Sosok

Calon Ketum ILUNI FISIP UI, Budi Arie: Prinsipnya, Almamater Panggil Harus Siap

Oleh : Rikard Djegadut - Rabu, 11/05/2022 20:03 WIB

Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Budi Arie Setiadi (BAS) bersama Pemimpin Redaksi Indonews.id Drs. Asri Hadi dan wartawan Indonews.id, Rikard Djegadut (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Ikatan Alumni Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (ILUNI FISIP UI) menggelar kegiatan halalbihalal bertempat di Balai Sarwono, Jl. Madrasah Raya No. 14, Jeruk Purut, Cilandak Timur, Jakarta Selatan pada Rabu (11/5/22).

Sebagaimana pantauan media di lokasi, kegiatan yang digelar mulai pukul 18.00 hingga 21.00 WIB itu dihadiri ratusan alumni lintas angkatan mulai dari angkatan 70an hingga 2000an. Beberapa di antara yang hadir merupakan tokoh nasional yang berkarir di beragam bidang.

Salah satu tokoh yang berhasil ditemui media ini adalah Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Budi Arie Setiadi (BAS) atau yang akrab dengan panggilan Budi Arie. Budi Arie yang oleh teman akrabnya memanggil dengan nama Muni, juga merupakan satu dari dua kandidat yang dijagokan menjadi Ketua Umum ILUNI FISIP UI periode 2022-2025 mendatang.

Dalam kesempatan itu, Budi Arie mengatakan, halalbihalal ini merupakan momen untuk melepas kangen sesama alumni setelah sekian tahun dibatasi pandemi Covid-19.

Budi Arie juga menyampaikan pendapatnya ketika disinggung terkait pencalonannya menjadi Ketua Umum Ikatan Alumni Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (ILUNI FISIP UI) periode 2022 - 2025. Budi Arie mengatakan
pada prinsipnya, dirinya siap atas panggilan almamater.

"Pokoknya kalau almamater memanggil, kita harus siap. Kalau FISIP UI call, kita harus siap," ujar Budi Arie di sela-sela obrolan seperti dikutip Indonews.id, Rabu (11/5/22) sore.

Budi Arie menyampaikan para alumni FISIP UI yang tersebar di berbagai sektor mengabdi pada bangsa adalah sosok-sosok hebat. Ke depannya, bersama para alumni yang hebat itu, pihaknya ingin menjadikan FISIP UI sebagai center of excellence khsusus bidang ilmu sosial dan ilmu politik.

"FISIP UI sudah besar, sudah besar. Alumninya juga hebat tersebar di berbagai tempat mengabdi kepada republik. Ya FISIP UI harus lebih hebat lagi. Karena ia harus menjadi center of excellence untuk ilmu sosial dan ilmu politik," ungkapnya.

Untuk itu, Budi Arie menambahkan, jika terpilih, nantinya ia akan menyatukan para alumni dari berbagai generasi di bawah bendera FISIP UI. Sehingga, FISIP UI akan menjadi rumah bagi bertemunya berbagai aspirasi dan gaagasan cemerlang untuk almamater tercinta.

"FISIP UI ngurusin 57 angkatan yang berasal dari angkatan 70an hingga 2000an yang punya ekspektasi yang beragam. Jadi kita (ILUNI FISIP UI-red) harus menjadi rumah bagi bertemunya berbagai aspirasi yang ada di kampus," bebernya.

Maka dari itu, Budi Arie menghimbau dan memanggil serta menyerukan kepada seluruh alumni FISIP UI yang sudah berkiprah di berbagai tempat dan bidang, agar back to kampus--kembali ke rumah.

"Semua alumni FISIP UI ini orang-orang hebat, cerdas, kreatif berani dan orang-orang yang penuh dengan ide-ide dan gagasan. Jadi kita mengharapkan supaya alumni FISIP UI ini bisa berkiprah lebih baik, lebih hebat lagi ke depannya," imbuhnya.

Terpisah, Pemimpin Redaksi media Indonews.id, Drs. Asri Hadi yang juga merupakan alumnus FISIP UI menyampaikan selamat atas terselenggaranya kegiatan halalbihalal ini.

"Ini adalah momentum untuk menyatukan kekuatan untuk almamater tercinta agar lebih hebat lagi ke depannya. Semoga para alumni yang hebat-hebat dapat memberikan yang terbaik untuk FISIP UI dan kampus UI," ujar Asri Hadi.

Sosok Budi Arie Setiadi

Presiden Joko Widodo atau Jokowi akan melantik wakil menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Negara Jakarta, Jumat (25/10/2019) lalu.

Para wakil menteri itu ditunjuk Jokowi untuk membantu jajaran Kabinet Indonesia Maju. Salah satu dari mereka adalah alumnus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI).

Ia adalah Budi Arie Setiadi, yang merupakan pendiri dan Ketua Umum Pro Jokowi (ProJo), sebuah organisasi relawan terbesar pendukung Joko Widodo.

Arie, sapaan akrabnya, ditunjuk menjadi Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Wamendestrans).

Budi Arie Setiadi atau Budi Arie dan akrab dipanggil Muni oleh teman-teman dekanta, lahir di Jakarta 20 April 1969 adalah Wakil Menteri Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi pertama Indonesia.

