Opini

Mengapa Indonesia yang Dipilih untuk Presidency G-20 Tahun 2022?

Oleh : indonews - Minggu, 28/08/2022 16:32 WIB

G-20 merupakan forum utama untuk kerja sama internasional dalam aspek terpenting dari agenda ekonomi dan keuangan internasional. (Foto: Ist)

 

Oleh: Atmonobudi Soebagio*)

Pendahuluan

INDONEWS.ID - Kelompok Dua Puluh, atau G-20, adalah forum utama untuk kerja sama internasional dalam aspek terpenting dari agenda ekonomi dan keuangan internasional. Ini akan menyatukan ekonomi maju dan berkembang di dunia. G-20 dibentuk sebagai respon terhadap krisis keuangan yang muncul di sejumlah negara-negara berkembang pada 1990-an dan berkembangnya pengakuan bahwa beberapa negara di antaranya  tidak cukup terwakili dalam diskusi ekonomi global dan pemerintahan.

G-20 terdiri dari Argentina, Australia, Brasil, Kanada, Cina, UE, Prancis, Jerman, India, Indonesia, Italia, Jepang, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Korea Selatan, Turki, Inggris, dan Amerika Serikat. Negara-negara G-20 secara bersama-sama mewakili sekitar 90% dari PDB global, 80% dari perdagangan global, dan dua pertiga dari populasi dunia.

Tujuan G-20 adalah:  a) Koordinasi kebijakan antar anggotanya dalam rangka mencapai stabilitas ekonomi global, pertumbuhan yang berkelanjutan; b) Untuk mempromosikan peraturan keuangan yang mengurangi risiko dan mencegah krisis keuangan di masa depan; dan c) Menciptakan arsitektur keuangan internasional yang baru.

 

Indonesia sebagai Anggota G-20

Indonesia menjadi anggota G-20 sejak forum antar pemerintah ini dibentuk pada tahun 1999. Bagi Indonesia, klub eksklusif ini adalah arena yang terkenal dimana Indonesia dapat mencapai kepentingan nasionalnya.  Namun, Indonesia juga memahami bahwa dia memiliki posisi yang sangat unik dan tanggung jawab sangat penting dalam mewakili negara berkembang lainnya.  Pertama, di antara banyak negara yang berkembang ekonominya, Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang penting dan oleh karena itu memiliki hak khusus untuk dimasukkan ke dalam klub.   Kedua, Indonesia memiliki penduduk terbesar keempat di dunia, setelah Cina, Amerika Serikat, dan India. Dari perspektif ekonomi, populasi yang besar merupakan konsumen potensial untuk produk global.  Ketiga, mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam dan karenanya Indonesia memiliki peran potensial untuk menjembatani perbedaan antar peradaban dunia. Keanggotaan Indonesia di klub dapat membantu mengatasi citra perpecahan antara Barat dan Islam.   Keempat, Indonesia adalah negara demokrasi baru yang sedang dalam proses konsolidasi. Keanggotaan Indonesia di klub dapat menginspirasi bangsa lain untuk mempromosikan demokrasi sambil mengejar pertumbuhan ekonomi yang kuat.   Kelima, secara geografis Indonesia memiliki posisi yang signifikan. Indonesia adalah satu-satunya negara anggota ASEAN yang merupakan anggota tetap G-20. Dapat juga ditambahkan, bahwa Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang hampir berhasil pulih dari krisis ekonomi yang mengerikan baru-baru ini.

Karakteristik khusus tersebut tadi diyakini sebagai alasan kuat mengapa Indonesia terpilih menjadi anggota G-20. Selain potensinya sebagai pembeli  skala global, memiliki populasi besar, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil akan berdampak sistemik terhadap perkembangan di kawasan Asia Tenggara, dan selanjutnya akan berkontribusi pada stabilitas Asia dan dunia ekonomi. Keberhasilan Indonesia bisa menjadi model yang menarik dalam memperkuat sistem demokrasi liberal di dunia. Kehadiran Indonesia dengan mayoritas muslimnya akan memberikan dampak positif citra G-20, terutama dalam mengatasi persepsi negatif tentang “Bentrokan” tesis Peradaban antara Barat dan bagian lain dunia. G-20 dibuat untuk menunjukkan bahwa Barat siap bekerja sama dengan negara-negara Muslim (Yulius P Hermawan, G-20 Research Team).

 

Mengapa Indonesia Terpilih sebagai Presidency G-20 Tahun 2022

Berbicara di depan para pemimpin bisnis di Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN)— pada rapat awal Desember 2021, Presiden Joko Widodo menjelaskan, bahwa akan ada tiga tujuan penting selama Indonesia memimpin G-20: (a) memperkuat arsitektur kesehatan global, (b) transisi ke energi hijau dan terbarukan, dan (c) mempromosikan ekonomi digital.  

Sebelumnya, pada sesi ke-76 Sidang Umum PBB pada 22 September 2021, Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa Indonesia Presidency akan mengambil pendekatan inklusif yang menguntungkan semua `negara maju dan berkembang`, negara utara dan selatan, negara besar dan kecil, negara kepulauan dan pulau-pulau kecil di Pasifik (Jakarta Post, September 2021).

Kepresidenan G-20 Indonesia mendapat tanggapan positif di G-20, ketika agenda yang diusulkan adalah untuk mengubah kebijakan kesehatan global, menghilangkan disparitas, serta memperkuat ekonomi berkelanjutan melalui tema `Recover Together, Recover Stronger`.  Indonesia diakui mengalami keberhasilan dalam kebijakan ekonomi makro yang kuat serta adanya stabilitas di dalam negeri yang didukung oleh aliansi kuat dari partai-partai yang diajak bergabung dalam kabinet, serta  melibatkan perusahaan-perusahaan BUMN dan BUMD yang merupakan perusahaan skala  besar. 

Semoga tugas Kepresidenan G-20 Tahun 2022 yang diemban oleh Bapak Presiden Joko Widodo dan jajaran Kabinetnya  berlangsung dengan sukses dalam menyampaikan usulan-usulan yang bersifat terobosan demi memecahkan masalah ekonomi dan kemanusiaan yang bersifat global.

*) Prof. Atmonobudi Soebagio MSEE, PH.D. adalah Guru Besar pada Universitas Kristen Indonesia.

 

Artikel Terkait