Nasional

Marwan Cik Asan Nilai Target Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen Jokowi Terlalu Optimis

Oleh : Mancik - Jum'at, 16/04/2021 13:36 WIB

Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi Partai Demokrat, Marwan Cik Asan.(Foto:Istimewa)

Jakarta, INDONEWS.ID - Anggota Komisi XI Marwan Cik Asan menilai, target pemerintahan Jokowi soal pertumbuhan ekonomi pada kuartal dua 2021 hingga 7 persen terlalu optimis. Ada beberapa persoalan yang akan masih menjadi permasalahan sehingga rencana itu tidak akan terpenuhi.

Menurut Marwan, daya beli masyarakat hingga saat ini masih mengalami penurunan. Jika kondisi ini tidak diperbaiki oleh pemerintah, maka target untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tidak terealisasi sesuai dengan rencana pemerintah.

"Ada beberapa persolan mendasar yang perlu segera dikerjakan pemerintah. Misalnya, bagaimana kembali meningkatkan daya beli masyarakat melalui peningkatan konsumsi rumah tangga yang sejak pandemi mengalami kontraksi hingga 5,51 persen pada kaurtal II 2020,’’ kata Marwan kepada media di Jakarta, Jumat,(16/04/2021)

Marwan memahami, target pemerintah antara lain dipicu adanya indikator positif di sejumlah sektor. Misalnya, perbaikan kinerja penjualan eceran dan trend positif pada indeks manufaktur.

Namun menurut legislator asal Lampung itu, indikator ini tidak cukup kuat untuk menetapkan target hingga lebih dari 7 persen. Sebaliknya, ia melihat peningkatan daya beli masyarakat melalui peningkatan konsumsi rumah tangga sangat penting untuk dijadikan pijakan.

"Mengapa? Karena komposisi pertumbuhan ekonomi Indonesia hampir 60 persen disumbangkan oleh sektor konsumsi rumah tangga,’’ tegas Sekretaris Fraksi Partai Demokrat (FPD) itu.

Bagi Marwan, optimistik dalam menetapkan target pertumbuhan ekonomi sah-sah saja. Tapi alih-alih menjadi statemen bombastis belaka, akan lebih baik jika pemerintah fokus pada persoalan mendesak di depan mata seperti yang dia sebut di atas.

‘’Selain itu, pemerintah juga perlu kembali menggairahkan investasi baik di pusat maupun di daerah, dengan harapan akan memberikan efek pengganda bagi ekonomi daerah melalui penciptaan lapangan pekerjaan dan peningkatan pendapatan. Karena sepanjang tahun 2020 telah terjadi penambahan pengangguran hampir 3 juta orang dan tingkat kemiskinan kembali naik menjadi 27,55 juta orang pada September 2020,’’ katanya.

Marwan juga mengingatkan, program PEN 2021 yang dijalankan pemerintah untuk mengatasi dampak pandemi Covid 19 perlu diperbaiki dan disempurnakan.

"Perbaiki agar tepat sasaran. Sebab salah satu andalan kita untuk perbaikan ekonomi di tengah pandemi ini ya PEN. Kalau tidak diperbaikiya tidak akan memiliki kontribusi nyata untuk peningkatan pertumbuhan ekonomi tahun 2021,’’ kata Marwan.

Menurutnya, kebijakan yang berkaitan dengan konsumsi rumah tangga merupakan hal penting untuk diperhatikan oleh pemerintah, seperti program BLT dan subsidi upah masih sangat penting dilanjutkan dalam program PEN 2021.

Selain itu pemerintah juga harus memastikan protokol kesehatan tetap dilaksanakan tanpa membatasi mobilitas, sehingga kegiatan konsumsi masyarakat tetap bisa berjalan. Stimulus yang diberikan kepada sektor produksi berupa insentif fiskal juga harus terukur dan tepat sasaran dengan mempertimbangkan turunnya penerimaan negara dari sektor pajak.*

 

Artikel Terkait