Sosok

Mengenal Heru Dewanto, Alumnus SMA Negeri 3 Jakarta Dipercaya Jadi Ketua PII

Oleh : Rikard Djegadut - Rabu, 28/04/2021 18:30 WIB

Alumnus SMA Negeri 3 Jakarta yang Jadi Ketua Persatuan Insinyur Indonesia, Dr. Ir. Heru Dewanto, ST, M.Sc.(Eng.), IPU.

Sosok, INDONEWS.ID - Nama Heru Dewanto ikut masuk dalam daftar para tokoh yang merupakan alumni Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Teladan Jakarta atau yang biasa dikenal dengan sebutan SMA Negeri 3 Teladan Jakarta.

Sosok dan pemikiran Heru Dewanto kerap menghiasi beranda media mainstream Tanah Air lantaran kepakarannya di bidang infranstruktur dengan pengalaman yang panjang di bidang tersebut.

Terutama dalam beberapa tahun terakhir, sejak dirinya terpilih menjadi Ketua Persatuan Insinyur Indonesia (PII) periode 2018-2021 dalam Kongres Nasional XXI Persatuan Insinyur Indonesia pada Desember 2018 lalu.

Di era kepemimpinannya, Heru punya agenda besar yaitu mentransformasi PII, dari yang semula lembaga swadaya masyarakat (LSM) menjadi institusi berotoritas menyelenggarakan registrasi dan sertifikasi keinsinyuran guna meningkatkan profesionalisme insinyur di Tanah Air.

Lantas siapa sosok Heru Dewanto sesungguhnya dan apa kontribusinya bagi kemajuan bangsa dan negara Indonesia? Simak selengkapnya!.

Sosok Heru Dewanto

Pria kelahiran 21 April 1967 ini adalah seorang professional di bidang infrastruktur dengan gelar Dr. Ir. Heru Dewanto, ST, M.Sc.(Eng.), IPU.

Heru memiliki lebih dari 25 tahun pengalaman memimpin korporasi multinasional dan perusahaan nasional di bidang investasi dan pengembangan usaha mulai dari pembangkit listrik, jalan tol, kereta api, LRT, terminal hingga perumahan.

Ia juga menjadi pemimpin sejumlah organisasi profesi di bidang infrastruktur, keinsinyuran dan teknologi di tingkat nasional dan regional.

Heru Dewanto kerap menjadi pembicara dan pembentuk opini di bidang infrastruktur, keinsinyuran dan teknologi di berbagai konferensi nasional dan internasional dan di berbagai media sosial, electronic dan cetak baik di dalam dan luar negeri.

Di sela waktunya yang sangat padat itu, Heru Dewanto juga menulis buku dan menulis artikel opini tentang infrastruktur di surat-surat kabar terkemuka di Indonesia.

Alumnus SMA Negeri 3 Jakarta angkatan 1986 itu merupakan Presiden Direktur PT Cirebon Energi Prasarana(CEPR) sejak 2014-2019 - sebuah perusahaan pelopor teknologi batubara bersih terkini Ultra Supercritical di Indonesia.

Selain itu, Heru pernah menjabat Wakil President Direktur PT Cirebon Electric Power; Direktur PT Cirebon Power Services (CPS); CEO Indika Power (PT Indika Multi Energi International).

Suami dari Emilana Indri Eryolanda ini juga pernah menjadi Wakil Komisaris Utama PT Pembangunan Sarana Jaya, sebuah perusahaan properti dan bank tanah milik Pemda DKI; Direktur Pengembangan PT Widjajatunggal Sejahtera (TIRA Group).

CEO and Direktur PT Griyaton Indonesia, perusahaan multinasional bidang industri beton pracetak untuk apartemen, bangunan tingkat tinggi, bangunan industri dan elemen struktur, yang kini menjadi PT PP (Pembangunan Perumahan) Precast.

Presiden Direktur Rekainfra International, perusahaan konsultan investasi infrastruktur utamanya proyek Jakarta Outer Ring Road (JORR) dan fasilitas air bersih dan limbah; Wakil Diretur Citra Lamotorogung Persada (CLP) Group, induk perusahaan PT CMNP (pelopor perusahaan jalan tol pertama), pengembang jalan tol nasional seperti JORR dan Cipularang, Terminal Intermoda Manggarai; Direktur PT CMMP pengembang proyek Triple Decker, kombinasi jalan tol dan LRT Jakarta;

Pria kelahiran Yogyakar ini pernah menjadi Kepala Divisi Usaha China Grup Citra; Koordinator Proyek ABB (Asea Brown Boveri) Gadelius Jakarta, perusahaan multinasional bidang pembangkit listrik dan solusi lingkungan; Professional Business Assessor di ABB Transportation UK, perusahaan multinasional manufaktur dan solusi per-kereta-api-an di Crewe, Derby dan London, Inggris.

Heru Dewanto juga merupakan Pendiri, Pemilik dan Komisaris Utama PT Airmas Ilthabi Teknologi (Aitek Group) bersama keluarga Habibie.

Di bidang organisasi, Heru pernah menjabat sebagai Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) 2018-2021; Ketua Umum (Chairman), Federasi Organisasi Insinyur se-Asia Tenggara (ASEAN Federation of Engineering Organization - AFEO) 2018-2019.

Selain itu, Heru juga menjadi Presiden (President), Asosiasi Pendidikan Teknik se Asia Tenggara, Asia Timur dan Pasific (Association of Engineering Education of South East, East Asia and the Pacific - AEESEAP) 2018-2021.

