Nasional

Survei SMRC: Pemilih Umumnya Berorientasi Politik Kebangsaan, Bukan Politik Islam

Oleh : very - Jum'at, 22/04/2022 11:15 WIB

Pendiri SMRC, Prof. Saiful Mujani. (Foto: Ist)

 

Jakarta, INDONEWS.ID --- Pemilih umumnya memiliki orientasi politik kebangsaan, bukan politik Islam. Demikian temuan survei nasional Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC). Temuan ini dipresentasikan oleh pendiri SMRC, Prof. Saiful Mujani, pada program Bedah Politik episode “Prabowo-Puan vs Ganjar-Airlangga atau Anies-AHY?” yang tayang di kanal Youtube SMRC TV pada Kamis, 21 April 2022.

Video utuh pemaparan Saiful Mujani bisa disimak di sini: https://youtu.be/EwbnTBx19G0

Dalam presentasinya, Saiful menjelaskan bahwa skala yang digunakannya berkisar dari 0-10, yaitu makin mendekati 0 berarti makin berorientasi politik kebangsaan, sedangkan makin mendekati 10 berarti makin berorientasi politik Islam. Dalam temuannya, pemilih Indonesia, katanya, memberikan skor pada diri mereka pada angka 4,62. Ini menandakan bahwa warga secara umum berorentasi politik kebangsaan.

“Secara nasional, pemilih Indonesia, dalam spektrum Islam dan nasionalis, cenderung ke nasionalis,” kata Saiful.

Pada survei tersebut, pemilih Indonesia juga memberikan penilaian seberapa besar oritentasi politik kebangsaan atau politik Islam partai-partai politik yang ada Indonesia.

Menurut pemilih, yang paling berorientasi kebangsaan adalah PDIP, dan yang paling berientasi politik Islam adalah PKS. Partai-partai lain ada di antara keduanya.

Saiful melanjutkan bahwa yang dinilai cenderung lebih Islam adalah PKS, PPP, dan PKB. Sementara yang nasionalis adalah PDIP, Golkar, Nasdem, Demokrat, Gerindra. Sementara PAN cenderung di tengah.

“Masyarakat punya cukup pengetahuan yang akurat tentang partai-partai ini,” kata Saiful.

Menurut Saiful, kecenderungan identifikasi ideologi diri pemilih ini menjelaskan mengapa partai-partai politik yang berorientasi kebangsaan dominan dalam politik elektoral Indonesia: PDIP, GOLKAR, GERINDRA, NASDEM, dan Demokrat. Sementara PKS dan PPP yang dinilai paling Islam serta PKB dan PAN yang berbasis Ormas Islam cenderung tidak mendapat dukungan pemilih mayoritas.

Survei ini dilakukan pada 1220 responden yang dipilih secara acak dengan metode stratified multistage random sampling terhadap keseluruhan populasi atau warga negara Indonesia yang sudah memiliki hak pilih, yakni mereka yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah. Response rate (responden yang dapat diwawancarai secara valid) sebesar 1027 atau 84%. Sebanyak 1027 responden ini yang dianalisis. Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 3,12% pada tingkat kepercayaan 95% (asumsi simple random sampling). Wawancara tatap muka dilakukan pada 13 - 20 Maret 2022. ***

 

Artikel Terkait