Nasional

BPIP: Kasus Dugaan Pesugihan Anak di Gowa Bertentangan dengan Pancasila

Oleh : very - Jum'at, 10/09/2021 19:14 WIB

Staf Khusus Ketua Dewan Dewan Pengarah, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Antonius Benny Susetyo. (Foto: Dokumen Pribadi)

Jakarta, INDONEWS.ID -- Kasus dugaan ritual pesugihan yang menumbalkan mata bocah 6 tahun di Kabupen Gowa Sulawesi Selatan menjadi kabar yang memilukan masyarakat. Seperti diketahui pelaku tindak kekerasan ini adalah keluarga korban sendiri yaitu Ayah, Ibu, Paman, dan kakek korban.

Kasus yang saat ini sedang dalan proses hukum mendapatkan perhatian dari Staf Khusus Ketua Dewan Dewan Pengarah, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Antonius Benny Susetyo.

Benny menjelaskan bahwa kasus seperti ini merupakan fenomena gunung es. "Fanomena seperti ini memang masih dipercaya oleh sebagian masyarakat. Hal ini dilakukan karena mereka yakin kalau ilmu yang mereka yakini harus dengan tumbal untuk mendapatkan tujuannya baik itu kekayaan, kekebalan, dan lain sebagainya," ujar Benny seperti dikutip dari siaran pers di Jakarta, Jumat (10/9).

Paling penting dikatakan Benny adalah rasional dalam memandang suatu hal dan tentunya dapat dibuktikan secara ilmiah, bukan melakukan mitos demi jalan pintas mencapai apa yang diinginkan. Jalan akal budi yang seharusnya dijadikan untuk mengambil keputusan kadang dihiraukan.

"Harus realistis dan rasional dalam memandang suatu hal dan harus bisa dibuktikan secara ilmiah agar hal-hal seperti ini tidak terjadi lagi, walaupun di belahan dunia lain masih ada terjadi," lanjut Benny.

Benny menegaskan bahwa tindakan ini tentu bertentangan dengan Pancasila.

"Tindakkan ini bertentangan nilai sila pertama karena Tuhan yang Maha esa  tidak membebarkan melakukan tindakan melukai rasa kemanusian ini jelas melukai wajah Tuhan yang mengajar belas kasih karena rasa kemanusiaan di injak martabatnya," tegas Benny.

Benny menambahkan bahwa siapa yang mencintai Tuhan juga mencintai sesama. "Negara yang berdasarkan Pancasila praktek seperti ini harus segera diakhiri dan paham bahwa itu merupakan jalan sesat serta  harus dikembalikan pada jalan benar dengan mengembalikan  kepada ajaran yang benar," tutup Benny. ***

Artikel Terkait