Nasional

Hari Anak Nasional 2021, Kemendikbudristek Perkuat Literasi Anak

Oleh : Mancik - Sabtu, 24/07/2021 13:08 WIB

Ilustrasi Gerakan Literasi Anak.(Foto:Kompasiana.com)

Jakarta, INDONEWS.ID - Peringatan Hari Anak Nasional tahun 2021, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyuguhkan dengan berbagai acara inspiratif, diantaranya webinar Panggung Anak Indonesia Merdeka, Bincang Pakar dan Pegiat PAUD ‘Anak Cerdas Terliterasi’ yang diselenggarakan pada, Jumat (23/7/2021), secara virtual.

Semangat optimisme digelorakan Penasihat Dharma Wanita Persatuan, Kemendikbudristek, Franka Makarim. Di sela-sela sesi membacakan dongeng untuk anak-anak pada acara Panggung Anak Indonesia Merdeka, Ia mengajak agar anak-anak Indonesia tetap semangat bermain dan belajar meski di tengah situasi yang penuh keterbatasan.

"Saya yakin kalau adik-adik tetap semangat, kita akan bisa melewati semua tantangan ini,” ucapnya.

Untuk mencegah risiko menurunnya minat belajar di masa pandemi, kata Franka Makarim, orang tua harus terus mendorong kemauan anak untuk membaca dan mengembangkan kemampuan literasi anak.

Baca juga : Sekolah Penggerak

"Saya berharap Ibu dan Bapak, orang tua bisa dan mau meluangkan waktu setiap hari untuk membacakan buku untuk anak-anak atau mengajak anak-anak kita membaca dan berdiskusi,” ajaknya di sela-sela acara Panggung Anak Indonesia Merdeka.

Senada dengan itu, Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Pusat Penguatan Karakter, Kemendikbudristek, Hendarman mengatakan bahwa anak-anak harus bernalar kritis.

"Untuk itulah kita harus mulai dengan membaca dan sekarang kita ajak anak-anak sehingga membaca menjadi dasar yang menjadi kebiasaan untuk menambah wawasan anak-anak kita,” jelasnya.

Mendorong semangat literasi anak, pada sesi Panggung Anak Indonesia Merdeka, para peserta menikmati pembacaan puisi, pantomim oleh anak berkebutuhan khusus, penampilan musisi anak The Sasono’s Family (Dru, Widuri, dan Den Bagus), serta mendengarkan pengalaman pendiri EwasteRJ yakni Rafa Jafar yang mengelola sampah elektronik di usia muda.

Pada kesempatan pertama, M. Raihan Faraby, seorang pembaca puisi cilik berbagi tips dalam mengatur waktu antara belajar, latihan, bermain dan istirahat. Raihan mengatakan, caranya adalah dengan disiplin mengelola keempat waktu tersebut.

"Semuanya harus dilakukan dengan fokus. Walaupun kita lebih banyak beraktivitas di rumah selama masa pandemi, tetaplah semangat dalam belajar dan berkarya, serta tetap menjaga kesehatan,” pesannya. Ia pun mengakui kemampuannya membaca puisi karena sering berlatih bersama Ibu.

Selanjutnya, Rafa Jafar, seorang pendiri EwasteRJ yang menceritakan asal mula ketertarikannya mendirikan komunitas yang mengelola sampah elektronik.

"Saya mengalami sendiri di rumah ada banyak perangkat elektronik bekas dan rusak, sehingga ada lemari yang penuh dengan sampah semacam ini. Saya bingung dibuang ke mana hingga saya mengetahui bahwa ternyata sampah ini harus didaur ulang dengan cara yang tepat,” kisahnya.

Saat itu, Rafa mengaku kesulitan untuk membuang sampah elektronik. Di mana-mana belum ada tempat sampah khusus barang elektronik.

Akhirnya, Ia tergerak untuk membuat Gerakan Pengelolaan Sampah Elektronik Indonesia. Ewaste RJ adalah komunitas yang digagasnya saat dia berusia 10 tahun. Komunitas ini memiliki misi mengumpulkan sampah ekektronik seperti baterai, kabel rusak, dan gawai yang sudah tidak terpakai.

“Saya sangat bangga sebagai anak Indonesia. Pesan saya, terus berinovasi untuk Indonesia. Jaga kesehatan, olah raga dan cari aktivitas seru dalam keseharian kita,” ujar siswa kelas 3 SMA Taruna Nusantara yang saat ini sedang menulis buku berjudul “I Am A Change Maker”.

Melalui buku tersebut Rafa juga mengajak generasi muda untuk memulai gerakannya masing-masing dalam berkontribusi positif bagi lingkungan sekitar. “Pasti ada banyak tantangan untuk menjalankan komunitas tapi di situlah pentingnya kolaborasi terutama jika ingin sukses jangka panjang. Kita harus bekerja sama dalam tim dan saling memotivasi,” ucapnya yang sudah 7 tahun berkecimpung dalam Ewaste RJ ini.

Penampilan yang tak kalah menarik disuguhkan M. Nizar Abdillah, seorang Pantomim SLB yang berkebutuhan khusus tuna rungu. Didampingi sang pelatih, Alfatomim, Nizar mengisahkan pengalaman pertamanya yang cukup sulit untuk mempraktikkan pantomim. “Berbulan-bulan belajar ekspresi hingga satu tahun belajar baru bisa bermain pantomim dengan lancar dan sekarang sudah terasa gampang,” ungkapnya.

Nizar saat ini sering tampil pada acara car free day (CFD), penggalangan dana bencana, hingga pantomim keliling ke rumah-rumah baca. Kepiawaiannya berpantomim membuatnya berhasil meraih juara di berbagai lomba. Salah satunya adalah juara 2 pantomim se-Jawa Timur.

Pada kesempatan ini, Hendarman berpesan kepada anak-anak Indonesia sebagai generasi penerus bangsa. “Ingatlah Profil Pelajar Pancasila yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, mandiri, bernalar krtis, bergotong royong, kreatif, sebagai bekal dan cerminan SDM unggul, cerdas, dan berkarakter,” tegasnya.

SDM unggul adalah para pemelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Oleh karena itu, melalui peringatan HAN tahun ini, Hendarman berharap anak-anak Indonesia berkesempatan untuk bertatap muka, berkenalan dan bertukar informasi meskipun secara virtual. Dengan harapan, dapat terwujud generasi emas, cerdas, berkarakter.

“Melalui perayaan HAN, Kemendikbudristek ingin memberikan rasa optimisme dan kepercayaan diri dalam diri anak-anak. Mereka tidak boleh menyerah dan harus penuh kreativitas dan kegembiraan karena di pundak merekalah arah bangsa dan negara ini ditentukan nantinya,” tutur Hendarman.

Kemendikbudristek berkomitmen untuk membekali anak-anak Indonesia dengan keimanan, karakter, dan semangat kebangsaan sejalan dengan enam Profil Pelajar Pancasila.

"Dengan begitu tidak ada kesulitan yang tidak bisa kita atasi bersama,” ucap Hendarman optimistis.*

Artikel Terkait