Nasional

Mitra Strategis BNPT, LPOI Diharapkan Mengglorifikasi Narasi Perdamaian dan Persatuan

Oleh : very - Jum'at, 16/09/2022 10:26 WIB

Direktur Pencegahan BNPT, Brigjen Pol. R. Ahmad Nurwakhid (tengah berbaju putih) pada acara Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) LPOI dengan mengambil tema ‘Memperkuat Persahabatan untuk Memperkokoh NKRI’ yang berlangsung di Hotel Santika Premier, Jakarta, Kamis (15/9/2022). (Foto: Ist)

 

Jakarta, INDONEWS.ID – Keberadaan Lembaga Persahabatan ormas Islam (LPOI) dinilai cukup penting dan menjadi mitra strategis bagi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Terorisme merupakan musuh agama dan musuh negara. Terutama karena terorisme yang dilatarbelakangi radikalisme adalah radikalisme yang mengatasnamakan agama.

Hal tersebut dikatakan Direktur Pencegahan BNPT, Brigjen Pol. R. Ahmad Nurwakhid dalam sambutannya pada acara Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) LPOI dengan mengambil tema ‘Memperkuat Persahabatan untuk Memperkokoh NKRI’ yang berlangsung di Hotel Santika Premier, Jakarta, Kamis (15/9/2022).

“Harapan saya LPOI  ini akan menjadi mitra strategis dan insya allah abadi. Kenapa? Karena LPOI  ini kalau di dalam kontek kebijakan BNPT masuk dalam kebijakan Pentahelix, yaitu dalam penanggulangan radikal terorisme harus melibatkan multi pihak, seluruh elemen masyarakat bangsa dan negara,” ujar Brigjen Pol Ahmad Nurwakhid.

Dijelaskannya, dalam menerapkan kebijakan pentahelix ini pihak yang pertama tentunya adalah pemerintah yaitu kementerian lembaga maupun pemda. Lalu pihak kedua adalah akademisi, ketiga adalah pelaku usaha, keempat adalah media, dan yang kelima adalah masyarakat atau ormas seperti LPOI.

“Karena masyarakat sebagai salah satu pilar yang kami utamakan adalah ormas-ormas keagamaan dalam konteks ini adalah LPOI. Dan di dalam gugus tugas pemuka agama juga ada Lembaga Persahabatan Ormas Keagamaan (LPOK). Tentunya ini yang  kami sinergis kan untuk itu,” ujar alumni Akpol tahun 1989 ini seperti dikutip Pusat Media Damai (PMD) BNPT.

Oleh karena itu dirinya menyampaikan bahwa LPOI ini sangat berperan penting di dalam mengglorifikasikan  narasi-narasi cinta terhadap bangsa dan Tanah Air, perdamaian, persatuan, serta narasi mengenai pentingnya bagi masyarakat untuk mencintai sekaligus menghormati segala perbedaan yang ada di negeri ini demi menjaga keutuhan NKRI.

Oleh sebab itu mantan Kabagbanops Detasemen Khusus (Densus) 88/ Anti Teror Polri berharap agar para Ketua Umum masing-masing ormas dan juga para tokoh agama yang tergabung di dalam LPOI ini bersedia memberikan masukan ataupun nasihat kepada BNPT dan Densus 88/AT Polri  terkait dengan pencegahan dan pemberantasan terorisme.

"Diharapkan para tokoh agama, terutama di LPOI, bersedia memberi masukan, nasihat, atau wejangan kepada BNPT. Dimana BNPT ini adalah hulunya untuk melakukan pencegahannya. Sedangkan Densus adalah eksekutor di dalam law enforcement atau penegakan hukum di bidang tindak pidana terorisme,” ucap mantan Kapolres Gianyar ini..

(Direktur Pencegahan BNPT, Brigjen Pol. R. Ahmad Nurwakhid. Foto: Ist

Selain itu dirinya juga berharap agar LPOI ini  dapat memberikan kontribusi yang produktif dan signifikan terhadap bangsa dan negara Indonesia.

“Tentunya juga LPOI ini akan kami libatkan untuk menjadi narasumber di dalam mengelorifikasi Islam yang rahmatan lil alamin. Dalam glorifikasi untuk hubbul watton  minal iman, dalam menglorifikasi untuk membangun harmonisasi Indonesia,” ujarnya mengakhiri.

 

Waspada Politisasi Agama Dan Politik Identitas

Sementara itu Ketua Umum LPOI, Prof Dr. KH Said Aqil Siradj dalam sambutannya meminta kepada umat untuk waspada terhadap ancaman politisasi agama dan politik identitas.

Caranya adalah dengan membangun kesiapsiagaan nasional, deteksi dini dan mewaspadai gerakan dan atau organisasi yang melakukan perekrutan dan penggalangan suara yang membawa-bawa nama agama demi tujuan politik.

“Demikian halnya dengan menindak secara tegas berbagai bentuk dan upaya politisasi agama,” ujarnya Kiai Said yang juga Ketua Umum LPOK ini.

Diakuinya bahwa virus radikalisme, terorisme dan intoleransi, masih terus berusaha menjebol rasa kesatuan dan persatuan juga kemanusiaan sebagai anak bangsa. Namun, dengan membangun sistem kewaspadaan nasional, sistem deteksi dini, pengawasan berbasis Indeks Potensi Radikal secara kolaboratif berbasis multi pihak, maka dirinya  yakin virus tersebut sulit menembus jantung NKRI.

“Mencegah, membangun imunitas ideologi dan edukasi wawasan kebangsaan, menindak segala bentuk rencana dan aksi penggalangan dana, rekrutmen, ideologisasi, organisasi radikal, intoleran dan organisasi teroris,” ucap mantan Ketua Umum PBNU ini.

Dalam kesempatan tersebut diriya juga mengatakan bahwa LPOI sendiri  sudah melakukan MoU dengan BNPT pada tahun 2020 lalu. Dimana MoU ini berangkat dari asas yang sama,  historical yang sama dan prinsip-prinsip yang sama untuk membangun kekuatan bersama dalam menghadapi transnasional yang mengakibatkan ekstrimisme,  radikalisme dan puncaknya adalah terorisme.

“Jadi kita ormas Islam ini juga berperan dalam melakukan deradikalisasi. Adapun kalau di teroris yang bertindak adalah Densus. Kalau kami deradikalisasi, bersama BNPT. Misalkan  kepada mereka yang ingin bertobat dan ingin kembali ke NKRI , sadar dari keluar dari kelompok radikal kita terima kembali dengan baik dan kita berikan pencerahan dan kesadaran bagi mereka prinsip-prinsip Islam yang beradab dan yang berbudaya,” ujarnya mengakhiri.

Seperti diketahui, ormas-ormas Islam yang hadir pada acara tersebut yakni Nahdlatul Ulama (NU), Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI), Al~Irsyad Al Islamiyah, Al~Washliyah, Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI), Syarikat Islam Indonesia (SII), Persatuan Umat Islam (PUI), Mathla’ul Anwar, Al-Ittihadiyah, Persatuan Islam  (PERSIS), Himpunan Bina Mualaf Indonesia (HBMI), Ikatan Dai Indonesia (IKADI) dan Nahdatul Wathan yang mana masing-masing ormas ini dihadiri Ketua Umum, Wakil ataupun Sekjennya. *** 

 

Artikel Terkait