Nasional

Pemenang Sayembara Istana Garuda IKN Terima Pemred Asri Hadi dan Rombongan di Kediamannya, Bahas Apa?

Oleh : Rikard Djegadut - Rabu, 09/11/2022 13:30 WIB

Jakarta, INDONEWS.ID - Pemimpin Redaksi Media Indonews.id Drs. Asri Hadi bersama rombongan menyambangi maestro seni rupa Tanah Air sekaligus pemenang sayembara design Istana Garuda di Ibu Kota Negara Baru, Nyoman Nuarta pada Rabu (9/11022).

Maestro seni rupa yang terkenal berkat beberapa proyek ambisiusnya mulai dari Patung Proklamator RI hingga Patung Garuda Wisnu Kencana Bali itu menerima Asri Hadi dkk di kediamaannya di NuArt Sculpture Park di Jl. Setra Duta Raya No.L6, Ciwaruga, Kec. Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.

Asri Hadi belum menyampaikan secara rinci apa yang dibahas dalam pertemuan tersebut, namun dia mengungkapkan bahwa pembicararan masih seputar perkembangan pembangunan Ibu Kota Negara Baru Nusantara di Kalimantan Timur.

"Saya bersama teman-teman mendapatkan kesempatan untuk bertemu langsung dengan bapak Nyoman Nuarta yang menjelaskan tentang perkembangan IKN di Kalimantan," kata Asri Hadi melalui pesan singkatnya pada Rabu (9/11/22) siang.

Siapa Nyoman Nuarta

I Nyoman Nuarta lahir di Tabanan, Bali, 14 November 1951. Ia meruapakan pematung Indonesia dan salah satu pelopor Gerakan Seni Rupa Baru (1976).

Dia paling dikenal lewat mahakaryanya seperti Patung Fatmawati Soekarno, Patung Garuda Wisnu Kencana (Badung, Bali), Monumen Jalesveva Jayamahe (Surabaya), serta Monumen Proklamasi Indonesia (Jakarta).

Nyoman Nuarta mendapatkan gelar sarjana seni rupa-nya dari Institut Teknologi Bandung dan hingga kini menetap di Bandung.

Nyoman Nuarta adalah putra keenam dari sembilan bersaudara dari pasangan Wirjamidjana dan Samudra. Nyoman Nuarta tumbuh dalam didikan pamannya, Ketut Dharma Susila, seorang guru seni rupa.

Pemred Indonews.id Asri Hadi

Pendidikan

Setelah lulus SMA, Nuarta masuk di Institut Teknologi Bandung (ITB) tahun 1972. Awalnya Nuarta memilih jurusan seni lukis, namun setelah menempuh dua tahun dia berpindah ke jurusan seni patung.

Saat masih menjadi mahasiswa pada tahun 1979, Nyoman Nuarta memenangkan Lomba Patung Proklamator Republik Indonesia, lomba ini adalah awal dari ketenaran Nyoman Nuarta.

Bersama rekan-rekan senimannya, seperti pelukis Hardi, Dede Eri Supria, Harsono, dan kritikus seni Jim Supangkat, Nyoman Nuarta tergabung dalam Gerakan Seni Rupa Baru di Indonesia sejak tahun 1977.

Karier

Sejak tenar, Nyoman Nuarta yang merupakan alumni ITB tahun 1979 telah menghasilkan lebih dari seratus karya seni patung.

Semua karyanya menggambarkan seni patung modern sampai gaya naturalistik, dan material yang digunakan dalam padatan patungnya adalah dari tembaga dan kuningan.

Bakat Nyoman Nuarta di bidang seni diturunkan pada putrinya. Putri sulungnya, Tania belajar di jurusan seni rupa di salah satu Perguruan Tinggi di Melbourne, Australia, sedangkan adiknya, Tasya membantu Nuarta di studionya.

Sebagai seorang pematung, Nuarta telah membangun sebuah Taman Patung yang diberi nama NuArt Sculpture Park. Nuarta membangun taman ini di kelurahan Sarijadi, Bandung.

Puluhan beraneka bentuk patung dalam beraneka ukuran tersebar di areal seluas tiga hektare tersebut. Di taman tersebut dibangun gedung 4 lantai yang digunakan untuk pameran dan ruang pertemuan dengan gaya yang artistik.

Saat ini, Nyoman Nuarta merupakan pemilik dari Studio Nyoman Nuarta, Pendiri Yayasan Mandala Garuda Wisnu Kencana, Komisioner PT Garuda Adhimatra, Pengembang Proyek Mandala Garuda Wisnu Kencana di Bali, Komisioner PT Nyoman Nuarta Enterprise, serta pemilik NuArt Sculpture Park di Bandung.

Nyoman Nuarta juga tergabung dalam organisasi seni patung internasional, seperti International Sculpture Center Washington (Washington, Amerika Serikat), Royal British Sculpture Society (London, Inggris), dan Steering Committee for Bali Recovery Program.

Patung Garuda Wisnu Kencana (Badung, Bali), Monumen Jalesveva Jayamahe (Surabaya), Monumen Proklamasi Indonesia (Jakarta), serta Tugu Zapin (Pekanbaru, Riau) merupakan beberapa dari mahakarya Nuarta.

Mahakarya

Pada tahun 1993, Nuarta membuat sebuah monumen raksasa “Jalesveva Jayamahe” yang sampai sekarang masih berdiri di Dermaga Ujung Madura, Komando Armada Republik Indonesia Kawasan Timur (Koarmatim) Kota Surabaya.

Monumen tersebut menggambarkan sosok Perwira TNI Angkatan Laut berbusana Pakaian Dinas Upacara (PDU) lengkap dengan pedang kehormatan yang sedang menerawang ke arah laut.

Patung tersebut berdiri di atas bangunan dan tingginya mencapai 60,6 meter. Monumen Jalesveva Jayamahe menggambarkan generasi penerus bangsa yang yakin dan optimis untuk mencapai cita-cita bangsa Indonesia.

Karya Nuarta yang paling besar dan paling ambisius adalah Monumen Garuda Wisnu Kencana (GWK) yang dimulai sejak 8 Juni 1997 namun terhenti beberapa tahun akibat berbagai hambatan.

Rencana patung GWK sendiri akan memiliki tinggi 75 meter dengan rentang sayap garuda sepanjang 64 meter, sedangkan tinggi pedestal 60 meter. Oleh karena itu, tinggi patung dan pedestal secara keseluruhan akan menjulang setinggi 126 meter.

Terkini, Nyoman Nuarta adalah salah satu pemenang sayembara Istana Garuda Ibu Kota Baru di Kalimantan Timur. Desain burung Garuda di Istana Negara di Ibu Kota Baru yang dibuatnya sebelumnya viral di media sosial pada tahun lalu.

Seniman Nyoman Nuarta menyatakan Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah menyetujui desain Istana Kepresidenan untuk Ibu Kota Negara (IKN) baru di Kalimantan Timur. Ia menyampaikan hal tersebut dalam postingan di Instagram @nyoman_nuarta pada hari ini, Kamis, 6 Januari 2022.*

Artikel Terkait