di Jakarta 17 September 1957 dengan nama lengkap Adjie Sasongko Soetama.

Ia menulis lagu sejak tahun 1974 tapi baru memasuki industri ketika lagunya menjadi finalis dalam Festival Lagu Populer Indonesia pada 1981.

Saat itu, ia duduk dibangku SMA III Setiabudi Teladan Jakarta dengan membentuk Vokal Grup bersama Fariz RM, Addie MS, Raidy Noor, Ikang Fawzy, Iman RN dan Deddy Dhukun.

Vokal Grup SMA III ini lalu meraih prestasi sebagai finalis Lomba Cipta Lagu Remaja Prambors di tahun 1977.

Namanya meroket ketika kembali memenangi ajang serupa di tahun 1983 lewat lagu ciptaannya bersama Irianti Ernigpraja berjudul `Salamku Untuknya` yang dinyanyikan Vina Panduwinata

Namanya tambah meroket saat kerjasamanya bersama penyanyi legendari Tanah Air Crisye menghasilkan banyak lagu-lagu hits, baik dinyanyikan Chrisye sendiri ataupun dinyanyikan oleh penyanyi lain seperti Vina Panduwinata, Tika Bisono atau Ruth Sahanaya.

Karya cipta Adjie juga banyak dinyanyikan oleh penyanyi-penyanyi besar lainnya seperti Utha Likumahuwa, Trie Utami, Ikang Fawzi, Titi Dj, Atiek Cb dan masih banyak lagi.

Pemimpin Redaksi Indonews.id bersama Adjie Soetama 

Sarjana Hukum alumni Universitas Parahytangan Bandung ini disela-sela kesibukannya sebagai pegawai Setneg RI masih menyempatkan diri aktif dalam industri musik sebagai seorang hitmaker.

Lagu lagu karya Adjie Soetama dibawakan berbagai artis seperti Geronimo II, Keenan Nasution, Chrisye, Irianti Erningpraja, Harvey Malaiholo, Tika Bisono, Suara Persaudaraan, Trie Utami, Utha Likumahuwa, Dina Mariana, Andre Hehanusa dan banyak lagi.

Di paruh era 80-an Adjie Soetama membentuk kelompok RAG bersama Raidy Noor dan Herman Gelly Effendy yang mengiringi beberapa album dari Chrisye hingga Tika Bisono.

Andania Suri

Andania Suri atau yang akrab dipanggil Andania merupakan seorang aktris yang terkenal lewat perannya dalam film Rumah di Seribu Ombak.

Wanita kelahiran 18 Maret 1997 di Jakarta ini adalah anak dari pasangan Amandra Syah Arwan, SH. MH atau Ucok Asa dan Ani Amandra. Andania adalah anak bungsu dari tiga bersaudara. Ia memiliki seorang kakak perempuan yang bernama Aninda dan seorang kakak laki-laki yang bernama Aryandra.

Memulai kariernya di dunia hiburan dengan menjadi Gadis Sampul, Andania berhasil menyabet gelar Gadis Sampul 2010 tersebut. Gelar itu sukses mengantarkan namanya sebagai seorang artis dan peluang untuk berkarier di dunia hiburan semakin terbuka lebar.

Awalnya, Andania Suri ingin mengikuti jejak ayahnya, Amandra Syah Arwan atau Ucok Asa berkarir sebagai Jaksa. Namun sejak menjadi Gadis Sampul, keinginan itu berubah.

Sebagai informasi, ayah Andania Suri, Amandra Syah Arwan atau juga yang akrab disapa Ucok Asa merupakan alumni SMAN3 Teladan Jakarta angkatan 1979. Ucok Asa pernah menjadi Kepala Kejaksaan Tinggi (Kejati) Bengkulu.

Berdasarkan pengakuannya, selama 20 tahun dirinya berkarir sebagai Jaksa, tepatnya sejak 1987, tercatat (sepengetahuannya) hanya 2 orang para alumni SMAN 3 yang menjadi jaksa yakni dirinya dan seorang wanita dengan panggilan Minuk. Minuk, katanya, sempat mencapai golongan eselon III.

Pertama kali dikenal publik lewat perannya di film garapan Erwin Arnada yang berjudul `Rumah di Seribu Ombak` di tahun 2012. Dalam film itu, Andania mempunyai lawan main yang sudah terkenal, yakni Lukman Sardi.

Ia juga pernah berperan dalam beberapa judul film lainnya, seperti Hijabers in Love, Air Mata Surga, dan Beauty and the Best. Dalam film Beauty and the Best, Andania berperan sebagai seorang model dan ia berperan dengan lawan mainnya bintang muda, Brandon Salim, Maxime Bouttier, dan Chelsea Shania.

Tak hanya berkarier di dunia film, Andania juga sempat menjadi model video klip untuk beberapa lagu dari penyanyi-penyanyi di Indonesia, di antaranya adalah Vidi Aldiano di lagunya Gadis Genit, SM*SH di lagunya Ada Cinta, Dmasiv di lagunya Natural, Gigi di lagunya Mutiara Yang Hilang, dan Shortcut di lagunya Tak Pernah Sempurna.

Atas akting yang memikat, aktris yang menempuh pendidikan menengah atasnya di SMAN 3 Teladan Jakarta ini sukses menjadi juara 1 dan juara favorit Gadis Sampul 2010.

Ia juga masuk nominasi Best Supporting Roel Actress dari Apresiasi Film Indonesia untuk untuk perannya dalam film `Rumah di Seribu Ombak` dan nominasi Best Supporting Role Actress dari Indonesian Movie Actors Award RCTI untuk aktingnya dalam `Air Mata Surga`.*(Rikard Djegadut).

Artikel Terkait