Nasional

Anak Eks Wakil Presiden Ini Berbagi Pengalaman sebagai Penyintas Tiroid dan Lupus

Oleh : Rikard Djegadut - Minggu, 06/11/2022 13:37 WIB

Jakarta, INDONEWS.ID - Puluhan Alumni Sekolah Menengah Atas nyegeri 3 Teladan Jakarta atau SMA Teladan kembali berkumpul di Jl. Gedung Hijau Raya, No 6, TK.15 Pondok Indah, Jakarta Selatan Minggu (6/11/22).

Acara yang digelar mulai pukul 12.00 hingga 15.00 ini menghadirkan narasumber Tantyo Sudharmono sekaligus menjadi tuan rumah acara bersama Rina.

Sebagai informasi Tantyo sendiri merupakan anak dari Wakil Presiden RI ke-5 di era Soeharto. Selain itu, Tantyo merupakan penyintas Throid dan Lupus.

Masalah tiroid sendiri termasuk penyakit graves adalah kondisi dimana tubuh terlalu banyak atau kurang banyak memproduksi hormon tiroid (hipertiroid dan hipotiroid) sedangkan lupus adalah penyakit yang merusak berbagai bagian tubuh seperti sendi, kulit dan organ.

Acara Bertema Penyintas Thyroid dan lupus berbagi pengalaman ini dihadiri oleh Alumni SMA Teladan Angkatan 76 yang semuanya sudah memasuki usia 60 tahun. Antara lain Rina, Iin, Icha, Djuang, Ichsan, Asri Hadi, RiSanti, Wibi, Nabila, Zahra, Kiki, Idham, Syarmana dan Nina Roza.

Pemred Indonews.id, Asri Hadi menyampaikan Tantyo Sudharmono yang sekarang menjabat sebagai Ketua Umum DNIKS dan aktif di berbagai kegiatan sosial lainnya merupakan sahabatnya sejak SMP Negeri 13 dan berlanjut hingga di SMA Teladan Jakarta.

"Acara dimulai dengan makan siang bersama dengan berbagai menu makanan yang enak dan lezat tapi tidak terlihat ada Nasi di atas meja makan.Ternyata Tantyo Sudharmono sudah 5 tahun tidak makan nasi," kata Asri Hadi.

Acara selanjutnya diisi diskusi dengan mendengarkan pengalaman dari Sudharmono. "Diskusi yang sangat menarik ini sangat bermanfaat bagi para peserta yang umumnya usia sudah di atas 60 tahun soal bagaimana hidup sehat dan bahagia tanpa harus mengkonsumsi obat-obatan yang tidak perlu diminum," tutur dosen purnabakti IPDN ini.

Tantyo Sudharmono merupakan anak ketiga dari mantan Wakil Presiden Sudharmono yang menjabat di era Soeharto sebagai wakil presiden RI ke-5.

Letnan Jenderal (Purn) Sudharmono ialah Wakil Presiden Republik Indonesia periode 1988-1993. Ia menjadi wakil presiden keempat di masa orde baru, sekaligus menjadi wakil presiden kelima Republik Indonesia.

Sosok yang akrab disapa Pak Dar ini besar akibat perannya dalam mengembangkan partai terbesar di masanya, yaitu Golongan Karya (Golkar).

Sudharmono lahir pada 12 Maret 1927, di Gresik, Jawa Timur. Istrinya bernama Emma Norma. Ia dikaruniai tiga anak, yaitu Sri Adyanti Sudharmono, Sri Aryani Sudharmono dab Tantyo A.P Sudharmono.

Ia bergabung dengan Divisi Ronggolawe saat zaman perang memperebutkan kemerdekaan, di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sudharmono pun mendapat pangkat kapten.

Selepas perang, karier politik dan militernya dilanjutkan dengan menempuh pendidikan di Akademi Hukum Militer. Ia lulus pada 1956.

Saat menempuh pendidikan, ia sudah aktif mengorganisir kegiatan yang disokong oleh yayasan-yayasan Soeharto.

Sudharmono dikenal rajin berolahraga. Dilansir dari arsip Perpustakaan Nasional (Perpusnas), laki-laki bertubuh ceking dan enerjik ini, tetap tampak bugar meski di usia tuanya.

Pemerintahan Soeharto menerapkan Dwi Fungsi ABRI, sehingga perangkat pejabatnya didominasi oleh militer.

Hal ini terbukti dalam pencalonan ketua umum Golkar pada masa Orde Baru, di mana pemimpin Golkar adalah orang yang berlatar belakang militer.

Dalam Factum, sebuah jurnal sejarah dan pendidikan sejarah, volume 7, nomor 2 (2018), menerbitkan kajian bertajuk Kiprah Sudharmono dalam Sejarah Golongan Karya.

Pada Musyawarah Nasional Golkar III (1983), dengan bantuan dan dukungan Soeharto, Sudharmono terpilih menjadi Ketua Golkar.

Partai Golkar periode 1983-1988 pun ada di bawah pimpinan Sudharmono.

Jurnal tersebut meyebutkan bahwa Sudharmono dipilih sendiri oleh Soeharto karena merupakan orang terbaik keduanya serta mengetahui pemikiran Presiden Soeharto.

Golkar merupakan partai yang paling mendominasi politik Indonesia.

Pada pemilihan umum (Pemilu) 1997, partai dengan ciri khasnya yang berwarna kuning dan logo pohon beringin ini meraih total suara mencapai 72 persen.

Setelah berhasil menjadi Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Golkar, Sudharmono diberi tanggung jawab menjadi Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg).

Pencapaian ini pun menjadikannya Mensesneg keempat di Indonesia. Periode jabatan Sudharmono, yaitu 8 April 1972 sampai 21 Maret 1988.

Selain itu, pada 1 Oktober 1982 sampai 19 Maret 1983, Sudharmono sempat menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri.

Pada Sidang Umum MPR Maret 1988 ada pembahasan mengenai pemilihan wakil presiden.

Muncul ketegangan dalam sidang tersebut karena peserta sidang terbagi menjadi dua kubu. Satu menjagokan Try Sutrisno, satunya lagi mengusung nama Sudharmono sebagai calon wakil presiden.

Sudharmono menyandang rangkap jabatan. Arsip Perpusnas menyebut statusnya sebagai Ketua Umum DPP Golkar termasuk unsur sipil (jalur G) dan birokrasi (jalur B).

 

 

Artikel Terkait