Nasional

Hari Pahlawan Momentum Ormas Turut Berperan dalam Merawat Persatuan

Oleh : very - Kamis, 10/11/2022 21:36 WIB

Wakil Ketua Pembina Pengurus Pusat Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PP Perti), Dr. KH. Anwar Sanusi. (Foto: Ist)

 

Jakarta, INDONEWS.ID - Tanggal 10 November 2022 masyarakat kembali diingatkan sebuah momentum yang erat kaitannya dengan perjuangan bangsa dalam menegakkan kemerdekaan dan menjaga keutuhan negara. Kini perjuangan tidak lagi tentang angkat senjata melawan penjajah, namun lebih dari itu. Kini seluruh unsur masyarakat sedang bergelut melawan paham radikal yang tak hentinya merongrong persatuan.

Wakil Ketua Pembina Pengurus Pusat Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PP Perti), Dr. KH. Anwar Sanusi, SH, S.Pel, MM, turut mengutarakan optimismenya bahwa generasi muda Indonesia mampu menang dalam perjuangan mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa pasca 77 tahun kemerdekaan.

”Generasi muda ini merupakan tongkat estafet perjuangan bangsa, perekat persatuan atas segala perbedaan. Generasi muda ini harus lebih mencintai tanah airnya untuk merawat kesatuan dan persatuan. Karena lagi-lagi bahwa perjuangan berat ini memang mau tidak mau secara alami kan harus berganti (generasi),” ujar Dr. KH. Anwar Sanusi di Jakarta, Kamis (10/11/2022).

Demikian juga termasuk keberadaan ormas (organisasi kemasyarakatan) yang menurut mantan Ketua Umum ormas Perti periode 2005 - 2011 ini, memiliki peran yang sangat besar dalam merawat persatuan. Sebagaimana sejarah menuliskan bahwa ormas sejak jaman dahulu telah berjasa dalam mendorong terciptanya kemerdekaan dan melahirkan tokoh-tokoh bangsa yang hebat.

”Di Indonesia ini dengan banyaknya ormas-ormas yang ada termasuk ormas keagamaan yang tergabung dalam LPOI (Lembaga Persahabatan Ormas Islam) – LPOK (Lembaga Persahabatan Ormas Keagamaan) memiliki dan mengemban kewajiban untuk mendidik masyarakat dalam menjalin persatuan dan kesatuan,” ungkap KH. Anwar Sanusi seperti dikutip dari siaran pers Pusat Media Damai (PMD) BNPT.

Menurut salah satu pendiri dan juga Ketua LPOI ini, keberadaan ormas-ormas di tanah air adalah kelebihan yang dimiliki bangsa Indonesia. Ormas-ormas ini sambungnya, memiliki massa yang tergabung dan tersebar dalam pesantren, madrasah, sekolah perguruan tinggi, hingga fasilitas publik yang merupakan aset besar dalam perjuangan melawan paham radikalisme sebagai extraordinary crime.

”Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Persatuan Tarbiyah Islamiyah, ada Al Ittihadiyah,  Syarekat Islam, Persatuan Umat Islam (PUI), Persatuan Islam (Persis) dan lain sebagainya. Ormas ini kan punya wilayah dan punya cabang. Seperti saya dari Persatuan Tarbiyah Islamiyah kami punya 35 wilayah dan ratusan cabang. Nah melalui saluran-saluran inilah kita sampaikan pesan perdamaian dan persatuan kepada khususnya generasi muda,” ucapnya.

Mengutip pesan sang Proklamator Ir. Soekarno (Bung Karno), ‘Generasi kami ini jelas musuhnya, yaitu melawan penjajah. Tetapi nanti generasi-generasi muda ini akan lebih berat (musuhnya)’, sehingga dengan jelas Anwar Sanusi mengatakan bahwa perjuangan mempertahankan persatuan ini merupakan perjuangan berat yang mau tidak mau secara alami harus berganti generasi.

“Ada ungkapan dari Hadratussyekh KH. Hasyim Asy’ari selaku pendiri Nahdlatul Ulama, beliau mengatakan Hubbul Wathon Minal Iman, dimana mencintai negara adalah sebagian dari iman.  Artinya begini, bahwa generasi muda, generasi milenial ini kan harus lebih mencintai tanah airnya untuk merawat kesatuan dan persatuan,” jelas pendiri Badan Kontak Muballig Indonesia (Baqomubin) ini.

Jadi, pertama memang generasi muda kita ini tidak boleh dibiarkan begitu saja, terlebih karena dewasa ini, sudah masuk ke era teknologi informasi. Informasi tersebut, baik maupun buruk terkhusus terkait pada pemahaman keagamaan dan kerap menjadi ancaman.

“Oleh sebab itu, kalau agama itu diajarkan secara benar tentunya tidak bertentangan dengan nasionalisme apalagi dengan negara. Kembali lagi kalau kita adalah mencintai agama, Hubbul Wathon Minal Iman, itu mencintai agama untuk mempertahankan persatuan bangsa,” ujarnya.

Dirinya juga menyebutkan, setidaknya ada 3 hal yang bisa diupayakan oleh seluruh stakeholder bangsa dalam perjuangan melawan virus radikalisme dengan membangun deteksi dini di tengah masyarakat.

“Pertama, di perguruan tinggi itu pembekalan mahasiswa baru, dosen-dosen baru dan juga pengurus-pengurus civitas akademika. Kedua, di pesantren dengan yang namanya pencerahan Qolbu, jadi hatinya dicurahkan dulu, lalu bisa saja dikerjasamakan dengan beberapa badan atau beberapa lembaga. Nah itu untuk mencegah tadi itu mebangun deteksi dini,” sebut pria kelahiran Indramayu, 11 September 1953 silam ini.

Ketiga, membangun deteksi dini dari lingkup keluarga sebagai lingkungan dan sekolah pertama bagi anak. Karena itu, ia berharap, kesadaran dari lingkup keluarga dapat memberikan perhatian dan pendidikan untuk mampu menghindarkan seluruh anak bangsa dari paham radikalisme yang mengancam. Keluarga itu nomor satu sebagai ujung tombak dalam perjuangan pencegahan radikalisme.

Terakhir, KH. Anwar Sanusi juga menyampaikan pesannya kepada seluruh generasi muda dalam memperingati Hari Pahlawan agar seyogiannya anak muda tidak melupakan perjuangan bangsa dalam merebut kemerdekaan dan guna mengingatkan kembali bahwa generasi muda harus bersiap melanjutkan perjuangan tersebut.

”Bahwa sekali lagi Jas Merah, ‘Jangan Melupakan Sejarah’, dan mari semangat 10 November tahun 2022 ini pada 77 tahun anda sebagai generasi muda harus siap memegang tongkat estafet perjuangan bangsa,” pungkas mantan anggota DPR RI tiga periode dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (FPPP) ini. ***

 

Artikel Terkait