Opini

Nobel

Oleh : luska - Selasa, 28/12/2021 09:20 WIB

Penulis : Pande K. Trimayuni (ketua umum FOKAL UI)

Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhamadiyah dicalonkan sebagai penerima Nobel perdamaian 2022 oleh Ramos Horta. Ini dapat diterima, karena Ramos Horta pernah mendapat Nobel Perdamaian pada 1996,jadi boleh mencalonkan. Sangat layak dan patut diperjuangkan jika NU dan Muhamadiyah dicalonkan mengingat kontribusi mereka yang luar biasa untuk bangsa dan negara Indonesia.
 
Pihak Nobel menerima masukan dari berbagai elemen masyarakat untuk semua kategori Nobel. Pejabat pemerintah, kampus,organisasi yang relevan dan penerima Nobel terdahulu adalah termasuk pihak yang memberi masukan. Masukan-masukan ini kemudian dikumpulkan bersama dengan nama-nama usulan dari anggota komite Nobel sendiri untuk kemudian diproses. 

Apakah seorang calon penerima Nobel tahu bahwa mereka dicalonkan? Dari pihak NOBEL sendiri menyatakan bahwa tentang siapa yang mencalonkan dan siapa yang dicalonkan adalah RAHASIA. Dan rahasia tentang siapa-siapa yang memberi masukan  dan siapa-siapa yang pernah menjadi calon tetap akan menjadi RAHASIA dan hanya boleh dibuka setelah 50 (limapuluh) tahun. Tetapi pihak Nobel tidak mempermasalahkan jika pihak yang memberi masukan menyatakan secara terbuka bahwa mereka mencalonkan A atau B. Tetapi dari pihak Nobel sendiri, mereka akan tutup mulut sampai 50 tahun. 

Oleh karenanya, SEPANJANG SEJARAH Nobel tidak pernah ada calon pemenang yang mengaku bahwa mereka adalah calon pemenang. Sebab dalam dunia per-Nobel-an ini, yang bisa diketahui adalah nama-nama setelah menang. Begitupun ketika Pramoedya Ananta Toer digadang sebagai calon penerima Nobel, tidak ada pernyataan resmi dari pihak Nobel. Tetapi orang kemudian menebak-nebak karena banyak yang mencalonkan Pram baik dari dalam maupun luar negeri. Dalam hal ini, Pram memang sangat layak. Tulisan-tulisan Pram yang luar biasa menginspirasi sudah diakui dunia. Demikian.

TAGS : Nobel

Artikel Terkait