Nasional

PP KMHDI Nilai Penggundulan Hutan Penyebab Utama Bencana Banjir Kalimantan Tengah

Oleh : Mancik - Selasa, 07/09/2021 22:02 WIB

Ketua Presidium PP KMHDI, I Putu Yoga Saputra.(Foto:Istimewa)

Jakarta, INDONEWS.ID - Bencana banjir yang melanda bebera desa di Kalimantan Tengah, terus meluas. Hingga beberapa hari terakhir, terdapat dari 31 desa atau kelurahan di 11 kabupaten masih terendam banjir setinggi 30-150 cm.

Melihat situasi yang terjadi di Kalimantan Tengah, PP KMHDI menghimbau kepada pemerintah lebih serius dalam menanggapi bencana banjir yang melanda Kalimantan Tengah saat ini.

Pemerintah juga perlu memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan mendesak korban bencana banjir di Kalimantan Tengah.

PP KMHDI mengajak kader KMHDI dan seluruh elemen masyarakat untuk saling bahu membahu dan bergotong royong meringankan beban masyarakat yang terdampak banjir di Kalimantan Tengah.

“Melihat kondisi beberapa daerah yang ada di Kalimantan Tengah yang kian hari kian memburuk akibat banjir yang melanda, sudah sepatutnya kita semua untuk saling bahu membahu dan bergotong royong membantu masyarakat yang terdampak bencana. Kami dari PP KMHDI juga menghimbau pemerintah untuk meningkatkan perhatiannya terhadap pemenuhan kebutuhan masyarakat yang sifatnya mendesak dan menjadi kebutuhan dasar korban bencana banjir di kalimantan tengah. PP KMHDI juga mangajak kader KMHDI dan seluruh elemen masyarakat untuk membangun kepedulian secara kolektif terhadap bencana banjir yang menerjang beberapa kabupaten di Kalimantan tengah” kata Ketua Presidium PP KMHDI, I Putu Yoga Saputra dalam keterangan resminya kepada media ini di Jakarta, Selasa, (7/9/2021)

Yoga menambahkan, dalam situasi sulit seperti ini, di tengah pandemi yang tak kunjung usai ditambah dengan bencana banjir yang melanda saudara-saudara kita di Kalimantan Tengah, tentu akan semakin memperburuk kondisi dan keadaan mereka disana.

“Pandemi tak kunjung usai, ditambah bencana banjir yang melanda masyarakat Kalimantan Tengah, ini akan semakin memperburuk kondisi. Belum lagi kita berbicara dampak dari pandemi Covid-19 kali ini yang tentunya meluluhlantakan perekonomian masyarakat, kemudian diperparah dengan banjir yang melanda dan tentunya ini membuat kondisi semakin memburuk” ungkap Yoga Saputra.

Bencana banjir ini mesti menjadi catatan khusus bagi pemerintah. Banjir yang melanda KalimantanTengah bukan terjadi satu atau dua kali, ini hampir terjadi di setiap tahun belakangan ini.

Banjir yang melanda beberapa desa di wilayah Kalimantan Tengah ini, tidak lepas dari krisis iklim yang terjadi, dimana kita tidak bisa menutup mata terhadap deforestasi atau penggundulan hutan yang terjadi di Kalimantan selama 10 tahun belakangan ini yang menimbulkan terjadinya kerusakan lingkungan.

"Kita semua tidak bisa lepas dari fakta yang ada bahwa deforestasi atau penggundulan hutan semakin marak terjadi dalam 10 tahun belakangan ini, yang menjadi cikal bakal terhadap kerusakan ekologis yang membuat daya tampung air semakin berkurang. Deforestasi atau penggundulan hutan juga menjadi penyebab terjadinya krisis iklim yang berpengaruh besar terhadap curah hujan ekstrim di musim penghujan saat ini. Dengan curah hujan yang tinggi, ditambah daya tampung air yang semakin sedikit, menyebabkan potensi banjir akan semakin tinggi seperti yang telah kita ketahui bersama banjir yang telah melanda Kalimantan Tengah saat ini” tutup Yoga Saputra.*

Artikel Terkait