Nasional

Sekolah Penggerak dan Upaya Pemerataan Mutu Pendidikan

Oleh : Mancik - Senin, 24/05/2021 11:57 WIB

Ilustrasi sekolah penggerak.(Foto:Dok.Kemendikbudristek)

Jakarta, INDONEWS.ID - Gagasan sekolah penggerak Kemendikbudristek lahir untuk pemerataan mutu pendidikan di Indonesia. Ide yang telah diluncurkan pada 1 Februari 2021 lalu ini, terus digerakkan oleh pemangku kepentingan di bidang pendidikan.

Dalam diskusi berjudul Pojok Dikbud, Dirjen Pauddasmen, Jumeri, mengajak seluruh pemangku kepentingan dalam rangka memastikan sekolah penggerak berjalan di seluruh Indonesia.

Jumeri menjelaskan, sekolah penggerak memiliki visi besar yakni melakukan pemerataan mutu pendidikan dari Sabang sampai Merauke.

Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, dibutuhkan sinergi bersama antara pemerintah pusat dan daerah serta para pemangku kepentingan pendidikan, yaitu orang tua, guru, dan kepala sekolah.

"Sekolah Penggerak lahir untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik sekaligus pemerataan mutu pendidikan lewat intervensi kepada sekolah-sekolah terpilih untuk transformasi dari dalam. Selama ini kita melakukan perubahan dengan basis infrastruktur yang hebat. Tetapi, Sekolah Penggerak dilaksanakan pada semua kondisi sekolah. Baik yang di bawah, tengah, dan atas, semua kita intervensi. Sekolah Penggerak pada akhirnya akan menggerakkan sekolah-sekolah lain di sekitarnya," kata Jumeri dalam diskusi yang digelar secara virtual, Selasa, (18/5/2021) yang lalu.

Tahapan sosialisasi Sekolah Penggerak, beragam diskusi telah terjadi dengan pemerintah daerah, khususnya dinas pendidikan.

Baca juga : Sekolah Penggerak

"Semua daerah pelaksana Sekolah Penggerak akan disusul Perjanjian Kerja Sama antara Dirjen Pauddasmen dengan kepala dinas pendidikan di daerah. Artinya, kita bergerak bersama memastikan mutu pendidikan kita meningkat secara bertahap,” jelas Jumeri.

Dari 514 kabupaten/kota di 34 provinsi di Indonesia, baru 111 kabupaten/ kota yang mengikuti Program Sekolah Penggerak.

Ia mengatakan, Program Sekolah Penggerak dilaksanakan secara bertahap, dimulai dengan memilih kepala-kepala sekolah penggeraknya.

"Kepala sekolah yang punya kualitas baik, berdedikasi, dan berkemauan tinggi, kita pilih dan kita tetapkan menjadi Kepala Sekolah Penggerak. Mereka dilatih oleh para pelatih ahli untuk melakukan transformasi dari dalam dengan menggerakkan guru-gurunya. Pada gilirannya, ini akan terjadi transformasi pembelajaran,” ujar Jumeri.

Pelatih ahli, dijelaskan Jumeri, akan membimbing kepala sekolah memastikan bahwa perubahan yang terjadi terkendali dengan baik.

"Jadi 111 kabupaten/ kota itu, para kepala sekolah di satuan pendidikan PAUD, SD, SMP, SMA, dan SLB-nya mendaftar ke Kemendikbudristek dan kemudian diseleksi oleh panel ahli. Kemudian telah terseleksi 2.500 Kepala Sekolah pPenggerak untuk semua jenjang,” ungkap Jumeri.

Program ini, dinilai Dirjen Jumeri, akan sangat menguntungkan sekolah yang ikut.

"Sekolah-sekolah akan dibimbing untuk menerapkan model-model belajar yang menarik peserta didik dan ada bantuan operasional bagi sekolah untuk membeli buku. Selain itu, sekolah juga bisa membuat perencanaan berbasis data. Dengan dilatih pelatih ahli, para kepala sekolah dan guru makin hebat, peserta didik juga makin hebat, dan hasil belajar lebih tinggi,” katanya.

Program Sekolah Penggerak adalah katalis untuk mewujudkan visi reformasi pendidikan Indonesia yang berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik melalui enam profil Pelajar Pancasila.

Program ini berfokus pada pengembangan sumber daya manusia (SDM) sekolah. Kualitas siswa diukur dengan hasil belajar dengan cara menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, kondusif, dan menyenangkan.*

 

 

 

Artikel Terkait