Wakil Presiden (Vice President), Akademi Keinsinyuran dan Teknologi se ASEAN (ASEAN Academy of Engineering and Technology - AAET) 2018-2020; Sekretaris Jenderal, Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) 2015-2019; Ketua Dewan Pembina, Asosiasi Pembangkit Listrik Swasta Indonesia (APLSI) 2018 – 2021; Anggota Dewan Direksi, Kamar Dagang Inggris (British Chamber of Commerce - Britcham).

Pendidikan

Heru meraih gelar Sarjana Teknik Sipil (ST) dari Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Indonesia.

Sementara Gelar Profesi Insinyur (Ir.) diperolehnya dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Insinyur Profesional Utama (IPU) dari Persatuan Insinyur Indonesia (PII).

Heru juga menamatkan Diploma Post Graduate dari Insitut Perkerataapian dan Transportasi Publik Universitat Innsbruck Austria dan Master Sains dan Rekayasa [MSc.(Eng.)] di bidang Perencanaan dan Rekayasa Transportasi dari Institut Ilmu Transportasi Universitas Leeds Inggris.

Gelar doktoral (Dr.) Ilmu Manajemen Strategik diraihnya dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia di bidang investasi ketenagalistrikan.

Adapun judul disertasi yang diajukannya untuk gelar doktoral adalah “Kebangkitan Kapabilitas Non-Market untuk Meningkatkan Performa Paket Investasi: Studi Empiris atas Industri Ketenagalistrikan di Indonesia”.

Penghargaan

Selama memimpin Cirebon Power (PT Cirebon Electric Power and PT Cirebon Energi Prasarana), Herus sukses mendulang berbagai penghargaan baik di tingkat nasional, regional dan internasional.

Di antaranya penghargaan ASEAN Clean Coal Technology Application Award 2013, ASEAN Energy Minister Summit, Asia Coal Power Project of the year 2016, Asia Power Magazine, Indonesian Best Electricity Award (IBEA) 2018, Majalah Listrik Indonesia, Top CSR Award and Top leader of CSR Award 2018, Business News magazine, International Green Era Award, Honorway International association of management consultant.

Selain itu, Heru juga menerima penghargaan dari ASEAN Federation of Engineering Organization (AFEO) sebagai AFEO Honorary Fellowship Award 2007.

Training and seminar internasional bidang Management Keselamatan Kereta Api sebagai Swede-Rail Fellowship Award 2000.

Ia juga menerima British Chevening Award 1994, Beasiswa untuk program Master-Degree dari the British Council, Inggris Raya dan ÖAD (Österreichischer Auslandsstudentendienst) Award 1992.

Di tengah kesibukannya, Heru Dewanto menyempatkan dirinya untuk menulis buku dan sejumlah artikel dan dipublikasikan di sejumlah media mainstream.

Petikan Pemikiran

Setelah dikukuhkan menjadi sebagai Ketua Umum PII periode 2018-2021 dalam Kongres Nasional XXI Persatuan Insinyur Indonesia (PII) pada Desember 2018 silam, ia melakukan sejumlah agenda besar yakni mentransformasi PII.

Sebagaimana diketahui, selama ini, induk organisasi profesi Insinyur di Indonesia berdasarkan UU No 11/2014 dan PP No. 25/2019 dengan misi utama meningkatkan kualitas dan kompetensi insinyur Indonesia, peng-arus-utamaan ekonomi nilai tambah dalam strategi pembangunan nasional dan pengabdian kepada masyarakat.

Di era kepemimpinan sosok yang dikenal aktif di Partai Golkar dan dekat dengan Airlangga Hartarto ini bertekad untuk mempelopori manajemen perubahan (change management) dengan melaksanakan transformasi secara fundamental di seluruh lini organisasi dan bisnis proses penyelenggaraan Keinsinyuran di seluruh Indonesia dalam rangka mejalankan amanat UU dan PP kepada PII sebagai Penyelenggara Keinsinyuran satu-satunya di Indonesia.

Untuk itu, PII akan membangun, memperkenalkan untuk pertama kalinya dan mempelopori konsepsi Rantai Nilai (value chain) Keinsinyuran Indonesia yang terintegrasi dari hulu ke hilir, yang dimulai dari pendidikan akademik teknik, pendidikan profesi Insinyur, sertifikasi Insinyur Profesional, registrasi Insinyur dan penyetaraan internasional.

Selain itu, PII akan mendesain, mengembangkan dan mempelopori Transformasi Keinsinyuran di setiap dan di sepanjang mata Rantai Nilai Keinsinyuran.

Salah satunya adalah mempelopori standarisasi nasional Program Studi Teknik di seluruh Perguruan Tinggi (PT) di Indonesia dengan membangun sistem akreditasi nasional, mendirikan Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM) Teknik PII dan melaksanakan akreditasi program studi Teknik secara nasional.

Selain itu, Heru mendorng PII melakukan standarisasi internasional Program Studi Teknik di seluruh PT di Indonesia dengan mengantarkan Indonesian Accreditation Board of Engineering Education (IABEE) PII menjadi provisional member dari Washington Accord (WA).

Sehingga, sistem akreditasi internasional IABEE dinyatakan setara dengan seluruh anggota WA seperti AS, Inggris, China, Korea, Jepang, Australia dst.*(Rikard Djegadut).

Artikel Terkait