Nasional

Anggota DPR RI Sesalkan Reast Area Puncak Bogor

Oleh : very - Minggu, 31/07/2022 23:18 WIB

Anggota Komisi V DPR RI dari daerah pemilihan (Dapil) V Kabupaten Bogor, Mulyadi. (Foto: Ist)

Bogor, INDONEWS. ID - Anggota Komisi V DPR RI dari daerah pemilihan (Dapil) V Kabupaten Bogor, Mulyadi meninjau kondisi Jalan Raya Puncak, Gunung Mas, Cisarua.

Kunjungan wakil rakyat disaat masa resesnya ini, ia menyayangkan belum beroperasinya Rest Area tempat relokasi pedagang kaki lima (PKL) di Gunung Mas, hingga banyak bangunan PKL di Jalan Raya Puncak yang menjadi penyebab kemacetan lalu lintas.

"Saya menyayangkan Rest Area yang dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPU-Pera) dan Pemkab Bogor senilai puluhan milyar rupiah belum juga beroperasi, hingga PKL Puncak belum direlokasi dan mereka berjualan di pinggir Jalan Raya Puncak," kata Mulyadi kepada wartawan Minggu, (31/07/2022).

Politisi asal Partai Gerindra ini lalu meminta kordinasi lintas stakehokder. Menurutnya, pemerintah pusat dengan pemerintah daerah harus berjalan dengan baik. Tidak boleh terjadi miss komunikasi.

"Di Kota Bekasi, terjadi miss komunikasi hingga terjadi kecelakaan lalu lintas yang melibatkan orang meninggal dunia dan belum dibayarkannya tanah, hingga masyarakat memblokade jalan tol. Saya khawatir,  miss komunikasi juga terjadi di Kabupaten Bogor hingga  wisatawan pun menderita karena macetnya lalu lintas kendaraan," kata Mulyadi.

Mengurai kemacetan lalu lintas di kawasan Puncak, Mulyadi yakin, bahwa solusi dan titik tengahnya adalah pembangunan Jalan Tol Caringin-Cianjur.

"Salah satu solusi kemacetan lalu lintas kendaraan dikawasam Puncak itu rencana pembangunan Jalan Tol Caringin-Cianjur, terkait keinginanan agar kawasan Puncak tetap lestari dan hijau, maka pembangunan jalan tol tersebut akan sesuai kajian analisa dampak lingkungan dan tetap menjaga ekosistem. Kita lihat dulu kajiannya sosial dan ekonominya, baru bisa berkomentar setuju atau tidaknya?," ujarnya.

Bagi Mulyadi, dengan kemacetan lalu lintas yang kerap terjadi dikawasan wisata selama berjam-jam, terjadinya polusi udara dikawasan Puncak.

"Berapa banyak bahan bakar `fosil` yang habis sia-sia, lalu polusi udaranya yang mengotori segarnya udara. Saya rasa itu juga merusak lingkungan hidup," ungkap Mulyadi. (yopi)

Artikel Terkait