Selain itu, profesi yang melekat dalam diri Budi Arie adalah sebagai seorang relawan, aktivis sosial, politikus, dan pengusaha.

Dia pun dikenal sebagai pendiri dan Ketua Umum Projo, organisasi relawan terbesar pendukung Joko Widodo.

Pada tahun 2013, menjelang proses Pilpres 2014, PDIP masih memiliki wacana untuk kembali mencalonkan Megawati, dengan beberapa pilihan Cawapres, antara lain Joko Widodo.

Namun suara akar rumput lebih menginginkan adanya calon presiden baru dan dilakukannya proses penyegaran figur calon presiden. Projo terlibat dalam mengumpulkan suara dari akar rumput untuk pencalonan Jokowi.

Saat ini, PROJO sudah berkembang dan hadir di seluruh Provinsi di Indonesia. Peran ini terulang kembali dalam Pemilu 2019. Projo mendukung pendaftaran kembali Joko Widodo sebagai calon presiden 2019.

Setelah pertentangan mengenai siapa figur yang pantas, Jokowi akhirnya memilih Ma`ruf Amin. Projo menyatakan mendukung siapapun calon pendamping yang dipilih Jokowi

Budi memulai pendidikannya di SD Marsudirini Koja, Jakarta dan melanjutkan pendidikan lanjutan di SMP Marsudirini Koja Jakarta.
Ia kemudian melanjutkan sekolah lanjutan atas di SMA Kolose Kanisius Jakarta pada tahun 1988.

Selulus SMA, dia diterima di Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UI dan lulus pada tahun 1996. Budi Arie menyelesaikan studi paska sarjana di Managemen Pembangunan Sosial Universitas Indonesia, lulusan tahun 2006.

Aktif Berorganisasi

Sosok Budi juga dikenal aktif berorganisasi. Sejumlah jabatan pernah dipercayakan kepadanya.

Pada tahun 1993-1994, dia juga aktif di bidang kemahasiswaan dengan menjadi Redaktur Pelaksana Majalah Suara Mahasiswa UI.

Arie juga tercatat pernah memimpin gerakan mahasiswa sebagai Ketua Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) FISIP UI 1994 dan Ketua Presidium Senat Mahasiswa UI pada periode 1994/1995.

Budi juga menjadi Ketua Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI) Jakarta pada 1998-2001 dan mendirikan Gerakan Sarjana Jakarta (GSJ) dan Masyarakat Profesional Indonesia (MPI).

Pada era reformasi 1998, bersama aktivis mahasiswa dan alumni UI, Budi juga memprakarsai lahirnya Keluarga Besar (KB) UI.

Saat reformasi bergejolak 1998, ia menginisiasi dan mendirikan surat kabar yang kritis dengan nama "BERGERAK" pada tahun 1998. Bersama wartawan Tempo yang baru saja dibredel, ia aktif mengelola mingguan Media Indonesia pada tahun 1994-1996.

Selanjunya bersama beberapa seniornya, ia ikut menjadi bagian awal dari berdirinya Mingguan Ekonomi Kontan. Budi menjadi jurnalis Kontan dari tahun 1996 hingga 2001.

Sebagai politikus, Budi Arie menjadi Kepala Balitbang PDI Perjuangan DKI Jakarta pada 2005-2010 dan juga Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta.

Sebagai politikus, Budi Arie pernah menjadi Kepala Balitbang PDI Perjuangan DKI Jakarta (2005-2010) dan juga Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta.

Ia kemudian mendirikan PROJO, kelompok relawan darat terbesar pendukung Joko Widodo, sejak Agustus 2013. PROJO kemudian berjuang mengumpulkan aspirasi pencapresan Jokowi.

Hal itu dilakukannya sebelum dideklarasikan PDIP secara resmi, melawan arus pencapresan Megawati dengan wakil presiden Jokowi yang ramai saat itu, dan akhirnya Jokowi berhasil menjadi Presiden Ketujuh Republik Indonesia.

Dia kemudian mendirikan Projo pada Agustus 2013. Selain menjadi Ketua Umum Projo, saat ini Budi Arie juga menjadi Dewan Penasihat ILUNI UI.

Profil Singkat:

Nama : Budi Arie Setiadi, S.Sos., M.B.A
Lahir : Jakarta, 20 April 1969
Profesi : Politisi, Jurnalis, Aktivis
Jabatan : Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Indonesia ke-1
Agama : Kristen Protestan

Pendidikan

Magister Manajemen Pembangunan, Universitas Indonesia, 2006
FISIP, Universitas Indonesia, 1996
SMA Kolese Kanisius, Jakarta Pusat, 1988
SD Fons Vitae Marsudirini 1, Jakarta

Perjalanan Karir

Wakil Menteri Desa Tertinggal dan Transmigrasi RI, Kabinet Indonesia Maju, 2019-2024
Ketua Tim Relawan Projo, 2013-2019
Kepala Balitbang & Wakil Ketua DPD Jakarta, PDI Perjuangan, 2005-2010
Jurnalis, Majalah Kontan, 1996-2001
Jurnalis, Bergerak, 1998-2001
Jurnalis, Media Indonesia, 1994-1996.*(Rikard Djegadut).

 

Artikel Terkait